Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Jangan Sepelekan Doa

Di puncak kita dalam kondisi tak berdaya, jawabannya hanya dengan doa.

 

 

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Di puncak kita dalam kondisi tidak berdaya, maju kena, mundur kena, semua jalan keluar tampak buntu, ke mana kita bergantung? Jawabannya hanya satu, yaitu doa. Allah SWT berfirman: “Ud’uni astajib lakum” (Berdoalah kepada-Ku, pasti akan Aku ijabah untukmu) (QS Ghafir: 60). 

Nabi Musa AS saat bersama pengikutnya Bani Israil pernah menemui jalan buntu. Jika maju ke depan mereka akan tenggelam di Laut Merah. Sebaliknya, jika mundur ke belakang mereka akan dibunuh oleh Fir’aun dan pasukannya. Ketika itu pengikutnya berkata: “Inna lamudrakuun” (Kita pasti akan dibunuh).

Namun, Nabi Musa dengan yakin berkata: “Kalla inna ma’iya Rabbi sayahdiini” (Tidak mungkin, sesungguhnya aku sedang bersama Allah Tuhanku, Ia pasti akan memberikan petunjuk (QS Asy Syu’ara: 61).

Dengan ucapannya itu, keajaiban benar-benar terjadi. Allah tunjukkan dengan mukjizat. Nabi Musa diperintahkan agar memukulkan tongkatnya ke laut. Tiba-tiba Laut Merah terbelah menjadi dua bagian. Nabi Musa dan pengikutnya dimudahkan menyeberanginya. 

Firaun dan pasukannya menyangka bahwa keajaiban itu juga berlaku baginya. Karena itu, ia dan pasukannya ikut juga menyeberangi laut. Namun, ketentuan Allah SWT berbeda. Nabi Musa dan pengikutnya selamat, sementara Fir’aun dan pasukannya tenggelam dan mati dalam kondisi yang sangat mengenaskan.

 
Firaun dan pasukannya menyangka bahwa keajaiban itu juga berlaku baginya. Karena itu, ia dan pasukannya ikut juga menyeberangi laut.
 
 

Dari laut itu Allah mengangkat jasadnya untuk ditunjukkan sebagai pelajaran bagi manusia agar tidak ada yang mau meniru kebejatannya. Allah berfirman: “Falyauma nunajjika bibadanika litakuuna liman khalfaka aayah.” (QS Yunus: 92). 

Ucapan Nabi Musa di atas menunjukkan bahwa yang paling menentukan dalam doa adalah keyakinan pembacanya. Karena itu, redaksi doa tidak semuanya berupa permintaan.

Nabi Musa dengan yakin hanya mengatakan bahwa Allah pasti akan memberikan jalan keluar, “Kalla inna ma’iya Rabbi sayahdiini”. Seketika keyakinan itu menjadi kenyataan.

Nabi Ibrahim ketika dilempar ke dalam api dengan yakin mengatakan, “Hasbunallah wanikmal wakil” (Cukuplah Allah sebagai tempat berlindung). Langsung Allah SWT menjawab dengan memerintahkan api agar jangan membakarnya, “Ya naaru kuuni bardaw wa salaman alaa Ibrahim” (Wahai api, dinginlah dan selamatkanlah Ibrahim) (QS al-anbiya’: 69).

 
Nabi Muhammad SAW ketika dikepung pasukan koalisi di Kota Madinah membacakan doa yang sama dengannya. Pasukan musuh itu menjadi berantakan.
 
 

Nabi Muhammad SAW ketika dikepung pasukan koalisi di Kota Madinah membacakan doa yang sama dengannya. Pasukan musuh itu menjadi berantakan (QS Ali Imran: 173). 

Begitu juga Nabi Yunus ketika dalam perut ikan mengucapkan, “Laa ilaaha illaa anta subhanaka inni kuntu minazh zhaalimiin” (QS al-Anbiya’: 87). Seketika Allah SWT memerintahkan ikan tersebut agar menepi ke pantai dan memuntahkan Nabi Yunus dari perutnya.

Nabi Ayub setelah bersabar menerima ujian penyakit ia mengucapkan, “Anni massaniyadh dhur wa anta arhamur raahimiin.” (QS al Anbiya’: 83). Langsung Allah menghilangkan semua penyakit dalam dirinya dan memenuhi segala hal.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat