Jamaah mengambil poto Kabah saat berada di dalam kawasan Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, beberapa waktu lalu. Belum ada negara ketiga yang bersedia menyediakan tempat karantina bagi jamaah umrah | AP/Saudi Arabia Hajj

Khazanah

Menyambung Asa ke Tanah Suci

Belum ada negara ketiga yang bersedia menyediakan tempat karantina bagi jamaah umrah

OLEH ANDRIAN SAPUTRA

Niat Nurhayati mendambakan bisa berangkat umrah ke Tanah Suci tergolong lama. Ia sudah masuk dalam daftar tunggu ibadah umrah pada sebuah agen travel di Bandung sejak tahun lalu.

Bersama putranya, Nurhayati seharusnya dijadwalkan berangkat pada awal 2020. Namun, pandemi Covid-19 membuat Arab Saudi menutup pintu pelaksanaan ibadah umrah bagi jamaah internasional.

Beberapa hari lalu, ketika Pemerintah Arab Saudi membuka kembali pelaksanaan umrah bagi jamaah luar negeri, Nurhayati hanya bisa pasrah. Indonesia masih masuk dalam daftar negara yang terkena penangguhan penerbangan dari negeri kerajaan itu. 

Dia enggan bila harus menjalani karantina belasan hari di negara ketiga untuk bisa ke Tanah Suci. "Atuh gimana, kalau hati pasti ingin berangkat cepat, tapi katanya masih dilarang sampe korona-nya hilang. Nunggu pengumuman saja gimana kata pemerintah," kata Nunung kepada Republika beberapa waktu lalu.

Mimpi jamaah dari Indonesia untuk kembali bisa berziarah ke Saudi bukan hanya dari Nurhayati. Sebelum pandemi melanda, Indonesia kerap mengirim jamaah umrah ke Tanah Suci dengan jumlah signifikan. Jamaah umrah Nusantara bahkan pernah mencapai satu juta jiwa pada tahun 2017-2018.

Demi menyambung kembali asa para jamaah, Kementerian Agama kerap melobi pemerintah Kerajaan Saudi. Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag Nur Arifin mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta menyusul terbitnya surat edaran tentang dimulainya kembali layanan umrah termasuk untuk jamaah internasional pada 1 Muharram. Dalam pertemuan itu Kemenag juga meminta informasi tentang status Indonesia yang masih berstatus suspend oleh Arab Saudi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Aftab Dogra آفتاب ڈوگرا (aftabdogra)

Nur mengatakan, berdasarkan informasi dari Kedubes Arab Saudi, sampai saat ini kebijakan Arab Saudi melarang penerbangan langsung dari sembilan negara termasuk Indonesia masih berlaku. Nur juga menegaskan bahwa dalam surat edaran pemerintah Arab Saudi itu tidak membahas tentang karantina 14 hari di negara ketiga sebagai hal yang memungkinkan bagi jamaah umrah yang berasal dari negara yang terkena suspensi agar dapat berangkat ke Tanah Suci. 

Informasi tersebut berawal dari cuitan akun media sosial situs Haromain Asyarofain yang bukan merupakan laman resmi pemerintah Arab Saudi. Menurut Nur, hingga saat ini belum ada negara ketiga yang menyatakan kesiapannya menyediakan tempat karantina bagi jamaah umrah dari sembilan negara yang terkena suspensi Arab Saudi. Lebih dari itu, visa umrah bagi jamaah Indonesia pun belum dibuka.

Selain itu  Asosiasi Penyelenggara Umrah pun sudah menyampaikan tentang beban yang sangat berat yang harus ditanggung jamaah bila transit di negara ketiga dan menjalani karantina 14 hari. "Perubahan suspend ini tergantung dari kondisi pandemi Covid-19. Perwakilan kami di Arab Saudi, konsul di Jeddah, juga terus melakukan komunikasi dengan Pemerintah Saudi untuk membahas ini. Yang intinya agar masyarakat Indonesia dapat segera melaksanakan umrah tanpa dikarantina di negara ketiga karena sangat memberatkan jamaah," kata Nur 

Dewan Penasihat Asosiasi Penyelenggara Haji dan Umrah (Amphuri) Mahfudz Djaelani menilai Presiden Joko Widodo dan menteri agama  perlu bertandang langsung ke Arab Saudi melakukan lobi guna mencabut status suspensi bagi Indonesia. Apabila penundaan umrah terus berlanjut, dia khawatir semakin banyak travel umrah yang gulung tikar.

Saat ini, dari 1.600-an perusahaan layanan umrah hampir 1.000 perusahaan yang telah kolaps karena dampak suspensi penerbangan umrah. Ia juga mengkhawatirkan terjadinya ledakan penarikan dana umrah yang dilakukan jamaah sebagai akibat ketidakpastian pelaksanaan umrah.

Mahfudz pun mendorong agar Pemerintah Indonesia bisa mengikuti  kebijakan vaksin dari Arab Saudi. Menurut dia, calon jamaah umrah dapat memperoleh vaksin sesuai yang ditetapkan Arab Saudi di sejumlah rumah sakit di Indonesia yang sudah ditunjuk Arab Saudi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (republikaonline)

"Pasti ada jalan semua tergantung pendekatan, dan saya lihat kita belum keras pendekatannya. Lobi ke Kedubes tidak efektif. Seharusnya Menteri Agama turun datang ke sana kalau memang tidak didengar bawa Presiden," kata Mahfudz.

Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) Taqwa Tours, Rafiq Jauhar, berharap pemerintah dapat mengupayakan pencabutan suspensi penerbangan langsung dari Indonesia ke Tanah Suci. Adanya penerbangan langsung akan membuat travel umrah bangkit kembali setelah terpuruk karena pandemi Covid-19.

Rafik mengaku harus berjuang lebih agar bisa melanjutkan usahanya dan mempertahankan karyawan. Bahkan ia pun kini mengubah sebagian kantor travel umrahnya menjadi sebuah toko.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat