Ilustrasi anak saleh. Luqman berpesan kepada anaknya untuk memiliki pendirian yang teguh. | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Kisah

Luqman dan Omongan Orang

Luqman berpesan agar setiap orang memiliki pendirian yang benar dan kuat.

Suatu ketika Luqman menunggangi keledai memasuki pasar. Sementara anaknya berjalan mengikutinya dari belakang. Orang-orang di pasar memperhatikan mereka. Ada yang mengecam Luqman, karena membiarkan anaknya berjalan kaki. Mendengar omongan itu, Luqman turun dan menaikkan anaknya ke atas keledai.

Ternyata masih ada orang yang tidak suka melihat hal tersebut. Mereka berkata, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya enak sekali menaiki keledai itu, sungguh anak kurang ajar."

Luqman kemudian ikut menunggangi keledai bersama anaknya. Masih ada juga orang-orang yang menggunjingkannya. Mereka mengasihani keledai karena harus menahan beban yang berat. Luqman mendengar omongan itu. Kali ini si bijak dan anaknya turun dan berjalan kaki. Apakah orang-orang sudah berhenti menggunjingkan mereka? belum. Ternyata masih ada saja yang membicarakan hal tak berguna.

Luqman kemudian menasihati anaknya agar tidak selamanya mendengar omongan orang, karena belum tentu benar. Dia menasihati agar selalu meminta pertimbangan Allah, karena Sang Pencipta adalah Mahapemberi hidayah.

Luqmanul Hakim diabadikan Allah menjadi nama sebuah surah. Siapa pun dapat membaca ayat-ayat Ilahi tentang Luqman di dalam surah tersebut. Isinya adalah kisah dan nasihat kebaikan yang sarat inspirasi.

Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam kitabnya al-Bidayah wan Nihayah menjelaskan asal-usul Luqman dari berbagai pendapat. Nama lengkapnya adalah Luqman bin Anqa’ (Unaqa’) bin Sadun. Dalam riwayat lain, namanya Luqman bin Tsaran. Keterangan ini diriwayatkan oleh As-Suhaili dari Ibnu Jarir dan al-Qutaibi.

As-Suhaili berkata, “Dia seorang warga Nubi, penduduk Ailah. Menurutku, dia orang yang saleh, ahli ibadah, ungkapan-ungkapannya indah, bagus, baik, dan mengandung hikmah.”

Ada yang mengatakan bahwa dia adalah seorang hakim di masa Nabi Dawud. Sufyan Ats-Tsauri menjelaskan informasi dari al-Asy’ats, Ikrimah, dan Ibnu Abbas. Luqman adalah hamba sahaya, dari Habsyah (Ethiopia, Afrika Utara) dan seorang tukang kayu.

Yahya bin Sa’id al-Anshari berkata dari Sa’id bin Al-Musayyab. “Luqman berasal dari Sudan Mesir, berbibir tebal, dan Allah memberinya hikmah.”

Suatu ketika said bin al-Musayab menasihati temannya agar tidak bersedih hanya karena berkulit hitam. Sebab, ada tiga orang terpilih di dalam Islam yang berpenampilan seperti itu. mereka adalah Bilal, Mihja’ pelayan Umar, dan Luqmanul Hakim. Yang terakhir bercirikan kulit hitam dan berbibir tebal. Amr bin Qais menambahkan ciri-ciri Luqman lainnya, yaitu bertelapak kaki panjang dan lebar. 

Yang menarik dari Luqman adalah perangainya yang penuh kebaikan. Kisah kehidupannya sebagaimana termaktub dalam Alquran menjadi pelajaran bagi masyarakat dari berbagai zaman. Dia adalah teladan karena menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Menjauhi syirik

Salah satu wejangannya yang paling terkenal adalah tentang menghindari syirik. Ya bunayya la tusyrik billah innas syirka lazhulmun azhim. Artinya: wahai anakku janganlah menyekutukan Allah, karena perbuatan itu adalah dosa besar.

Suatu ketika Luqman berkhutbah. Jamaah dari berbagai kalangan duduk mendengarkan ceramahnya. Tiba-tiba seorang pria mendatangai Luqman dan terheran-heran, bagaimana bisa Luqman berdiri di atas mimbar penuh kharisma dan mampu menasihati banyak orang, bukankah dia sehari-hari bekerja sebagai penggembala domba? 

