Hikmah
Allah Sebagai Penolong
Menjadikan Allah sepenuhnya sebagai tempat bergantung adalah puncak tertinggi tauhid.
Oleh ABDILLAH
OLEH ABDILLAH
Dalam menjalani kehidupan, sering kali kita dihadapkan dengan berbagai masalah. Kesusahan datang mendera, kesulitan tidak terelakan, kekecewaan timbul karena gagalnya harapan.
Badai pandemi yang tak kunjung hilang dan ditambah dengan keadaan ekonomi yang tak membaik, saat seperti ini, Allah-lah labuhan perlindungan terbaik. Tempat bergantung saat kesulitan mengimpit. Jadikanlah Allah sebagai tempat meminta di kala kita kepayahan.
Allah SWT berfirman: "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu'." (QS al-Ikhlas: 1-2).
Menjadikan Allah sepenuhnya sebagai tempat bergantung adalah puncak tertinggi tauhid. Bagi Muslim, penyerahan semua urusan kehidupan kepada Allah adalah keharusan. Sebaliknya, menggantungkan segala persoalan kepada manusia adalah kesalahan.
Jangan menjadikan manusia sebagai naungan dan tambatan harapan. Tak sepatutnya meminta pertolongan dan perlindungan kepada sesama manusia. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila engkau shalat, maka shalatlah seolah-olah shalat perpisahan, dan jangan mengucapkan ucapan yang esok hari engkau akan menyesalinya dan jangan bergantung kepada manusia.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Dalam hadis di atas, Nabi mengisyaratkan untuk tidak bergantung kepada manusia. Menyandarkan diri kepada sesama banyak ruginya. Kalau kita bergantung kepada manusia karena jabatan, kekuasaannya akan berakhir.
Kalau kita bergantung karena kekayaannya, kemungkinan hilang. Menggantungkan harapan kepada manusia akan berakhir dengan kekecewaan. Pun, demikian akan mendatangkan kehinaan dan kerendahan.
Inilah inti dari kata mutiara yang pernah disampaikan Sayyidina Ali bin Abi Thalib: “Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia.”
Gantungkan harapan dan cita-cita sepenuhnya kepada Allah semata, sebagaimana lisan kita selalu memohon kepada Allah. Raihlah kehormatan dan kewibaan dengan hanya mengharap pertolongan-Nya. Tambatkan hati kita hanya kepada-Nya dan bukan kepada yang lainnya. Bertawakallah kepada Allah, maka Allah akan mencukupi kebutuhan kita di dunia dan akhirat. “Barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.” (QS ath-Thalaq: 3).
Menghadaplah kepada Allah saat susah dan gelisah. Berdoalah agar Allah mudahkan semua urusan dan kebutuhan kita. Nabi SAW bersabda: “Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah. Dan, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.” (HR Ahmad).
Sebagai Muslim, kita harus terus melibatkan Allah dalam semua hal. Kita membutuhkan pertolongan Allah yang Mahakaya. Sungguh, kita tak punya kuasa saat kesusahan menyapa. Allah-lah tempat yang tepat untuk kita meminta dan bernaung saat menderita.
Allah berfirman: “Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji." (QS Fathir: 15).
Wallahu a’lam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.