Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Alquran adalah Solusi

Alquran memberikan solusi. Itulah mengapa tema pokok Alquran adalah tentang akhirat.

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Setiap kehancuran dalam hidup manusia, penyebabnya adalah karena perebutan tentang urusan dunia. Tidak pernah ada peradaban dalam sejarah manusia yang abadi. Semua berjalan menanjak menuju titik kulminasi keruntuhannya.

Peradaban Romawi dan Persia, yang pada masa itu telah mendunia, ternyata berakhir dengan kemusnahannya. Artinya, dunia ini bukan tempat bergantung. Dunia hanyalah proses, menuju kepada akhirat. Bertahun-tahun para filsuf mencari jawaban untuk apa hidup ini?

Nalar tidak sanggup menemukan jawabannya. Sebab, hanya wahyu yang bisa memberikan informasi pasti tentang masa depan, itulah akhirat. 

Sampai sekarang masih banyak manusia yang tidak yakin dengan akhirat. Mereka meraba-raba dalam kegelepan dan kebutaan intelektual mereka. Allah menyebutkan dengan istilah “wa yamudduhum fiithughyanihim ya’mahuun.’’ (Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka). (QS al-Baqarah [2]: 15).

Kata “terombang-ambing” menggambarkan suasana tanpa pegangan sama sekali. Ibarat perahu, tanpa layar dan tanpa mesin. Mereka berjalan dalam ketidakpastian. Rasa takut pasti selalu menghantui perasaan mereka.

Itulah mengapa mereka harus lari ke dalam kubangan, dosa, maksiat, hiburan, dan mabuk-mabukan. Semua itu hanyalah sejenak untuk melupakan ketakutan psikologis yang terus mencekam.

 
Dengan membacanya saja sudah memberikan ketenangan.
 
 

Alquran memberikan solusi. Itulah mengapa tema pokok Alquran adalah tentang akhirat. Namun sayang, banyak orang tidak mau kembali kepadanya. Dengan membacanya saja sudah memberikan ketenangan. Cara membacanya, yaitu tartil. “Wa rattilil quraana tartiila.” (Bacalah Alquran dengan tartil).

Tartil adalah membaca dengan tenang, tidak tergesa-gesa, menikmati kata-kata dalam ayat, masing-masing huruf diberi haknya. Syekh al-Sa’di mengatakan, “Dengan cara tartil, kita akan mendapatkan kekuatan Alquran, sebab di dalamnya ada "tadabbur” (merenungi maknanya), “taabbud bi’ayatihi” (beribadah dengan ayat-ayatnya), “wat tahayyu’wal isti’dad lahu” (kesiapan mengikuti panduannya).

Silakan manusia berjuang habis-habisan, merebut urusan dunia, kuasai ekonomi, dan politik dengan segala cara, ujungnya pasti akan menemukan kehancurannya. Puncaknya pasti akan menghadap Allah SWT. Karena itu, tidak ada istilah menang di dunia ini. Yang ada hanyalah proses.

Kemenangan hakiki nanti di akhirat, setelah masuk surga. “Faman zihiha ‘anin naari wa udkhilal janntata faqad faaza.” (Siapa yang diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan surga maka dialah yang menang). (QS Ali Imran: 185).

Dari sini kita baru paham tentang kandungan surah al-Ashr, yakni mengapa di dalamnya Allah SWT bersumpah dengan zaman “wal ‘ashr”, bahwa tidak ada satu pun manusia sepanjang zaman yang lulus.

Semua mereka celaka. Kecuali yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran. Itu artinya bahwa ujung semua sejarah adalah akhirat. Dan, kita kini sedang bertaruh: apakah mau masuk surga atau neraka.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat