Jakarta
Vaksinasi di Jakarta tak Dibatasi Zonasi dan Usia
Vaksinasi di Jakarta sudah mencapai 7.374.582 dosis.
JAKARTA – Masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin di DKI Jakarta kini bebas memilih untuk mendaftarkan diri di lokasi vaksinasi mana pun dan di mana pun. Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI memutuskan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Ibu Kota tidak dibatasi zonasi dan usia.
Terbukti, dari lima hari pelaksanaan vaksinasi di Masjid Raya Jakarta Islamic Center (JIC), Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara (Jakut), semua kalangan bisa ikut. Menurut Riza, mulai anak-anak berusia 12 tahun hingga warga lanjut usia (lansia) bisa mendaftar untuk mengikuti vaksinasi.
"Vaksinasi ini harus kita segerakan. Dan semua elemen masyarakat sekarang, pelaksanaan vaksin tidak dibatasi lagi zonasi bahkan umurnya," kata Riza saat ditemui wartawan di lokasi vaksinasi di JIC, Ahad (11/7).
Jumlah warga yang mengikuti vaksinasi di JIC sejak Rabu (7/7), rata-rata 350 orang. Adapun jenis vaksin yang digunakan adalah Sinovac.
Riza menjelaskan, pemerintah pusat menargetkan sekitar 7,5 juta warga DKI sudah disuntik vaksin pada akhir Agustus mendatang. Melihat dukungan dari semua komunitas dan elemen masyarakat di lapanga, ia optimistis, Pemprov DKI bisa memenuhi target yang diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia mengatakan, Jakarta diberi target vaksinasi 100 ribu warga per hari. Namun, Pemprov DKI bisa memenuhi sampai 135 ribu warga per hari. Bahkan, menurut Riza, pernah tercapai vaksinasi tertinggi sebanyak 150 ribu per hari.
"Alhamdulillah, (vaksinasi) di Jakarta sudah mencapai 7.374.582 dosis ya. Data sampai dengan (Sabtu) kemarin, dosis satu dan dosis dua. Jadi, kalau dosis satu saja sudah 61,5 persen. Dosis dua sudah 22,1 persen," tutur ketua DPD Partai Gerindra DKI tersebut.
Riza pun bersyukur, dengan peningkatan vaksinasi saat ini, tingkat kematian akibat Covid-19 di Jakarta terus menurun menjadi 1,4 persen. Sebelum vaksinasi, sambung dia, angka kematian mencapai 1,6 persen atau 1,7 persen.
Lihat postingan ini di Instagram
Hanya saja, kata dia, tingkat kesembuhan per hari masih perlu ditingkatkan. Saat ini, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Jakarta di angka 83,8 persen. "Sebelumnya, DKI Jakarta bisa mencapai 96 persen bahkan lebih angka kesembuhannya. Sekarang angka kesembuhan menurun,” kata Riza.
Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan mengatakan, tingginya kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota memunculkan kesadaran bersama di kalangan warga untuk segera divaksin. Dia mencatat, warga yang ingin divaksin sekarang jumlahnya meningkat.
"Pertama, memang angka Covid-19 yang tinggi membuat orang semakin sadar bahwa harus melindungi diri," kata Anies di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Ahad.
View this post on Instagram
Selain itu, menurut dia, semakin banyak keluarga dan tetangga sekitar yang sudah mendapatkan vaksin, menjadi contoh bagi sebagian warga yang membuat mereka bersedia divaksin. Anies pun memberikan apresiasi kepada warga yang segera mendatangi sentra vaksinasi untuk melindungi diri dari gejala berat akibat virus korona.
Selain itu, pihaknya juga melakukan jemput bola untuk mendatangi warga yang ingin divaksin, yang kesulitan mobilitas. Karena itu, sebanyak 16 mobil vaksinasi keliling dikerahkan untuk menjangkau seluruh wilayah Jakarta, dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Untuk mempermudah masyarakat ikut vaksinasi, kata Anies, tersedia aplikasi Jaki (Jakarta Kini). Warga yang bisa memilih tempat dan waktu yang sesuai jika ingin mendapatkan vaksin. Dengan begitu, tidak terjadi antrean dan warga bisa datang sesuai jadwal.
"Kita ingin agar lebih banyak masyarakat Jakarta yang lebih cepat melakukan vaksinasi. Saat ini sudah 5,4 juta yang mendapatkan vaksin dan kita harus ngebut, lebih cepat lebih baik," kata Anies.
View this post on Instagram
Jakarta siap
Kepala Dinas Kesehatan DKI, Widyastuti, menyatakan, sejak pandemi melanda, Jakarta banyak belajar untuk lebih siap dalam menghadapi Covid-19. Karena itu, menyikapi peningkatan signifikan kasus akhir-akhir ini, pihaknya lebih sigap menanganinya.
"Kami banyak belajar dan ini pengalaman yang sangat berharga agar DKI bisa lebih siap lagi menghadapi pandemi Covid-19," kata Widyastuti di Jakarta, Sabtu (10/7).
Widyastuti menjelaskan, pelajaran tersebut bukan saja berasal dari kasus yang terjadi, melainkan juga melalui survei. Dinkes DKI juga melakukan penelitian dengan menggandeng ahli sejak awal pandemi pada Maret 2020.
Pemprov DKI Jakarta, kata Widyastuti, juga sudah menyediakan data yang dikolaborasikan bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, Lembaga Eijkman, dan CDC Indonesia. "Semoga kolaborasi ini bisa memberikan pelajaran untuk pengambilan kebijakan lanjutan dan bisa memberikan gambaran senyata-nyatanya kondisi Jakarta karena kita tahu pengambilan metode sudah dengan validitas tinggi," katanya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.