Hikmah
Doa dan Bala
Pandemi ini merupakan bala atau ujian bagi setiap mukmin.
Oleh MUHAMMAD KOSIM
OLEH MUHAMMAD KOSIM
Pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Banyak dampak yang ditimbulkannya, seperti aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga ancaman kegiatan.
Pandemi ini merupakan bala atau ujian bagi setiap mukmin. Selain berusaha mengantisipasi dan menemukan obat untuk melawan virus ini, kita juga mesti menggunakan senjata mukmin yang paling berharga, yaitu doa.
Imam al-Ghazali yang menegaskan bahwa doa merupakan salah satu penyebab tertolaknya bala dan sudah pasti mendatangkan rahmat. Tak ubahnya seperti perisai yang menangkis senjata lawan dan air menjadi penyebab tumbuhnya tumbuh-tumbuhan.
Ibn Qayyim, dalam kitab ad-Daa’ wa ad-Dawaa’, menulis: “Doa adalah obat yang amat bermanfaat. Doa adalah musuh bagi bala, memerangi dan mengobatinya, mencegah, mengangkat, dan meringankan bala yang menimpa.”
Menurutnya, ketika disandingkan dengan bala, doa memiliki tiga kondisi, yaitu doa lebih kuat daripada bala sehingga doa mencegahnya; doa lebih lemah dari bala sehingga doa dapat meringankan bala yang menimpa orang bersangkutan; dan satu sama lain saling menyerang dan saling menghilangkan.
Karenanya, jangan remehkan doa. Tentu, doa mesti memiliki adab. Abul Qasim al-Qusyairi dalam Risalah Qusyairiyah menyebut, ada dua hal yang perlu diperhatikan agar doa dikabulkan. Pertama, hendaklah berdoa secara khusyuk dan menghadirkan hati. Sabdanya: "Sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa seorang hamba yang lalai hatinya." (HR at-Tirmidzi dan Ahmad).
Kedua, menjaga makanan yang halal. Menurutnya, doa adalah kebutuhan dan geriginya adalah suapan-suapan yang halal. Nabi SAW bersabda: "Perbaikilah pekerjaanmu (carilah pekerjaan yang halal), maka doamu akan dikabulkan." (HR ath-Thabrani).
Hadis lain menjelaskan, seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu, lalu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata, “Ya Rabb, ya Rabb,”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya dari yang haram, dicukupi dari yang haram, maka bagaimana mungkin dikabulkan doanya?” (HR Muslim).
Terkait dengan bala yang mengancam banyak orang, seperti wabah korona yang menyebabkan sakit, bahkan ancaman kematian, hendaklah kita saling mendoakan. Ketika doa itu tidak diketahuinya, Allah akan mengijabahnya.
Rasulullah SAW bersabda: “Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang tidak mengetahuinya, pasti dikabulkan. Doa atas orang tersebut ada malaikat yang mengawasi, setiap kali dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, maka malaikat itu berkata: ‘Amin’ dan bagimu seperti apa yang engkau doakan.” (HR Muslim).
Namun, jika doa tak segera terjawab, jangan berputus asa. Nabi SAW mengingatkan: “Tidaklah seorang Muslim berdoa dengan doa yang di dalamnya tidak ada dosa dan pemutusan hubungan kekerabatan, kecuali Allah memberikannya satu dari tiga hal: disegerakan doanya, disimpan untuknya di akhirat, atau dia dialihkan dari keburukan semisalnya”.
Mereka berkata: “Kalau begitu, kami memperbanyak doa”. Nabi SAW bersabda: “Allah lebih banyak lagi membalas” (HR Ahmad).
Mari senantiasa khusyuk berdoa mengharap pertolongan Allah SWT agar beragam bala, terutama wabah korona, segera sirna. Amin.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.