Kisah Dalam Negeri
Setelah Blok Rokan Kembali ke Pangkuan
Blok Rokan merupakan salah satu dari tiga blok terbesar yang menyumbang produksi migas nasional.
OLEH INTAN PRATIWI, DESSY SUCIATI SAPUTRI
Setelah 97 tahun berada di tangan PT Chevron Pacific Indonesia, Blok Rokan akhirnya dikelola sendiri oleh Indonesia mulai 9 Agustus 2021. Blok minyak dan gas (migas) yang terletak di Provinsi Riau tersebut kini dikelola PT Pertamina (Persero) melalui unit usahanya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Di tangan Pertamina, Blok Rokan akan dimaksimalkan untuk memproduksi energi bersih.
Blok Rokan merupakan salah satu dari tiga blok terbesar yang menyumbang produksi migas nasional. Hingga semester pertama tahun ini saja, Blok Rokan menyumbang 24 persen dari produksi migas nasional. Menurut catatan SKK Migas, produksi blok rokan mencapai 160.646 barel per hari. Padahal, Blok Rokan merupakan lapangan tua yang sudah beroperasi hampir satu abad. Namun, selain produksinya yang masih besar, di sekeliling lapangan migas tersebut masih ada potensi cadangan yang bisa dikembangkan.
Pemerintah sejak Mei 2019 lalu resmi menyerahkan hak kelola Blok Rokan kepada Pertamina. Dua tahun sebelum masa kontrak Chevron berakhir, berbagai upaya dilakukan kedua perusahaan untuk melakukan transisi alih kelola.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik peralihan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina. “Selamat atas kembalinya pengelolaan Blok Rokan ini ke pangkuan Ibu Pertiwi dan selamat bekerja untuk seluruh tim dari Pertamina,” kata Jokowi dalam video yang diunggah Pertamina melalui akun media sosialnya, Rabu (11/8).
Jokowi mengatakan, pengalihan pengelolaan Blok Rokan menjadi sebuah tantangan untuk membuktikan kemampuan Indonesia. Karena itu, ia pun berpesan agar produktivitas Blok Rokan tak menurun setelah dikelola oleh Pertamina. “Jangan sampai produktivitas Blok Rokan menurun justru setelah kita kelola sendiri,” ujarnya.
Presiden meminta agar Pertamina bekerja keras menjaga keberlanjutan Blok Rokan sebagai penopang produksi minyak nasional dan meningkatkan kemanfaatan untuk daerah. Jokowi yakin Pertamina mampu mengelola Blok Rokan.
Sehari setelah Blok Rokan resmi dikelola Pertamina, Menteri BUMN Erick Thohir meninjau langsung Blok Rokan. Erick berkunjung ke Central Gathering Station 10, Duri Steamflood (CGS 10 DSF), Duri, Bengkalis. Ia meninjau pemanfaatan dan daur ulang air terproduksi dalam sistem injeksi uap (steamflood) yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan. Fasilitas di CGS 10 ini juga merupakan yang terbesar untuk lapangan Duri dengan mengolah 200 ribu barrel fluid per day dan produksi minyak sekitar 19 ribu barel per hari.
Dalam kunjungan itu, Erick juga berdialog dan memberikan motivasi kepada para pekerja. Ia pun mengapresiasi jumlah pekerja CPI yang bergabung ke PHR. "Saya sangat apresiasi Bapak dan Ibu dengan tangan terbuka, jumlahnya 98 persen yang bergabung. Ayo bersama perbaiki BUMN," kata Erick.
Erick ingin Blok Rokan mengalami peningkatan produksi, terutama untuk pemasukan negara. Selain itu, PHR juga diharapkan bisa memberikan public service yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
"Yang menarik, kita (BUMN) juga menjalankan public service, salah satunya melalui CSR, terutama saat ini untuk penanganan Covid-19," ujar Erick.
Ramah lingkungan
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat menemani Erick Thohir mengunjungi Blok Rokan turut menjelaskan visi usaha Pertamina kepada para pekerja PHR. Nicke mengatakan, Pertamina ingin ada transisi energi dari bahan bakar fosil ke arah energi baru dan terbarukan (EBT).
