Geni
The Beatles: Get Back akan Buat Penggemar Takjub
Puncak dari film dokumenter itu adalah penampilan live terakhir The Beatles yang digelar di rooftop kantor mereka.
JAKARTA – Film dokumenter yang sudah ditunggu-tunggu Beatlemania akan segera hadir. Film berjudul “The Beatle: Get Back” arahan Peter Jackson dipastikan rilis musim gugur atau akhir November di layanan streaming Disney Plus.
Sutradara yang melejit setelah menyutradarai “The Lord of the rings” itu menghabiskan waktu tiga tahun untuk merestorasi dan mengedit hampir 60 jam video yang direkam pada Januari 1969 oleh Michael Lindsay-Hogg, serta lebih dari 150 jam audio.
“Lebih dari enam jam, Anda akan mengenal The Beatles dengan keintiman yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya,” kata Peter Jackson seperti dilansir dari laman Malay Mail, Sabtu (19/6).
Dokumenter yang akan terbagi dalam tiga bagian itu akan dirilis secara berkala selama tiga hari mulai 25 hingga 27 November 2021. Setiap bagian berdurasi dua jam.
Film dokumenter itu diklaim akan memberikan gambaran utuh selama sesi rekaman album terakhir The Beatles "Let It Be”. Selama ini, album "Let It Be” telah kadung dipercaya sebagai awal mula kehancuran The Beatles.
Namun melalui dokumenter ini, Jackson mencoba menyajikan fakta lain dibalik proses rekaman, dengan menunjukkan bagaimana semua personil bahagia dan menikmati proses produksi. Rekaman itu diketahui berjalan selama tiga minggu di Twickenham Film Studio dan Abbey Studios milik The Beatles pada tahun 1969.
Puncak dari film dokumenter itu adalah penampilan live terakhir The Beatles yang digelar di rooftop kantor mereka di pusat kota London. Selain film dokumenter, ada juga buku yang menampilkan transkrip percakapan antara John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr selama rekaman album Let It Be.
Proyek ini telah menerima persetujuan dari dua anggota Beatles yang masih hidup, Paul McCartney dan Ringo Starr, serta mantan istri John Lennon, Yoko Ono dan mantan istri George Harrison, Olivia Harrison.
Mulanya dokumenter dijadwalkan rilis pada September 2020, lalu diundur ke September 2021 karena pandemi Covid-19. Lalu kini diputuskan tayang di Disney Plus.
Peter Jackson mengatakan bahwa dokumenter "The Beatles: Get Back" akan membuat para penggemar takjub. Sebab, menurut dia, film itu mengungkap momen-momen yang sangat intim dari band rock legendaris tersebut.
Tak hanya itu, dokumenter "The Beatles: Get Back" juga tidak akan fokus pada musik atau berbagai hal di atas panggung. Sebaliknya, ini akan mengungkap momen-momen yang terjadi di belakang panggung.
"Saya pikir orang akan terkejut dengan serial ini karena dua alasan. Pertama, karena film ini akan jauh lebih intim dan kedua film ini tidak mengedepankan musik," kata Jackson yang menyutradarai film ini, seperti dilansir dari NME, Selasa (13/7).
Menurut Jackson hal itu terjadi di semua seri film. Seperti diketahui, dokumenter ini terbagi dalam tiga bagian dan akan dirilis secara berkala selama tiga hari mulai 25 hingga 27 November 2021. Setiap bagian berdurasi dua jam.
“Dan itu benar-benar berlaku untuk keseluruhan seri. Ini bukan urutan klip video MTV saat mereka membuat lagu. Mungkin ada lebih banyak obrolan antara personel, dibanding mereka bernyanyi,” jelas dia.
Film dokumenter itu juga disebut akan memberikan gambaran utuh selama sesi rekaman album terakhir The Beatles "Let It Be”. Selama ini, album "Let It Be” telah kadung dipercaya sebagai awal mula kehancuran The Beatles.
Namun melalui dokumenter ini, Jackson mencoba menyajikan fakta lain dibalik proses rekaman, dengan menunjukkan bagaimana semua personil bahagia dan menikmati proses produksi. Rekaman itu diketahui berjalan selama tiga minggu di Twickenham Film Studio dan Abbey Studios milik The Beatles pada tahun 1969.
The Beatles: Get Back akan tayang di Disney+ antara 25-27 November.
Lelang
Sotheby's kembali mengadakan lelang online memorabilia Beatles pada September tahun lalu untuk menandai 50 tahun bubarnya grup band legendaris asal Inggris itu. Penjualan yang dilakukan oleh Sotheby's itu menawarkan barang-barang yang mencakup seluruh karir pertunjukan Beatles, termasuk salinan yang ditandatangani dari single pertama mereka dari tahun 1962, "Love Me Do", senilai antara 15 ribu dan 20 ribu pound (sekira Rp 285 juta hingga Rp 380 juta).
Barang-barang lain yang dijual termasuk sepasang kacamata John Lennon yang tidak salah lagi, senilai 30 ribu hingga 40 ribu pound sterling (sekira Rp 572 juta hingga Rp 762 juta). Kemudian ada pula lembar catatan sekolah yang merinci kelakuan buruk John Lennon semasa bersekolah, yang diperkirakan bernilai hingga 5.000 poundsterling (sekira Rp 95 juta).
Ada juga jam tangan Cartier milik mantan manager The Beatles, Brian Epstein, yang diproduksi pada tahun 1966. Harganya diperkirakan mencapai 25 ribu poundsterling (sekira Rp 476 juta). Kematian Epstein pada 1967 dianggap sebagai faktor kunci yang akhirnya membuat grup band legendaris asal Liverpool itu berpisah.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.