Seniman Abdul Hamid alias Pak Ogah dan beberapa boneka serial Unyil menghibur anak-anak korban banjir di Sanggar Ciliwung Bukit Duri, Jakarta sebelum pandemi Covid-19. | ANTARA

Kisah Dalam Negeri

Suara Pak Ogah tak Pernah Padam Tertelan Usia

Sejak lama Abdul Hamid menjadi pengisi suara Pak Ogah.

OLEH UJI SUKMA MEDIANTI 

Abdul Hamid (74 tahun), kini tergolek lemah di rumahnya. Siapa yang menyangka kalau dulu namanya besar dan tenar seantero Indonesia. Suaranya, menjadi pengisi tayangan “Si Unyil” menjadi tokoh Pak Ogah.

Dalam tayangan Si Unyil, Pak Ogah merupakan gambaran sosok tunakarya yang memiliki ciri khas kepala pelontos. Karakternya digambarkan sebagai seorang yang pemalas dan suka nongkrong di pos ronda.

Selain itu, ciri khas lain Pak Ogah yang mengakar di benak para penggemarnya adalah kalimat "cepek dulu dong", ketika ada yang hendak melintasi pos ronda.

Serial Si Unyil, merupakan pertunjukan wayang boneka ciptaan lulusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (TTB), Suyadi. Kisah Si Unyil telah mengudara pertama kali di TVRI pada 5 April 1981. Film ini menemani masa anak-anak zaman itu pada setiap Ahad pagi.

Jauh dari masa kejayaan serial Si Unyil, Hamid sang pemeran Pak Ogah kini sedang terkulai sakit. Badannya memang sehat, meski bobot tubuhnya berkurang. Namun, ia kesulitan bicara. Hal itulah yang membuat hidupnya berubah. Peristiwa yang mengubah hidupnya itu bermula sekitar tiga bulan lalu.

Saat itu, Hamid mengeluh kepada sang istri kalau ponselnya rusak. Padahal, telepon genggamnya itu selama ini tak pernah bermasalah. "Saya cek kenapa rusak, ternyata tak ada yang rusak," kata Yuyun, istri Hamid saat ditemui di kediamannya di Perumahan Villa Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Rabu (26/5).

Kondisi itu kemudian berlanjut, saat Hamid makin kesulitan berbicara dan melakukan kegiatan normalnya. Dia pun kerap mengeluhkan sakit kepala yang hebat. Hal itu membuat emosi Hamid meledak-ledak. "Waktu itu emosinya jadi enggak terkontrol. Sampai paling parahnya pingsan," kata Yuyun.

Ketika pingsan, pihak keluarga pun akhirnya membawa Hamid ke rumah sakit di dekat rumah. Hamid divonis menderita penyumbatan pembuluh darah di otak kanan dan kiri.

Penyumbatan pembuluh darah di otak terjadi ketika aliran darah di batang otak terganggu. Sel-sel saraf di bagian tersebut akan rusak dan mengakibatkan batang otak tidak bisa mengirimkan sinyal dari otak ke seluruh anggota tubuh.

Hal inilah yang menyebabkan berbagai fungsi tubuh terganggu. Yuyun menuturkan, sebelum sakit, Hamid masih menjadi pengisi suara di “Laptop Si Unyil”, yang tayang di stasiun televisi swasta.

Hamid sempat dirawat di rumah sakit selama 10 hari. Namun, bukan itu yang diinginkan Hamid. Sejatinya, ia hanya ingin kemampuan bicaranya kembali seperti semula. Dia ingin tetap menjadi pengisi suara.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pak Ogah (pakogah_real)

Ketika pertama kali masuk ke rumah sakit, Hamid sempat khawatir biaya yang hendak ditanggung oleh pihak keluarga. "Memang awal-awal khawatir sama biaya. Tapi, sekarang kan sebetulnya sudah aman ya karena BPJS sudah aktif lagi," ucap Yuyun.

Sesekali Hamid nyambung saat diajak berbicara. Salah satunya ketika rekan-rekan kerjanya berkunjung ke rumah. Dia merasa mendapat dukungan yang tak terhingga.

Pada masa awal-awal kondisi sang suami, Yuyun hanya bisa sedih. "Saya juga sempat bingung, merasa sendiri. Karena mau minta bantuan juga ke siapa?" ujarnya.

Putra ketiga Hamid, Dono Arsiano, menjelaskan, aktivitas sang ayah memang tak pernah jauh dari dunia pengisi suara. Beberapa kali, ketika masih muda dulu, sang ayah juga kerap diundang sebagai pembawa acara off-air. "Jadi, memang seumur hidup ya dunianya di situ," kata Dono.

Sang ayah sebelumnya memang sering mengeluh sakit. Namun, belum separah seperti sekarang. Dono menduga, penyakit itu datang akibat faktor usia. "Memang sehari sakit entar beberapa hari sembuh, gitu-gitu doang, tapi itu penyakit biasa. Sekarang parah ini."

Kini, Yuyun dan anaknya berharap agar kondisi Pak Ogah, dapat membaik. Setidaknya, suami dan seorang ayah itu memiliki semangat untuk menjalani pengobatan maupun terapi. "Kalau dibilang mau sembuh pasti. Tapi bagaimana meyakinkan kalau semua itu butuh proses yang sedang pihak keluarga upayakan itu," ujar Dono.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat