Belanja
Plus Minus Belanja Tas Preloved
Kekurangannya, barang preloved tentu beda dibandingkan barang yang benar-benar baru dari toko.
OLEH SHELBI ASRIANTI
Dewi Isroyati Sugiana punya sejumlah koleksi tas branded. Perempuan 32 tahun itu senang mengumpulkan tas buatan jenama terkenal asal Amerika Serikat dan Eropa, sebagai wujud penyemangat dan self reward terhadap diri sendiri.
Akan tetapi, sejak pandemi merebak, Dewi menganggap tas-tas tersebut terlalu banyak untuknya. Perempuan yang berprofesi sebagai dokter gigi itu sedang hamil ketika pandemi bermula sehingga dia hanya di rumah saja dan rehat sejenak dari praktik.
Kala itu, dia terpikir untuk menjual sebagian tas bermerek miliknya. Dewi yang berdomisili di Jakarta Selatan tersebut mulai menjual tasnya via akun Instagram @lemarichingu serta di situs belanja daring. Selain tas, dia juga menjual sepatu, pakaian, dan aksesori.
Beberapa tas yang dia tawarkan via daring berasal dari jenama Longchamp, Kate Spade, Tory Burch, Coach, Michael Kors, Furla, dan lain-lain. Menurut Dewi, lebih baik menjual tasnya daripada tidak terpakai di rumah. Apalagi, kondisinya rata-rata masih bagus.
"Tadinya mau konsinyasi (titip jual), cuma karena jual santai jadi bikin Instagram sendiri. Hampir semua tas milik pribadi, tapi ada juga sejawat yang titip," kata Dewi kepada Republika, Kamis (18/2).
Menurut dia, membeli barang preloved sebenarnya bisa menguntungkan. Pasalnya, seseorang bisa mendapatkan barang bermerek yang bagus dan model yang memang dikehendaki, tapi dengan harga lebih miring.
View this post on Instagram
Dengan catatan, seseorang perlu benar-benar mengetahui kondisi barang yang akan dibeli. Kemudian, mendapatkan harga yang sesuai dengan kondisi. Misalnya, barang preloved yang kondisinya prima tentu beda harganya dengan yang sudah agak kikis atau bernoda.
Kekurangannya, barang preloved tentu beda dibandingkan barang yang benar-benar baru dari toko. Pembeli juga perlu memperhatikan kelengkapan barang yang dibeli, seperti dust bag, care card, serta receipt pembelian, yang turut memengaruhi harga.
Founder & Director Zeta Bags, Trisha Amanda Ardi Chas, membagikan cara perawatan barang preloved. Saran utama dari Trisha, seusai membeli tas segera lakukan proses coating (pemberian lapisan transparan), yang bisa dilakukan di gerai bag spa.
Seseorang perlu benar-benar mengetahui kondisi barang yang akan dibeli. Kemudian, mendapatkan harga yang sesuai dengan kondisi.
Dengan adanya tambahan lapisan transparan tersebut, tas tidak akan cepat kotor atau menghitam meski terkena debu, keringat, atau air hujan. Saat tidak sedang dipakai, tempatkan tas pada kantong tas atau dust bag lalu simpan di lemari.
Tas bermerek lazimnya disertai dengan dust bag asli yang menjadi kelengkapan produk. Setiap enam bulan sekali, jangan lupa mengangin-anginkan tas, mengingat bahan dasar kulit bisa mudah berjamur lantaran iklim Indonesia yang lembap.
"Walau sudah merawat tas di tempat khusus seperti spa, tetap harus rajin mengeluarkan dari dust bag agar sesekali kena cahaya matahari. Kayak merawat kulit sendiri," ujar Trisha.
Usahakan pula memasang lampu sekitar 2,5 watt di lemari penyimpanan tas untuk menjaga tas tidak lembap. Lampu yang dipakai tidak perlu terlalu terang karena pancaran cahaya berlebihan malah memicu oksidasi. Ganti juga silica gel sekitar sebulan sekali.
Walau sudah merawat tas di tempat khusus seperti spa, tetap harus rajin mengeluarkan dari dust bag agar sesekali kena cahaya matahari.
Untuk frekuensi perawatan tas di spa, bergantung pada pemakaian. Jika tas dipakai cukup sering dan mulai terlihat kotor, ada baiknya cepat dibersihkan dengan membawa ke spa. Trisha menganjurkan cermat memilih gerai spa tas yang terpercaya dan berpengalaman.
Terkait perbandingan harga tas preloved dengan produk baru, tidak ada persentase yang pasti. Banyak faktor yang memengaruhi harganya, seperti model, kondisi, permintaan konsumen, serta tren yang sedang digandrungi. Bisa saja tas mendadak jadi mahal setelah dipakai oleh figur publik tertentu.
Sebaliknya, harga tas bisa 'berantakan' jika kelengkapan seperti dust bag, box, receipt pembelian, authenticity card, dan lainnya hilang. Apabila salah memilih model tas yang bukan favorit, bisa juga harganya justru turun ketika akan dijual kembali.
"Harus jadi smart buyer, pintar memilih model yang klasik dan banyak orang suka sehingga bisa untuk investasi," kata Trisha, Rabu (17/2).
View this post on Instagram
Solusi Aman Beli Barang Preloved
Mengoleksi produk fashion bermerek seperti tas, sepatu, dompet, dan aksesoris menjadi hobi sebagian perempuan. Selain jadi kepuasan tersendiri, barang mewah itu punya nilai fungsi dan ekonomi yang menguntungkan dalam jangka panjang.
Memenuhi tingginya permintaan konsumen akan preloved luxury goods, Zeta Bags membuka butik kedua di Pantai Indah Kapuk (PIK). Gerai baru ini menghadirkan solusi melalui jasa consignment dengan mempertemukan produk dan pemilik baru.