Pria itu kemudian bertanya, bagaimana caranya bisa berkhutbah penuh hikmah? Luqman menjawab, katakan apa yang benar atau diam ketika tidak mengetahui permasalahan. Sikap seperti itu adalah perangai yang baik.

Lisan harus dijaga agar tidak berkata-kata kotor. Mulut harus dijaga dari makanan haram yang menjauhkan seorang hamba dari Allah dan juga menjaga kesucian. Jangan lupa memenuhi janji, karena janji adalah utang. Cara melunasinya adalah dengan memenuhinya.

Sikap amanah sebagaimana dicontohkan nabi harus dilaksanakan. Mereka yang diberikan kepercayaan untuk menjalankan tugas harus bisa dipercaya (amanah) dalam bekerja. Jangan sampai mereka mengkhianati wewenangnya.

 
Tetangga dan orang-orang sekitar harus dihormati dan dibantu karena mereka adalah kerabat yang paling dekat.
 
 

Tetangga dan orang-orang sekitar harus dihormati dan dibantu karena mereka adalah kerabat yang paling dekat. Kesulitan yang mereka alami harus diselesaikan bersama-sama.

Sikap-sikap seperti itu berasal dari nasihat Luqman. Bukan hanya untuk anaknya, tapi juga semua orang yang mengetahui tentang Luqman. Allah sengaja menjelaskan nasihat Luqman agar menjadi pelajaran bagi siapa pun.

Sahabat Abu Darda mengisahkan tentang Luqman. Allah tidak memberinya kebijaksanaan kepada Luqman karena kekayaan, anak-anak, garis keturunan, atau kebiasaan. Tetapi karena ilmu, mampu menahan diri, pendiam, berpikir panjang, dan tidak pernah tidur di siang hari.

Selain itu tidak ada yang pernah melihat Luqman meludah sembarangan, berdehem, meremas lemon, buang air sembarangan, mandi, mengamati hal sepele atau tertawa terbahak-bahak. Dia dikenal pandai dan berpengalaman. 

Luqman tidak menangis dan bersedih ketika semua anaknya meninggal. Bahkan sering kali dia dipanggil oleh pangeran atau pejabat untuk menengahi dan membantu mereka berpikir atau sekedar memberikan nasihat.

Nasihat untuk anak

Luqman berpesan untuk berbuat baik kepada orang tua seperti dalam QS Luqman ayat 14 dan 15. Allah memerintahkan kepada setiap orang untuk berbuat baik kedua orang tuanya, terutama ibu yang mengandung dalam keadaan lemah dan baru menyapihnya saat usia dua tahun.

Namun jika kedua orang tuanya mengajak untuk mempersekutukan Allah, maka anak boleh menolaknya tetapi tetap harus berbuat baik kepada mereka.

Luqman berpesan agar anaknya memegang teguh ketauhidan. Jamaal Abdur Rahman mengutip pemaparan al-Qurthubi, saat itu anak Luqman bertanya kepada ayahnya tentang sebutir biji yang jatuh ke dasar laut, apakah Allah mengetahuinya? Lukman menjawab itu dengan surah Luqman ayat 16, “(Luqman berkata) Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Mahamengetahui."

Dalam QS Luqman ayat 17 ada empat pesan yang diberikan kepada anaknya. Luqman berpesan agar tidak lupa mendirikan shalat, memiliki keberanian untuk mengajak manusia berbuat baik, dan memiliki keberanian untuk mencegah orang lain berbuat mungkar. Pesan terakhir dalam ini menyebutkan agar anak Luqman bersabar menghadapi musibah yang menimpa.

 
Ujian ini harus dihadapi dengan sabar agar berbuah keberhasilan.
 
 

Ketika menjalankan kebaikan dan menghindari perbuatan mungkar, maka seseorang akan mendapat ujian. Ujian ini harus dihadapi dengan sabar agar berbuah keberhasilan. Luqman meminta anaknya jangan memalingkan muka dari orang lain karena sombong dan merasa diri paling tinggi derajatnya dari orang lain. Dia juga berpesan agar anaknya tidak angkuh dalam menjalani hidup.

Sikap sombong dapat terlihat dari cara berjalan. Luqman juga berpesan untuk menyederhanakan cara berjalan. Anaknya diharapkan memiliki sifat tawadhu. Cara berjalan yang baik adalah yang pertengahan, tidak dengan langkah lambat dan tidak pula terlalu cepat.

Luqman berpesan agar anaknya selalu merendahkan suara. Karena jika meninggikan dan mengeraskan suara akan mengganggu orang lain.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat