Tuntunan
Mudahnya Bangun Malam
Tempat tidur juga menjadi faktor penting untuk memudahkan kita bangun malam.
Sepertiga malam terakhir adalah waktu premium seorang hamba untuk berkomunikasi dengan Tuhannya. Itulah waktu mustajab ketika Allah kerap mengabulkan doa-doa.
Meski demikian, rasa kantuk dan malas kerap menjadi tembok yang sulit dihancurkan. Gelayut mata amat berat untuk sekadar dibuka. Padahal, dia sungguh terjaga manakala ada tayangan pertandingan sepak bola favorit di layar kaca.
Sallamah Muhammad Abu Al Kamal dalam Mukjizat Shalat Malam menjelaskan beberapa hal yang bisa membuat kita mudah bangun malam untuk melaksanakan shalat Tahajud. Pertama, hindari maksiat karena dapat menyebabkan kekerasan hati dan menghalangi limpahan rahmat Ilahi.
Seseorang pernah bertanya kepada Hasan al-Bashri, "Wahai Abu Sa'id (panggilan al-Bashri), aku ingin bangun malam dan menyucikan diri, tetapi aku tidak bisa melakukannya." Al-Bashri menjawab, "Dosa-dosamu telah membelenggu jiwamu."
Tempat tidur juga menjadi faktor penting yang dapat memudahkan kita bangun malam. Rasulullah SAW bahkan menghindari kemewahan di tempat tidurnya agar tidak membuat beliau terlelap.
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam at-Tirmidzi, salah satu istri baginda Rasulullah, Hafshah, pernah melipat selimut kasar yang biasa digunakan Rasulullah untuk tidur. Jika Rasulullah biasa tidur di atas selimut yang terlipat dua, Hafshah suatu kali melipat selimut tersebut menjadi empat bagian. Tujuannya agar lebih empuk sehingga Rasulullah nyaman beristirahat. Lantas, beliau SAW bersabda, "Tidak perlu melakukan itu karena hal itu akan mencegahku dari shalat malam."
Jika hendak mudah bangun untuk melaksanakan Tahajud, kita juga diimbau untuk menghindari pandangan dan pembicaraan yang tidak perlu.
Jika hendak mudah bangun untuk melaksanakan Tahajud, kita juga diimbau untuk menghindari pandangan dan pembicaraan yang tidak perlu. Allah SWT dalam QS an-Nur ayat 30-31 memerintahkan kepada hamba-Nya yang beriman agar menundukkan pandangan dari apa pun yang dilarang. Jika pandangannya jatuh pada sesuatu yang diharamkan tanpa disengaja, maka dia harus segera memalingkannya. Dengan cara itu, kesucian hati dapat terpelihara dan keluhuran agama bisa terjaga.
Berkaitan dengan pembicaraan yang tak perlu, Sallamah mengungkapkan, lisan adalah tali yang dibentangkan di tangan setan. Ia dapat memalingkan ke mana pun yang dikehendakinya. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Keimanan seseorang tidak akan menjadi teguh sebelum hatinya bersih, dan hatinya tidak akan menjadi bersih sebelum lisannya juga bersih." (HR Ahmad).
Seorang hamba juga hendaknya menjaga kehalalan makanannya dan sebaliknya menghindari makanan yang haram. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah Mahabaik dan hanya menerima sesuatu yang baik."
Di dalam HR Muslim, Rasulullah juga pernah menceritakan seseorang yang telah menempuh perjalanan panjang. Ia berambut kusut dan tubuhnya berdebu. Dia mengangkat tangannya ke langit sambil berkata, "Ya Tuhanku, ya Tuhanku," sementara makanannya haram. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan?
Mengurangi makan malam juga bisa memudahkan kita terbangun.
Mengurangi makan malam juga bisa memudahkan kita terbangun. Makan malam diketahui berpotensi menyebabkan seseorang tidur pulas dan sulit terbangun.
Rasulullah bahkan pernah bersabda, "Bagi manusia, tidak ada sesuatu yang lebih buruk kecuali perut yang terlalu penuh dengan makanan. Cukuplah baginya beberapa suap sekadar dapat menegakkan tulang punggungnya. Kalaupun tidak bisa dilakukan, hendaknya sepertiganya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk bernapas." (HR Ahmad).
Jangan tidur terlalu larut. Segeralah ke peraduan bila malam beranjak. Istirahat yang cukup akan mengembalikan tubuh bugar sehingga bisa melaksanakan shalat Tahajud. Awali dari setelah shalat Isya. Pada fase berikutnya, Anda akan terbiasa bangun malam meski agak sedikit terlambat. Bukankah Rasulullah SAW bahkan pernah bersabda, "Umatku diberkahi jika mereka tidur lebih awal."
Tidur siang beberapa jenak juga akan mempermudah bangun malam. Tidur siang sebentar dapat menentramkan hati dan mengembalikan kebugaran. Pada masa selepas tengah hari, seusai bekerja keras, dan seusai makan siang, ini yang disebut sebagai qailulah.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.