Pekerja menjemur jagung di Desa Topore Kecamatan Papalang, Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (12/4). Harga jagung di tingkat petani mengalami kenaikan dari Rp 3.200 menjadi Rp 3.800 per kilogram akibat kurangnya produksi panen dan tingginya permintaan dari pe | ANTARA FOTO/Akbar Tado

Ekonomi

Harga Pakan Unggas Melonjak

Tanpa efisiensi, daya saing industri unggas Indonesia bisa kalah dengan Brasil.

 

JAKARTA -- Harga pakan unggas di dalam negeri terus mengalami kenaikan. Hal itu disebabkan harga bahan baku utama seperti jagung terus mengalami kenaikan sejak awal 2021. Kenaikan harga pakan kemudian berdampak terhadap harga daging ayam di tingkat konsumen.

"Harga pakan saat ini begitu tinggi naiknya. Ini bisa dibayangkan dengan situasi harga jagung saat ini," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra dalam webinar yang digelar Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi, Selasa (20/4).

Syailendra memaparkan, rata-rata harga jagung lokal pada April 2021 mencapai Rp 4.263 per kilogram (kg) atau naik 6,52 persen dari rata-rata harga Maret sebesar Rp 4.002 per kg. Harga jagung pada Januari lalu masih di kisaran Rp 3.845 per kg. Harga acuan pemerintah untuk komoditas jagung yakni paling tinggi Rp 3.150 per kg untuk kadar air 15 persen atau paling rendah Rp 2.500 per kg untuk kadar air 35 persen di tingkat petani.

 
Saya ingin ingatkan industri pakan karena kalau tidak tingkatkan daya saing ini (importasi ayam) Brasil di depan mata.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra
 

Jagung memiliki kontribusi sekitar 40-45 persen terhadap pembentukan harga pakan unggas. Syailendra mengatakan, berdasarkan pantauan Kementerian Perdagangan, harga pakan yang dijual pabrikan saat ini berkisar antara Rp 7.500 sampai Rp 8.300 per kg. Angka itu lebih tinggi dari rata-rata harga pakan yakni sebesar Rp 6.000 per kg.

Tingginya harga pakan kemudian menaikkan harga daging ayam hingga tingkat konsumen. Komponen pakan unggas berkontribusi hingga 66 persen terhadap harga daging ayam. Syailendra mengatakan, harga daging ayam di pasar saat ini bahkan ada yang melebihi Rp 40 ribu per kg atau jauh di atas acuan sebesar Rp 35 ribu per kg.

Syailendra mengingatkan, peran dan kontribusi jagung terhadap harga pakan dan pembentukan harga daging ayam sangat besar. Mahalnya harga jagung saat ini, menurut Syailendra juga karena adanya keterbatasan pasokan jagung. Ia mengatakan stok jagung saat ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan 29 hari produksi pakan, turun dari posisi Februari yang mencapai 33 hari produksi.

Menurut Syailendra, persoalan pakan ternak perlu diatasi karena tantangan ke depan dalam dunia perunggasan semakin tinggi. Dia mengingatkan, setelah kalah dalam kasus sengketa perdagangan, importasi daging ayam asal Brasil akan masuk ke Indonesia. Tanpa efisiensi yang tinggi, daya saing industri unggas dalam negeri bisa kalah saing.

"Saya ingin ingatkan industri pakan karena kalau tidak tingkatkan daya saing ini (importasi ayam) Brasil di depan mata," kata Syailendra.

photo
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (kedua kiri) bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) berbincang dengan pedagang ayam saat melakukan kunjungan kerja di Pasar Kosambi, Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/4). - (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi jagung pada 2021 bisa mencapai 22,5 juta ton. Jumlah itu dinilai cukup untuk kebutuhan industri pakan unggas dalam negeri.

Kepala Subdirektorat Mutu dan Standardisasi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Muhammad Gazali mengatakan, target produksi itu dikejar dengan target luas tanam 4,2 juta hektare (ha), luas panen 4,1 juta ha, serta produktivitas 5,4 juta ton.

"Namun, jagung diproduksi pada waktu-waktu tertentu dan hanya terpusat di beberapa provinsi," kata Gazali.

Gazali mengatakan, daerah yang menjadi sentra jagung berada di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Lampung, Jawa, Sulawesi Selatan, Gorontalo, serta Nusa Tenggara Barat. Waktu puncak produksi berada pada periode Januari-April.

Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Makmun, mengatakan, perkiraan kebutuhan jagung untuk pakan pada 2021 mencapai 10,76 juta ton. Itu terdiri dari industri pakan unggas sebesar 7,04 juta ton serta peternak unggas mandiri 3,71 juta ton.

"Kalau produksi bisa 22,5 juta ton artinya untuk industri pakan seharusnya cukup, tidak ada masalah," kata Makmun.

Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menyatakan terdapat kenaikan signifikan untuk harga jagung lokal yang digunakan sebagai bahan baku pakan unggas. GPMT menyebut harga saat ini bahkan menyentuh hingga Rp 6.000 per kg di berbagai daerah.

"Harga jagung sudah mencapai Rp 6.100 per kg di Medan. Lalu juga tembus Rp 6.000 per kg di beberapa tempat. Artinya harga memang tinggi," kata Ketua Umum GPMT Desianto Budi Utomo.

Ia mengatakan, ada anomali yang terjadi pada harga jagung. Hal ini karena saat ini masih dalam masa panen jagung dari para petani. Menurut Desianto, persoalan ini perlu diselesaikan pemerintah dengan memberikan solusi konkret.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat