Ekonomi
Insentif Investasi Pariwisata Halal Disiapkan
Untuk mendukung pariwisata halal, Realisasi PMA untuk hotel dan restoran mencapai 187,8 juta dolar AS.
JAKARTA -- Pemerintah menyatakan tengah menyiapkan sejumlah penawaran insentif untuk Uni Emirat Arab (UEA). Hal itu agar rencana investasi UEA di Indonesia untuk sektor pariwisata halal dapat segera direalisasikan.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, Negara Teluk itu berencana membangun kawasan wisata halal di Pulau Banyak, Aceh. "Kita sekarang sedang menyusun detailnya untuk beberapa insentif dan izin yang mereka minta. Insya Allah, November kami akan ke UEA jika memungkinkan," kata Bahil dalam konferensi pers, Senin (23/8).
Pada Maret lalu, Pemerintah Indonesia dan UEA menandatangani kerja sama investasi, salah satunya untuk proyek infrastruktur kawasan wisata halal senilai 500 juta dolar AS. Bahlil mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) agar rencana investasi tersebut segera direalisasikan.
Sejauh ini, Kementerian Investasi tidak mencatat secara khusus realisasi investasi asing untuk sektor pariwisata. Namun, secara spesifik kementerian mendata investasi asing bidang hotel dan restoran yang menjadi bagian dari sektor pariwisata di Indonesia. Sepanjang semester I 2021 tercatat realisasi penanaman modal asing (PMA) untuk hotel dan restoran mencapai 187,8 juta dolar AS dari total rencana proyek 2,2 miliar dolar AS.
Deputi Bidang Kerja Sama Investasi Kementerian Investasi Riyatno mengatakan, salah satu strategi yang dilakukan pemerintah adalah menarik investasi asing yang mangkrak. Ia mengatakan, investasi yang mangkrak biasanya sudah memiliki perizinan, tapi terdapat kendala lain sehingga butuh pendampingan.
Ia menyebut, saat ini ada sekitar Rp 708 triliun total nilai investasi asing yang seharusnya bisa direalisasikan. Oleh karena itu, untuk mendukung realisasi tersebut Kementerian Investasi bersama Kemenparekraf menandatangani kerja sama bidang penanaman modal sektor parekraf.
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, total investasi untuk kawasan wisata halal di Pulau Banyak diindikasikan bisa mencapai 700 dolar AS atau sekitar Rp 10 triliun. "Investasi itu akan digunakan untuk pembangunan tempat penginapan, fasilitas pariwisata, dan pembangunan yang mendukung ekosistem pariwisata khususnya di Aceh. Termasuk bandara dan infrastruktur pendukung," ujar dia.
Selain Aceh, Sandiaga menyampaikan, terdapat sejumlah provinsi lain yang mengajukan diri agar bisa memperoleh investasi asing. Daerah tersebut antara lain Sumatra Barat, Nusa Tenggara Barat, Riau, dan Kalimantan.
Selain menggenjot wisata halal, Kemenparekraf juga tengah membidik pengembangan ekowisata. Kepedulian masyarakat khususnya generasi muda mulai mengarah pada tren ekowisata yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan. Hal itu merupakan salah satu dampak dari pandemi Covid-19 yang memberi kesadaran terhadap pentingnya kelestarian lingkungan.
View this post on Instagram
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf Rizky Handayani menuturkan, pemerintah perlu berkolaborasi dengan pihak swasta dalam mencari bentuk baru bagi pengembangan produk ekowisata.
"Pengembangan ekowisata ke depan nyatanya berorientasi pada nilai-nilai pelestarian lingkungan dan budaya, pemberdayaan masyarakat lokal, serta memberikan nilai keuntungan atau berorientasi jangka panjang," kata Rizky.
Ia mengatakan, pemerintah dan swasta perlu terus bekerja sama dalam mengembangkan produk ekowisata yang berkualitas dengan memperhatikan empat dimensi utama. Di antaranya, yakni basis alam, dukungan konservasi, keberlanjutan, dan pendidikan lingkungan.
"Ekowisata membutuhkan kerja sama pemerintah dan swasta untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan sebelum terlambat," ujar dia.
Rizky pun menegaskan, pembangunan pariwisata yang tidak memperhatikan lingkungan akan menjadi bumerang bagi industri perjalanan wisata saat ini dan di masa yang akan datang.
Salah satu langkah Kemenparekraf dalam mendukung tren ekowisata, yakni lewat program Bersama Generasi Kini (Berani) yang bekerja sama dengan Plataran Indonesia. Kerja sama itu, salah satunya ditujukan untuk melahirkan konten-konten positif bagi generasi muda yang inspiratif di bidangnya.
"Tujuan program Berani salah satunya menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia adalah generasi yang hebat dan progresif serta membuktikan bahwa generasi muda sudah aktif berkolaborasi dalam berkarya di bidangnya," ujar dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.