Olahraga
Haris Seferovic, Cetak Sejarah di Euro
Haris Seferovic menemukan ritme permainan saat bergabung ke Bundesliga dan menjadi legenda klub.
OLEH EKO SUPRIYADI
Nama Haris Seferovic mulai menjadi pembicaraan dalam gelaran Euro 2020 usai membawa Swiss melaju ke perempat final. Pemain kelahiran 22 Februari 1992 itu menjadi salah satu dari beberapa pemain Muslim dalam turnamen bergengsi antarnegara Eropa ini.
Ibunya, Sefika Seferovic, dan sang ayah, Hamza Seferovic, merupakan keluarga Muslim yang sebenarnya berasal dari sebuah kota kecil di Bosnia dan Herzegovina—pecahan Yugoslavia, yang disebut sebagai Sanski-Most.
Orang tua Seferovic melakukan imigrasi ke Swiss pada 1980-an. Bakat penyerang tengah Swiss itu mulai terlihat ketika baru berumur tujuh tahun ketika pada awal kariernya bersama tim muda FC Sursee.
Lima tahun di FC Sursee, Seferovic pun pindah ke klub lain di Swiss pada 2004 bernama FC Luzen. Di sana ia kembali membuat klubnya terkesan dan diberikan kesempatan untuk mengawali kariernya di tim senior.
Lima tahun berselang, ia mulai dilirik oleh klub papan atas Swiss, Grasshopper. Tak butuh waktu lama untuk bisa menarik perhatian klub Eropa yang lebih besar. Setahun kemudian, ia pindah ke Fiorentina, lalu bergabung dengan klub Spanyol, Real Sociedad, pada 2013.
Tak mendapatkan apa yang diinginkannya, ia pindah ke klub Bundesliga, Eintracht Frankfurt. Seferovic akhirnya menemukan ritme permainan saat bergabung ke Bundesliga dan menjadi legenda klub dengan sumbangan golnya. Ia mencetak 23 gol dalam 29 penampilan di Liga Portugal tersebut pada musim 2018/19 di mana Benfica keluar sebagai juara. Pada saat kariernya sedang menanjak, Haris Seferovic pun menikah dengan Amina di Swiss.
Seferovic kini dikenang sebagai pemain yang mencetak gol ke-800 dalam sejarah Euro. Namanya tercatat setelah 60 tahun lalu, Milan Galic mencetak gol pertama di Euro untuk Yugoslavia. Seferovic pun menjadi pahlawan kemenangan Swiss atas Prancis dalam babak 16 besar dengan dua golnya ke gawang Hugo Lloris.
''Kadang-kadang saya tidak mencetak gol. Tapi, malam ini saya membuktikan saat mendapatkan peluang di kotak penalti, saya mencetak gol. Itu malah yang paling indah,'' ucap Seferovic usai membawa Swiss ke perempat final Euro 2020, dikutip dari laman resmi UEFA, Kamis (1/7).
Besok, Seferovic bersama pemain Muslim lainnya di skuad Swiss bersiap untuk mencetak sejarah baru saat menghadapi Spanyol di perempat final yang akan digelar di St Petersburg Stadium. Swiss tentunya ingin tampil di Wembley setelah menyingkirkan juara Piala Dunia 2018, dan mereka memiliki segalanya untuk bisa terus percaya. Walaupun Spanyol mampu mencetak 10 gol, dua pertemuan terakhir dengan keduanya berjalan ketat. Imbang 1-1 di Basel, lalu Spanyol menang 1-0 pada awal Oktober 2020.
''Semua orang dari Swiss bisa sangat, sangat bangga. Kami membuat sejarah melawan Prancis. Saya sangat bangga menjadi bagian dari tim ini. Kami bisa bermimpi. Kami masih di turnamen.”
“Kami tahu Spanyol, kami bermain melawan mereka beberapa bulan yang lalu, tetapi kami membutuhkan karakter yang sama, semangat juang yang sama yang kami tunjukkan saat melawan Prancis,'' ujar kapten Swiss yang juga pemain Muslim, Granit Xhaka, memperkuat impian Seferovic yang ingin menjadi juara pada ajang Euro kali ini.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.