"Oleh karena itu, kita harus fokus mengubah operasional kita ke arah yang lebih ramah lingkungan," kata Nicke.
Menurut Nicke, ada sejumlah upaya yang dilakukan Pertamina dalam merespons transisi energi untuk keberlangsungan usaha pada masa depan. Salah satu upaya itu adalah mengintegrasikan kilang-kilang dengan petrochemical.
"Kita akan masuk ke petrochemical yang pertumbuhannya akan meningkat terus. Dalam lima sampai 10 tahun terakhir, pertumbuhannya 3,5 persen dan diprediksi meningkat ke 5,5 persen per tahun. Jadi, kita akan beralih dari fuel ke petrochemical dengan basis minyak yang kita miliki," ujar Nicke.
Blok Rokan membentang di lima kabupaten Provinsi Riau, yakni Kabupaten Bengkalis, Siak, Kampar, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir. Blok minyak strategis ini merupakan terbesar kedua di Indonesia dengan target produksi minyak pada 2021 sekira 165 ribu barel per hari atau sekitar 24 persen dari produksi nasional.
Pertamina telah menyampaikan komitmennya untuk mempertahankan produksi pascaalih kelola dengan melakukan pengeboran yang telah ditetapkan dalam kurun waktu Agustus-Desember 2021 sebanyak 161 sumur. Jumlah itu terdiri atas 84 sumur baru dan 77 sumur eks Chevron. Selanjutnya, pada 2022 direncanakan ada tambahan kurang lebih sebanyak 500 sumur.
Nicke sebelumnya menegaskan, Pertamina akan berusaha keras menjaga produksi Blok Rokan. Pertamina akan melakukan proyek pengurasan minyak tahap lanjut atau enhanced oil recovery (EOR) hingga melakukan pengeboran secara agresif.
Pertamina mengalokasikan dana sebesar 2 miliar dolar AS hingga 2025. Dana ini akan dipakai Pertamina untuk pengeboran, pengembangan, dan menjaga produksi.
Nicke menambahkan, Pertamina juga berkomitmen melakukan eksplorasi di Blok Rokan karena masih ada potensi cadangan yang bisa dikembangkan. "WK (wilayah kerja) Rokan masih banyak lapangan nonkonvensional yang bisa dikembangkan untuk menunjang produksi nasional," ujar Nicke.
Tak hanya Blok Rokan yang kembali ke negara. Salah satu pembangkit listrik besar di Rokan yang juga memasok kebutuhan uap di Blok Rokan, yaitu Pembangkit Listrik Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN), telah resmi dikelola PT PLN (Persero).
PLN resmi mulai mengalirkan listrik dan uap ke WK Rokan pada 9 Agustus lalu."Bagi PLN, ini merupakan pembuktian bahwa kita mampu mengelola pembangkit untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah kerja migas skala besar, seperti Blok Rokan," kata Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini
Untuk menjamin pasokan listrik dan uap dalam operasional WK Rokan, PLN dan PHR telah menyepakati dan menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik dan uap (PJBTLU) pada 1 Februari 2021. Pada masa transisi, PLN memanfaatkan pembangkit listrik existing yang akan berlangsung selama tiga tahun. PLN telah mengakuisisi saham perusahaan pembangkit existing yang selama ini melistriki WK Rokan, yaitu PLTG North Duri Cogen 300 megawatt dan didukung PLTG Minas dan Central Duri sebesar 130 megawatt.
"Jangka pendek kami gunakan listrik dari pembangkit yang selama ini sudah pasok listrik ke Rokan sambil tiga tahun ini kami menyiapkan jaringan listrik untuk menghubungkan WK Rokan dengan sistem kelistrikan Sumatra," ujar Zulkifli.
Pada tahap kedua, masa layanan permanen akan mengandalkan pembangkit dan jaringan PLN yang dimulai pada 2024. PLN akan melakukan interkoneksi sistem Blok Rokan dengan sistem kelistrikan Sumatra dengan kapasitas 400 megawatt.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.