Ekonomi
Pemerintah Terbitkan Sukuk Hijau Perdana Bertenor 30 Tahun
Perkembangan pasar keuangan syariah di Indonesia dalam lima tahun terakhir juga terus menunjukkan perkembangan positif.
JAKARTA – Pemerintah menerbitkan sukuk hijau pertama dengan tenor mencapai 30 tahun di pasar keuangan global. Hal itu menjadi bagian dari penerbitan sukuk global pemerintah senilai 3 miliar dolar AS.
Transaksi tersebut terdiri atas penerbitan sukuk senilai 1,25 miliar dolar AS dengan tenor lima tahun, sukuk 1 miliar dolar AS dengan tenor 10 tahun, dan sukuk hijau senilai 750 juta dolar AS dengan tenor 30 tahun.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman menyampaikan, terdapat beberapa capaian penting yang berhasil diraih dari penerbitan sukuk global tersebut. "Pencapaian yield, sebaran di atas US Treasury dan kupon terendah untuk tenor lima, 10, dan 30 tahun untuk sukuk global yang pernah diterbitkan oleh pemerintah," kata Luky pada Kamis (3/6).
Penerbitan sukuk global tersebut menggunakan struktur akad wakalah dan telah mendapatkan opini syariah dari DSN MUI maupun dari CIMB Islamic Bank Berhad, Shari’a Advisory Board of Citi Islamic Investment Bank EC, Fatwa and Sharia Supervisory Board of Dubai Islamic Bank PJSC, HSBC Global Shariah Supervisory Committee, dan Global Shariah Supervisory Committee of Standard Chartered Bank.
Transaksi ini dilaksanakan sejalan dengan strategi pembiayaan APBN serta komitmen pemerintah untuk mengembangkan dan meningkatkan likuiditas pasar sukuk di kawasan Asia. "Ini menegaskan kembali kedalaman pasar sukuk serta menunjukkan minat investasi yang kokoh untuk Indonesia," kata Luky.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, perkembangan pasar keuangan syariah di Indonesia dalam lima tahun terakhir juga terus menunjukkan perkembangan positif. Tercatat dalam lima tahun terakhir, kinerja saham syariah meningkat 28,62 persen, sukuk korporasi naik 206,5 persen, reksa dana syariah meningkat sebesar 574,8 persen, dan sukuk pemerintah juga meningkat 226 persen.
"Jadi kami melanjutkan, meningkatkan instrumen dan basis investor, terutama dengan berkembangnya kelas menengah di Indonesia yang ingin berinvestasi pada instrumen investasi yang sesuai dengan syariah,” ujarnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Menurutnya, pemerintah telah melakukan berbagai strategi pengembangan pasar modal syariah. Strategi komprehensif telah disiapkan untuk meningkatkan geliat pasar modal syariah di Indonesia dalam lima tahun ke depan.
"Pertama adalah mengembangkan produk pasar modal syariah, kemudian memperkuat dan mengembangkan infrastruktur pasar modal syariah, meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal syariah, dan memperkuat sinergi dengan banyak pemangku kepentingan," ungkapnya.
Selain itu, pengembangan produk dilakukan untuk meningkatkan suplai dan permintaan dari industri keuangan syariah. Hal ini juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan semua level produk pasar modal syariah seperti sukuk, reksa dana, maupun saham syariah.
"Pengembangan produk dilaksanakan sejalan dengan perkembangan teknologi keuangan, filantropi Islam, dan juga produk investasi yang berwawasan lingkungan," ucapnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.