Pekerja menumpuk gabah kiriman dari petani di Gudang Perum Bulog di Kampung Legok, Serang, Banten, Jumat (5/3). | ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA FOTO

Ekonomi

Bulog Bersiap Impor Beras

Bulog akan tetap menyerap gabah dari petani dengan optimal.

JAKARTA -- Pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk melakukan impor beras sebanyak 1 juta ton pada tahun ini. Impor tersebut akan digunakan sebagai stok cadangan beras. Bulog pun berjanji kebijakan itu tidak akan mengganggu proses penyerapan gabah kepada para petani.

Sekretaris Perusahaan Bulog Awaluddin Iqbal mengatakan, penugasan impor beras diputuskan berdasarkan hasil rapat koordinasi terbatas di level Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Meski demikian, masa panen padi dalam negeri turut menjadi pertimbangan.

"Di beberapa wilayah sudah mulai panen. Diperkirakan mencapai puncaknya pada April sehingga Bulog dapat menyerap hasil panen petani dalam jumlah yang besar," kata Awaluddin kepada Republika, akhir pekan lalu.

 
Produksi (beras) yang tinggi ini harus mendapatkan prioritas untuk diserap pasar.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri
 

Awaluddin menyampaikan, kebijakan impor beras juga akan mempertimbangkan situasi harga di pasar. Menurut Awaluddin, saat ini harga beras baik di hulu maupun di hilir masih relatif stabil.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada Februari 2021 sebesar Rp 4.758 per kilogram (kg) atau turun 3,31 persen dari bulan sebelumnya. Tren harga tersebut turun lebih dalam yakni 8,08 persen jika dibandingkan Februari 2020.

Sementara di level konsumen, Pusat Informasi Harga Pangan Strategi (PIHPS) mencatat, rata-rata nasional per Jumat (5/3), harga beras kualitas medium I dan medium II masing-masing masih stabil di level Rp 11.800 per kg dan Rp 11.600 per kg.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Badan Pusat Statistik (bps_statistics)

Awaluddin menambahkan, selain masa panen dan harga, jumlah stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog turut menjadi pertimbangan dalam merealisasikan impor beras. Saat ini, ia mengatakan, jumlah CBP yang dimiliki Bulog sekitar 900 ribu ton. Sementara, pemerintah meminta Bulog untuk menjaga stok beras di gudang sebanyak 1-1,5 juta ton.

Wakil Direktur Utama Perum Bulog Gatot Trihargo menyampaikan, volume impor besar sebesar 500 ribu ton untuk cadangan beras pemerintah (CBP) dan sisanya untuk keperluas beras komersial Bulog yang diperdagangkan bebas.

"Seandainya stok beras kita kurang maka kita bisa dengan utusan dari Mendag (Menteri Perdagangan) kemarin ada rakortas (rapat koordinasi terbatas) rencana akan impor beras dari luar sekitar 1 juta ton," kata Gatot.

Meski mendapat tugas importasi, Bulog tetap akan mengantisipasi masa panen raya pada Maret-April 2021 agar penyerapan gabah dapat maksimal. BPS memproyeksikan akan terdapat kenaikan produksi padi pada Januari-April 2021 sebesar 26,88 persen dari periode sama tahun lalu menjadi 25,37 juta ton gabah. Dengan kenaikan produksi padi, produksi beras pun diperkirakan naik 26,84 persen menjadi 14,54 juta ton.

"Ini sangat bagus untuk Bulog dalam hal penyerapan produksi para petani domestik. Bulog di daerah juga sudah siap menyerap. Ini akan terus menerus sampai stok stabil di 1-1,5 juta ton," katanya.

photo
Pekerja menjemur gabah di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Rabu (3/3/2021). Pihak Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang menargetkan penyerapan gabah petani lokal di Kabupaten Lebak dan Pandeglang hingga panen raya bulan April 2021 sebanyak 4.000 ton untuk dijadikan stok persediaan cadangan beras pemerintah (CBP). - (MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA FOTO)

Gatot mengatakan, kapasitas gudang Bulog di seluruh Indonesia cukup besar, yakni 3,5-4 juta ton. Dengan kapasitas tersebut, 26 wilayah operasional Bulog yang menjangkau 34 provinsi akan terus melakukan penyerapan.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menekankan, kebijakan impor beras oleh Bulog adalah untuk iron stock atau stok cadangan. "Iron stock itu barang memang selalu ditaruh untuk Bulog sebagai cadangan. Dia mesti memastikan barang itu selalu ada. Jadi tidak bisa dipengaruhi oleh panen atau apapun karena memang dipakai sebagai iron stock," ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan tetap fokus pada pengawalan masa panen padi di seluruh Indonesia yang akan dimulai pada Maret-April 2021. Prediksi kenaikan produksi padi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi harapan positif bagi kesejahteraan petani tahun ini.

"Bila ini terjadi, maka produksi (beras) yang tinggi ini harus mendapatkan prioritas untuk diserap pasar, agar kerja keras petani memberi dampak pada kesejahteraan," kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri.

Kementan berharap Bulog dan pasar domestik dapat menyerap secara penuh hasil produksi petani. Upaya peningkatan produktivitas padi juga terus berjalan melalui program food estate yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kuntoro menyampaikan, saat ini food estate di Kalimantan Tengah dan Sumba Tengah sedang menunggu masa panen.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat