Keluarga
Agar Cuan Maksimal dari Investasi Saham
Peran perusahaan sekuritas boleh dibilang sangat krusial.
Tahun 2021 pasar saham Indonesia diproyeksikan memiliki kinerja yang positif. Hal ini mengacu pada sentimen positif yang membanjiri pasar, semisal suku bunga global rendah, pemulihan ekonomi global hingga vaksinasi massal.
Dalam melakukan investasi saham, calon investor harus melalui broker atau sekuritas untuk melakukan jual beli sahamnya. Layaknya partner dalam berinvestasi, peran sekuritas bisa dikatakan sangat krusial, sehingga sangat penting memilih broker atau perusahaan sekuritas yang terbaik dan dapat dipercaya.
Kaylani (27 tahun) menjadi salah satu orang yang baru memulai investasi saham. Pegawai swasta di Jakarta itu mengaku sudah mulai mencari informasi dan belajar ihwal investasi saham sejak beberapa bulan lalu, kebetulan beberapa temannya sudah memulai investasi saham. “Awalnya kepo sama mereka, karena ngobrolin saham terus. Lama-lama jadi tertarik dan cari tahu sendiri dulu,” kata Kaylani.
Awalnya kepo sama mereka, karena ngobrolin saham terus. Lama-lama jadi tertarik dan cari tahu sendiri dulu.Kaylani
Sebelum memulai investasi ia juga banyak mencari tahu tentang perusahaan sekuritas. Adapun untuk sekuritas sendiri ia memilih bank BNI sekuritas yang lokasinya dekat dari tempat tinggal. “Aku pilih BNI Sekuritas karena memang sudah lama pakai BNI, jadi ya sudah lanjut saja sekuritas di sana. Aku langsung datang ke kantor terdekat sih, biar enak tanya-tanya soal saham dan lainnya. Pas awal bulan Desember daftarnya,” kata Kaylani.
Kaylani memilih berinvestasi di perusahaan yang menjual sahamnya ke publik (emiten) dan memiliki catatan keuangan baik setiap tahunnya seperti Bank BCA dan Indofood. Sebagai investor saham pemula, kata Kayla, memilih perusahaan terbaik menjadi salah satu solusi dalam meminimalisasi kerugian.
Ia sudah menganggarkan dana pribadi untuk investasi saham sekitar Rp 6 juta, dengan rincian Rp 3,4 juta untuk membeli 1 lot saham BCA dan Rp 2,5 juta untuk membeli 4 lot saham Indofood. Menurut Kaylani, dana tersebut sudah cukup untuk investasi awal.
Rekomendasi teman
Selain Kaylani, ada juga Salsabila (30 tahun) yang mulai mencoba investasi saham di masa pandemi Covid-19. Salsa mengaku sebenarnya sudah mempelajari ihwal investasi saham sejak awal tahun 2020, sebelum virus korona mewabah di Indonesia. Namun tertunda beberapa bulan lantaran masalah keuangan, sehingga investasi saham baru terealisasi pada April 2020.
“Dan ternyata ada berkahnya beberapa saham kan harganya turun tuh, ya sudah itu aku anggap berkah di balik musibah,” seloroh Salsa.
Pegawai swasta di Bandung itu telah menanam saham di KAEF atau Kimia Farma Persero Tbk sebanyak 5 lot sekitar Rp 7,1 juta. Kala itu, harga lembaran saham Kimia Farma masih di angka Rp 1.200-an. Dan ketika virus makin mewabah, harga saham Kimia Farma juga terus merangkak naik.
“Tentu senang ya kalau ada cuan, tapi karena niat investasi jangka panjang jadi ya sudah didiamkan saja enggak buru-buru dijual. Mudah-mudahan ke depannya makin naik harga sahamnya,” jelas Salsa.
Ihwal perusahaan sekuritas, ia memilih perusahaan atas rekomendasi teman terdekat yang sudah memiliki pengalaman. Menurut Salsa, mendengarkan saran dan rekomendasi dari teman adalah salah satu kunci agar investasi berjalan mulus. “Kan banyak juga sekuritas abal-abal, sudahlah kita investor pemula eh salah pilih sekuritas. Pengennya untung malah boncos ntar,” kata Salsa.
Meski ini adalah investasi saham perdana, Salsa juga sudah berinvestasi di beberapa instrumen lain misalnya emas perhiasan. Salsa mengaku beruntung dikelilingi partner kerja yang melek dengan investasi, sehingga ia pun memiliki kesadaran untuk mulai berinvestasi.
Menurut Salsa, bisa menyimpan uang dan berinvestasi menjadi salah satu capaian hidup tersendiri bagi dia. Mengingat dulu semasa kuliah dan awal-awal bekerja, ia sangat sulit mengelola keuangan pribadi dengan baik. Uang selalu habis digunakan untuk membeli barang-barang sekunder seperti tas, hijab terbaru, pakaian, sepatu atau lainnya.
“Jadi kayak masih enggak nyangka bisa investasi. Ya walaupun nilainya mungkin bagi sebagian orang itu kecil, tapi bagi aku ini sudah pencapaian terbaik deh rasanya,” kata Salsa.
Pertimbangkan dengan Matang
Perencana keuangan sekaligus pendiri Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno menjelaskan bahwa saham merupakan jenis instrumen investasi jangka panjang dan berisiko tinggi. Karena itu, bagi investor pemula harus benar-benar jeli dalam memilih perusahaan maupun sekuritas.
Dalam menentukan perusahaan untuk investasi, Mike meminta agar melihat ranking perusahaan saham dari perusahaan penjual efek. Biasanya mereka memiliki fitur analisis saham yang bisa melihat perkembangan harga saham dan performa perusahaan.
“Intinya harus perhatikan betul apakah saham itu kemahalan atau tidak, sehat atau tidak perusahaannya, cocok tidak dengan dana investasi Anda dan lainnya. Semua perlu dipertimbangkan matang karena saham ini untuk investasi jangka panjang,” kata Mike.
Terkait sekuritas ia menyarankan untuk memilih sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lihat juga rekam jejak dari perusahaan sekuritas, dan pilih perusahaan yang memiliki citra positif. Mengingat di era pandemi semua serba dibatasi, bisa juga memilih sekuritas yang sudah memiliki aplikasi online untuk mempermudah transaksi.
"Kebanyakan sekarang sudah pada go online ya, tapi sebagai calon investor tetap harus bisa memilih mana perusahaan sekuritas yang memberikan banyak kemudahan. Misalnya nggak lelet itu aplikasinya," kata dia.
Sementara itu, bagi calon investor yang belum memiliki cukup dana untuk membeli satu lot saham juga bisa memilih platform reksa dana saham sebagai alternatif investasi. Menurut Mike, lewat reksadana calon investor bisa berinvestasi dengan harga yang lebih terjangkau dengan modal mulai dari Rp 100 ribu.
Investasi reksadana saham juga terbilang cukup praktis bagi calon investor pemula. Alasannya, calon investor tidak pusing mengatur porsi penempatan dana di pasar saham atau menentukan komposisi saham yang ingin dibeli, sebab investasi Anda akan diatur oleh manajer investasi.
“Jadi Anda tinggal masukkan dana ke reksa dana saham berapa pun. Anda misalnya punya uang Rp 250 ribu itu bisa beli saham di reksadana tanpa harus beli satu lot. Tentu ini bisa mempermudah pemula untuk investasi, selain itu meminimalisasi risiko juga,” kata Mike.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.