Kabar Utama
Indonesia Kejar Kepastian Haji
Kementerian Kesehatan telah berupaya memberikan vaksin kepada calon jamaah haji.
JAKARTA -- Pemerintah masih menanti informasi resmi dari Kerajaan Arab Saudi mengenai pembukaan ibadah haji bagi jamaah internasional. Walau belum ada kepastian, pemerintah menyatakan terus melakukan persiapan, mulai dari akomodasi hingga calon jamaah haji (calhaj).
Para pemangku kepentingan terkait pun terus berkomunikasi dengan pihak Saudi untuk memperoleh kepastian. Konsul Jenderal RI di Jeddah Eko Hartono mengatakan, informasi penyelenggaraan haji 2021 bagi jamaah luar negeri masih simpang siur, termasuk soal kuota haji.
"Kemarin sore dapat informasi (kuota jamaah haji luar negeri) antara 5 hingga 20 persen. Masih simpang siur," kata Eko saat dihubungi Republika, Jumat (21/5).
Menurut dia, saat ini hanya beberapa informasi yang bisa dipastikan, di antaranya soal protokol kesehatan yang ketat. Salah satunya, jamaah harus sudah menjalani vaksinasi Covid-19 atau sembuh dari penyakit tersebut serta melakukan karantina selama tiga hari setelah kedatangan.
Mengenai merek vaksin, Eko menyebut Saudi sejauh ini baru mengakui empat jenis, yaitu Pfizer, Astrazeneca, Moderna, serta Johnson and Johnson. Ia berharap Saudi dapat melakukan peninjauan kembali karena Indonesia lebih banyak menggunakan vaksin Sinovac.
Eko pun mengaku sudah membaca berita yang melaporkan bahwa jamaah internasional diizinkan mengikuti pelaksanaan haji tahun ini. Namun, Konsulat Jenderal RI (KJRI) belum mendapatkan informasi lanjutan tentang kuota maupun teknis pelaksanaannya.
"Skenario pelaksanaan haji juga belum jelas. Namun, ada informasi, semua mendarat di Madinah terlebih dahulu," ujarnya. Menurut kabar yang ia dengar, jamaah haji harus terlebih dahulu mendarat di Madinah untuk melakukan karantina mandiri.
Setelah itu, jamaah dapat melakukan ibadah selama dua hari. Kemudian, kata dia, jamaah melanjutkan perjalanan menuju Makkah untuk haji selama kisaran waktu delapan hari. Nantinya, jamaah haji akan kembali ke negara masing-masing melalui bandara di Jeddah.
Pihak KJRI pun ia nyatakan tetap melakukan persiapan terkait dengan ibadah tahunan ini. Di antaranya, KJRI melakukan rapat dengan pihak penyedia katering, hotel, dan transportasi. Layanan tersebut vital dalam penyelenggaraan haji.
Eko menyebutkan, pihaknya kembali melakukan pemeriksaan atas izin operasional penyedia jasa tersebut. Tak hanya itu, kelengkapan sarana yang mereka miliki juga patut dipantau agar dapat memberikan pelayanan maksimal.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah berupaya memberikan vaksin kepada calon jamaah haji. Rapat dan pertemuan antara KJRI dan pihak terkait, seperti Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Kesehatan, juga tetap dilakukan walau secara daring.
Sebelumnya, Konsul Haji KJRI di Jeddah Endang Jumali menyebut dirinya belum mendapatkan informasi resmi mengenai pengumuman teknis haji 2021. Pernyataan itu berdasarkan rapat yang dilakukan bersama Direktur Urusan Misi Haji di Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi Samahir Syalali pada Rabu (19/5).
Dalam pertemuan yang sama, Samahir Syalali memang menyampaikan informasi seputar pengumuman pelaksanaan haji. Namun, waktu pasti pengumumannya belum ditetapkan.