Pembukaan butik Zeta Bags PIK dilakukan secara virtual dengan mengajak Sahabat Zeta (sapaan akrab konsumen Zeta Bags) melakoni tur virtual di butik. Area yang bisa disambangi dalam tur tersebut yakni area penjualan dan product showcase.
Ada juga area consignment, area storage, dan ruang kerja. Pembukaan Zeta Bags PIK dihadiri sejumlah Sahabat Zeta, termasuk Ivan Gunawan, Annisa Yudhoyono, Gracia Indri, Natasha Rizki, Citra Kirana, Indah Nada Puspita, Raden Prisya, dan Sarah Sofyan.
Founder & Director Zeta Bags, Trisha Amanda Ardi Chas, menginformasikan, Zeta Bags pertama kali hadir pada 2014. Zeta Bags selalu berupaya memberikan layanan terbaik dalam menjual berbagai barang mewah untuk konsumen di berbagai daerah di Indonesia.
Dalam menjangkau konsumen yang lebih luas lagi, pembukaan butik kedua digagas pada awal 2021. Zeta Bags bisa hadir lebih dekat melayani Sahabat Zeta di area Jakarta Utara, memberi pengalaman berbelanja yang aman, terjamin, dan menyenangkan.
"Konsumen memiliki kesempatan untuk melihat secara langsung berbagai kategori produk dan kualitas preloved luxury goods yang kami tawarkan di Zeta Bags dengan jaminan keaslian 100 persen," kata Trisha lewat pernyataan resminya, Kamis (11/2).
Dengan pengalaman menjalankan bisnis preloved luxury brands dengan sistem consignment, Zeta Bags berkomitmen untuk memberikan pengalaman berbelanja dengan kualitas terbaik. Setiap bulannya, Zeta Bags menjual ratusan produk bermerek dalam berbagai kategori.
Keseluruhan produk melewati proses pengecekan dan kurasi sebelum dijual kepada konsumen. Keunggulan lain dari Zeta Bags dalam memberikan pelayanan maksimal terpercaya adalah "Lifetime Money Back Guarantee", yaitu uang garansi jika barang yang sudah dijual terbukti tidak autentik.
Dilengkapi dengan sistem situs web terintegrasi melalui www.zetabags.com, sejak 2019 Zeta Bags dapat melayani pembelian dan penitipan barang 24 jam selama tujuh hari. Selain melakukan pembelian, Sahabat Zeta juga bisa melakukan titip jual daring.
Zeta Bags menjual barang bermerek preloved untuk jenama Hermes, Chanel, Louis Vuitton, Dior, Balenciaga, Gucci, YSL, Loewe, Prada, dan berbagai merek Eropa lain. Lewat situs, pelanggan dapat secara langsung memilih produk yang diinginkan.
Terlebih dalam situasi pandemi saat ini, tidak perlu repot datang ke butik, baik untuk proses pembelian maupun consignment. "Zeta Bags juga menyediakan fasilitas kurir atau ekspedisi untuk mengambil dan mengirim barang ke lokasi pelanggan," ujar Trisha.
Selain pelanggan yang membeli langsung, Zeta Bags memiliki sistem consignment yang terstruktur dan komprehensif. Semua hal yang berlangsung antara pihak yang terlibat sudah diatur dalam consignment terms dan harus disetujui kedua belah pihak.
Pada konsinyasi atau titip jual (consignment), pihak yang memiliki barang (consignor) menyerahkan barangnya kepada consignee untuk dijual. Semua prosesnya di Zeta Bags mengutamakan kenyamanan bersama.
Setiap butik Zeta Bags dilengkapi dengan area consignment khusus bagi consignor membawa barang mewah untuk titip jual. Zeta Bags juga memiliki storage yang tersistem. Penanganan barang dilakukan dengan sangat baik dan penuh kehati-hatian.
Tim Zeta Bags dan pengunjung diwajibkan menggunakan sarung tangan jika ingin menyentuh atau mencoba produk. Dari mulai waktu pengecekan barang, negosiasi harga, kapan barang akan masuk penjualan, dan lainnya menerapkan sistem yang transparan.
Begitu pula mengenai commission rate sejak awal consignor menitipkan barang hingga produk terjual di situs web maupun Instagram. Pada proses negosiasi, consignor diminta untuk menulis ekspektasi harga dari barang yang dia jual.
Jika harga yang diinginkan lebih rendah dari harga pasar maka kami akan menyarankan harga yang lebih tinggi, sehingga sama-sama untung.
"Jika harga yang diinginkan lebih rendah dari harga pasar maka kami akan menyarankan harga yang lebih tinggi, sehingga sama-sama untung," kata Trisha.
Selebritas Gracia Indri termasuk figur publik yang pernah memanfaatkan fitur titip jual, tepatnya melalui Zeta Live Shopping di Instagram. Hasilnya, tas yang dijual Gracia laku hanya dalam hitungan hari. "Prosesnya juga aman, dan terpercaya," ujarnya.
Desainer mode Ivan Gunawan sepakat bahwa kini banyak orang beranjak ke preloved luxury brand untuk pilihan berbelanja. Namun, ada hal penting yang harus diperhatikan sebelum membeli tas mewah tersebut.
Menurut Ivan, hal pertama yang harus dilakukan konsumen adalah memastikan bahwa sistem pembelian di gerai tempat melakukan transaksi terbukti aman dan terpercaya. Kedua, memastikan keaslian dengan mengetahui kualitas barang.
Ketiga yang tidak kalah penting adalah pastikan kondisi barang berdasarkan kategorinya. "Seperti di Zeta Bags, ada kategori perfect, never been used, like new, dan preloved," ujar Ivan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.