
Khazanah
MER-C Siapkan Bantuan Medis untuk Palestina
Tim medis akan diterjunkan ke Gaza Palestina.
JAKARTA — Agresi militer Israel ke Palestina, khusus Jalur Gaza, belum berhenti. Terkait hal itu, lembaga sosial kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) akan mengirimkan tim bedah dan bantuan medis ke Gaza.
“Rencananya ada 5-6 orang yang akan berangkat, tim terdiri atas dokter spesialis bedah ortopedi, anastesi, plastik, dan lainnya. Mereka rencananya akan berada di sana selama lima sampai enam pekan,” kata Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad saat dihubungi Republika, Selasa (18/5).
Tim tersebut dilengkapi dengan obat-obatan dan peralatan medis yang merupakan hasil donasi dari masyarakat Indonesia. Meski begitu, Sarbini belum dapat memberikan kepastian kapan tim akan diberangkatkan. Hal itu karena situasi pandemi dan perizinan masuk Gaza yang sulit.
“Tim akan diberangkatkan secepat mungkin, karena memang sampai saat ini kami belum dapat memastikan tanggal pasti keberangkatan, karena akses masuk yang sulit ditambah pandemi,” katanya.
MER-C memutuskan untuk memberangkatkan tim bedah karena banyaknya korban luka di Palestina, khususnya yang mengalami patah tulang atau cedera pada sistem muskuloskeletal tubuh, seperti tulang, sendi, tendon, otot, dan syaraf. Bantuan obat-obatan dan peralatan medis, menurut Sarbini, juga akan disesuaikan dengan kebutuhan.
“Karena sekarang yang dibutuhkan di sana adalah tim untuk menangani korban luka-luka, artinya lebih efektif jika mengirimkan tim bedah ke sana. Tapi, kami masih mengupayakan mengumpulkan dokter spesialis lain, meskipun sekarang yang diprioritaskan adalah tim bedah,” ujarnya.
Mengenai kondisi Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza yang pembangunannya digagas MER-C, kata dia, rumah sakit tersebut mengalami kerusakan akibat serangan brutal Israel. Meski demikian, kerusakan tersebut tidak menganggu aktivitas medis dan perawatan.
“Karena itu bukan serangan yang menargetkan rumah sakit, tapi kerusakan itu karena efek getaran di sekitar area RSI,’’ ungkap Sarbini.
“Jadi, ada satu ruangan yang terdampak, tapi tidak terlalu parah kerusakannya dan tidak mengganggu aktivitas perawatan, karena yang rusak adalah ruang administrasi, bukan ruang rawat,” ujar dia.
Sebelumnya, pendiri, presidium, sekaligus relawan medis MER-C, dr Yogi Prabowo mengatakan, MER-C telah memiliki daftar tenaga medis yang siap diberangkatkan ke Gaza. Selain akan mengirim tim medis yang terdiri atas berbagai dokter spesialis, MER-C juga telah menggalang dana untuk membantu memenuhi kebutuhan obat-obatan dan peralatan medis di Gaza.
Meski persiapan sudah matang, upaya pemberangkatan tim ke Gaza tidak mudah karena perizinan dan akses masuk yang sulit. Namun tim MER-C, kata dia, akan berupaya semaksimal mungkin agar misi kemanusiaan ini dapat terlaksana.
“Untuk saat ini, karena akses ke Mesir telah dibuka kemungkinan dapat menjadi jalan bagi kita untuk bisa berangkatkan tim ke Gaza,” kata dia saat dihubungi Republika, Ahad (16/5).
Semua program bantuan yang digalangkan MER-C, lanjut Yogi, akan mengatasnamakan Indonesia, seperti halnya RSI di Gaza yang dibangun dari donasi masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Marauke. MER-C juga mengajak pemerintah dan seluruh warga Indonesia untuk bahu-membahu membantu warga Palestina.
Sikap Muslimat NU
Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (PP Fatayat NU) menyatakan megutuk keras serangan tentara Israel terhadap warga sipil Palestina di Masjid Al-Aqsa. Serangan ini juga mengakibatkan ratusan korban mengalami luka.
"Fatayat NU mengecam keras, mengutuk dan tidak dapat mentolerir segala bentuk kekerasan yang dilakukan Israel di kota suci umat Islam sedunia tersebut, apalagi dilakukan di bulan Ramadhan. Tindakan tersebut sangat jelas mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan secara universal," ujar Ketua Umum (Ketum) PP Fatayat NU, Anggia Erma Rini, dalam keterangan yang diterima Republika, Rabu (19/5).
Anggia lantas mendorong segenap komunitas internasional melakukan langkah-langkah serius menindaklanjuti tindakan barbar tersebut. Ia menyebut apa yang dilakukan oleh Israel tidak bisa lagi dibiarkan.
Konflik antara Israel dan Palestina memang terjadi sudah sejak lama. Namun, dunia global tidak boleh membiarkan tindakan apapun yang melukai perikemanusiaan atau universal humanity yang menjadi kesepakatan bersama.
"Harus ada suara agama, suara politik dan aksi-aksi global untuk menghentikan kekerasan yang terjadi berulang-ulang tersebut," lanjutnya.
Anggia juga sangat menyayangkan di penghujung Ramadhan dan menyambut Idul Fitri 1442 H bagi umat Islam sedunia, kekerasan pada warga sipil terjadi lagi. Apa yang terjadi di Masjidil Aqsa, kalangan warga sipil Palestina, serta sepanjang jalur Gaza menunjukkan tidak ada penghormatan pada hari dan bulan suci yang sangat dimuliakan umat Islam.
Kekerasan yang dilakukan Israel dilakukan di tempat ibadah yang sangat suci pula. Nilai kemanusiaan universal wajib tergerak, bangkit, serta bersama-bersama ikut mendorong terwujudnya perdamaian dunia di sana.
Secara kongkrit, Anggia meminta Indonesia dan otoritas negara-negara di dunia berperan aktif agar mendorong semua pihak, terutama Israel dan Palestina, untuk menahan diri dari tindakan apapun yang memicu eskalasi kekerasan.
"Setiap bentuk kekerasan, apalagi pada warga sipil yang sedang menjalankan ibadah, adalah bentuk pelanggaran hukum internasional. Semua pihak harus menahan diri, stop kekerasan, dan jangan lagi menghambat penyelesaian perdamaian antar kedua belah pihak," ujar dia.
Selain itu, Anggia juga menginstruksikan kepada segenap kader Fatayat untuk membaca doa qunut nazilah untuk warga Palestina. Doa ini dibaca setiap selesai shalat, dengan harapan meminta pertolongan pada Allah SWTagar tercipta situasi yang damai di Palestina.
Ia menyebut warga Palestina adalah saudara seiman dan sekemanusiaan. Ini saatnya untuk mengamalkan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.