Meski Saudi belum memastikan perihal pelaksanaan haji, Endang meyakinkan, Indonesia sudah menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan pelayanan jamaah selama di Saudi. "Kalau dari segi persiapan, pelayanan di Saudi sudah ada, tapi belum ada yang dikontrak," ujarnya.
Surat kabar al-Watan pada Kamis (20/5) melaporkan, Kerajaan Arab Saudi mengizinkan jamaah dari luar negeri melaksanakan ibadah haji pada tahun ini. Pelaksanaan haji dilakukan di bawah aturan kesehatan yang ketat dan tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Pengumuman tersebut diambil mengikuti keputusan Kementerian Haji dan Umrah pada 9 Mei untuk melanjutkan haji tahun ini. Pelaksanaan operasional haji dilakukan dengan semua langkah kesehatan, keamanan dan peraturan, untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan jamaah.
Dilansir di Saudi Gazette, Kamis (20/5), Kementerian Haji pada awal bulan ini mengatakan, institusi kesehatan di Arab Saudi akan terus menilai situasi dan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjaga kesehatan seluruh umat manusia. Kementerian juga mengatakan akan mengumumkan langkah-langkah spesifik dan rencana organisasi pada kemudian hari.
Untuk pertama kalinya pada 2020, jumlah jamaah ibadah haji yang biasanya diikuti oleh lebih dari 2,5 juta Muslim harus dibatasi. Kerajaan hanya mengizinkan 1.000 jamaah dari dalam negeri akibat penyebaran Covid-19.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada Kamis telah membahas perkembangan terkini mengenai persiapan penyelenggaraan ibadah haji 2021. Meski belum ada informasi final dari Saudi mengenai keputusan haji Indonesia, persiapan pelaksanaan haji diklaim terus diupayakan.
Dalam rapat itu, Menag meminta proses persiapan tetap dilakukan hingga batas akhir permulaan pelaksanaan haji 2021. “Persiapan tetap dilakukan sampai keputusan final apakah haji 2021 dilaksanakan atau tidak,” kata Yaqut dalam siaran pers, Kamis malam.
Vaksinasi calhaj
Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka mengatakan, secara teknis, urusan kesehatan calon jamaah haji sudah siap. Oleh karena itu, jamaah siap diberangkatkan ketika sudah ada keputusan final dari Saudi bahwa Indonesia diizinkan mengirimkan jamaah hajinya pada masa pandemi.
"Jamaah sudah divaksin sesuai dengan apa yang ada, sudah diperiksa dan jumlah (jamaah) yang divaksin terus meningkat. Kita juga telah melakukan pelatihan kepada tenaga-tenaga kesehatan," kata Eka kepada Republika, Kamis (20/5)
Eka memerinci, sudah ada 133.844 jamaah yang telah mengikuti vaksinasi Covid-19. Vaksinasi terhadap jamaah dimulai pada awal Maret 2021 dengan menggunakan vaksin Sinovac.
Vaksin Sinovac, kata Eka, telah digunakan di beberapa negara, seperti Brasil, Cina, Turki, Oman, Bahrain, Mesir, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Menurut dia, proses listing di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) direncanakan selesai pada Mei ini.
Eka mengatakan, pemerintah perlu mendapatkan informasi tentang penggunaan vaksin yang diakui Kerajaan Arab Saudi dan WHO. Sampai saat ini, ujar Eka, belum ada pernyataan resmi Saudi tentang persiapan penyelenggaraan kesehatan haji, termasuk jenis vaksin untuk skema jamaah Haji.
"Sinovac yang saat ini digunakan sedang berproses untuk mendapatkan EUL (emergency use listing) WHO," katanya.
Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Firman M Nur berharap informasi mengenai kuota haji diumumkan dalam waktu dekat. Sebab, persiapan untuk keberangkatan ibadah haji membutuhkan waktu .
"Di antara persiapan itu ada vaksin. Karena vaksin itu ada dua kali, perlu waktu khusus, maka pada saat berangkat vaksinasi yang telah diberikan bisa efektif untuk bisa menangkal virus Covid-19," ucap Firman.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.