Yoghurt adalah camilan lezat dan tidak melewati batas kalori harian untuk anak-anak. | Photo by Javon Swaby from Pexels

Kuliner

Camilan Rasa Nostalgia 

Tren puluhan tahun lalu sering mengilhami berbagai produk, termasuk makanan camilan. 

OLEH SANTI SOPIA, DESY SUSILAWATI 

Kebiasaan ngemil tak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Terlebih, pandemi Covid-19 membuat orang lebih sering di rumah dan ditemani dengan camilan. Setiap orang juga punya masing-masing selera dalam memilih camilan. Banyak orang yang suka dengan camilan yang lebih familiar di lidah, tapi juga mengingatkan ke masa lalu. Camilan seperti itu kembali digemari saat ini.

Salah satu rasa camilan yang tidak pernah kehabisan penggemar, menurut Senior Brand Manager Japota Michael Brian, adalah keripik kentang. Camilan yang pernah tren di era 90-an kini kembali lagi disukai generasi milenial.

“Sama halnya dengan tren fashion, tren ngemil juga balik lagi ke 90-an. Tren ini semakin meningkat dengan kondisi pandemi yang apa-apa di rumah. Snacking ini unsurnya melepas stres. Jadi, kebiasaan ini ikut meningkat,” kata Michael, dua bulan lalu.

Dia melihat, semakin banyak anak muda yang bangga dengan produk lokal Indonesia, terutama yang bernilai khusus, seperti nostalgia. Contohnya saja dalam perfilman atau musik, banyak diilhami dan mengadopsi tren-tren yang berlaku beberapa puluh tahun lalu. Di bidang kuliner pun sama, termasuk untuk camilan. Makanan jadul pun digemari lagi. 

Dari kecenderungan itulah, Calbee Wings juga ingin membangkitkan sisi nostalgia masyarakat Indonesia terhadap rasa yang mereka kenali dari kecil dalam bentuk snack keripik kentang. Itu sebabnya, Japota meluncurkan Japota rasa Ayam Bawang. “Melalui rasa Ayam Bawang, Japota menghadirkan rasa yang sudah tidak asing di lidah masyarakat Indonesia dalam bentuk snack keripik kentang,” ucap Michael. 

photo
Tren puluhan tahun lalu sering mengilhami berbagai produk, termasuk makanan camilan.  - (Dutch Kitchen)

Keripiknya terbuat dari kentang yang bertekstur tipis. Sedangkan, rasa ayam bawangnya dari paduan rasa baru yang terinspirasi cita rasa lokal Indonesia, yaitu kaldu ayam dan taburan bawang goreng. Taburan bawang goreng merupakan kegemaran orang Indonesia dalam berbagai masakan dan inilah yang dimasukkan dalam Japota Ayam Bawang. Rasa ini merupakan produk lanjutan dari suksesnya Umami Japanese Seaweed dan Happy Honey Butter. #GakCukupSatu.

Berdasarkan hasil survei terhadap 150 orang yang telah mencoba Japota Ayam Bawang, sebanyak sembilan dari 10 orang mengaku menyukainya (96 persen) dan akan membelinya (93 persen). Japota turut menggandeng Adipati Dolken sebagai brand ambassador-nya. 

Aktor muda ini mengaku gemar ngemil di sela-sela kesibukannya sehari-hari, bahkan aktivitas itu tak bisa dipisahkan dari kesehariannya. “Yang pasti snacking jadi kebiasaan yang dijalani dan berasa makan terus. Kebiasaan itu sering terjadi saat nonton TV, di rumah, main game,” kata Adipati. 

Sejak kecil, Adipati juga menyukai rasa tertentu yang pas di lidah. “Seperti ayam bawang, sudah seperti makanan nyaman, jadi memori ingat masa kecil,” tambah aktor 29 tahun itu.

photo
Tren puluhan tahun lalu sering mengilhami berbagai produk, termasuk makanan camilan.  - (Dutch Kitchen)

Jajanan unik khas Belanda

Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat Indonesia sangat menggemari ragam jajanan atau makanan ringan yang diadopsi dari luar negeri. Umumnya, makanan ringan dari negara Asia, seperti Korea, Taiwan, dan Jepang menjadi favorit seiring dengan meningkatnya popularitas K-Pop dan J-Pop di Indonesia. 

Meski begitu, tahukan Anda bahwa negara-negara Eropa justru memberikan pengaruh yang tak sedikit bagi kuliner Indonesia? Contohnya saja bisa dilihat pada jajanan atau camilan khas Belanda. Negeri Kincir Angin ini punya beberapa makanan ringan yang lezat, tak biasa, dan menggugah selera. 

Salah satu gerai kuliner yang menjual makanan ringan khas Belanda di Indonesia, Dutch Kitchen, membagikan rekomendasi jajanan unik khas Belanda yang mesti Anda coba. Dalam pernyataannya yang diterima Republika, sebulan lalu menyebutkan beberapa camilan, yaitu Bitterballen, Patatje Oorlog atau Kentang Goreng Perang, dan Macaroni Schotel.

“Selama ini masyarakat Indonesia lebih familiar dengan makanan ringan dari Asia. Kami berkomitmen membawa pengalaman yang berbeda untuk mereka dengan memopulerkan makanan ringan dari Eropa, khususnya Belanda,” ujar Founder Dutch Kitchen Nelly Purnomo dalam keterangan persnya. 

1. Bitterballen 

Camilan ini paling sering ditemui di Indonesia. Bitterballen teruat dari daging, tepung terigu, bubuk pala, cincangan parsley, garam, dan merica berbalut tepung roti, lalu digoreng sampai renyah. "Bitterballen Dutch Kitchen memiliki beragam isian, seperti Cheese Ballen, Smoke Beef Cheese Ballen, Mushroom Bitterballen, hingga Real Beef Bitterballen," kata Nelly. 

Sajiannya adalah dengan makanan pendamping, seperti Golden Finger (seperti nugget) sampai kentang goreng. Uniknya, pengunjung bisa memilih empat varian saus, seperti Spicy Bolognese, Spicy Maybe, Cheesy Chiz, hingga Smokey BBQ. 

2. Patatje Oorlog

Meski kerap disebut berasal dari Prancis atau Belgia, Belanda juga terkenal dengan olahan kentang. "Orang Belanda menamai kentang gorengnya dengan nama Patatje Oorlog atau kentang goreng perang," tambah Nelly. Nama unik ini berasal dari banyaknya pugasan yang bercampur dalam kentang goreng, jadi seperti perang.

Kentang goreng ini ada juga di Dutch Kitchen dengan nama Loaded Fries yang berisi kentang goreng, tortilla chips, saus mayonaise, dan parsley. Sausnya pun sama seperti Bitterballen, yaitu Spicy Bolognese, Spicy Maybe, Cheesy Chiz, juga Smokey BBQ. 

3. Macaroni Schotel

Nelly menyebutkan, kata schotel saja sudah memperjelas kaitan makanan ini dengan Negeri Belanda. Beberapa sumber menyebutkan, schotel erat kaitannya dengan kata schaal yang dalam bahasa Belanda berarti wadah atau mangkok. "Itulah yang membuat Macaroni Schotel bisa diartikan hidangan makaroni yang disajikan dalam wadah."

Sedikit berbeda, Dutch Kitchen menamainya sebagai Mac N Cheese. Penyajiannya didampingi dengan kentang goreng.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat