Nasional
KNKT Akui Sulit Temukan CVR Sriwijaya
Basarnas dan tim gabungan masih melakukan operasi SAR.
JAKARTA—Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengaku kesulitan mencari cockpit voice recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC. Pada Selasa (19/1), operasi SAR kecelakaan Sriwijaya memasuki hari ke-11. Namun, tim SAR belum menemukan CVR pesawat.
"Ini karena underwater locator beacon (ULB) yang menempel di CVR sudah lepas. Ini sangat sulit," kata Investigator KNKT Ony Soerjo Wibowo kepada Republika, Selasa (19/1).
Ony menjelaskan, dengan lepasnya ULB dari unit CVR membuat pencariannya tidak bisa menggunakan ping locator. Dengan begitu, kata dia, pencarian hanya bisa mengandalkan mata dan tangan penyelam.
Meskipun begitu, Ony memastikan KNKT tetap berupaya dalam dalam melakukan proses investigasi. "Semua fakta dan data yang ada kita maksimalkan," ujar Ony.
Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo berharap CVR pesawat segera ditemukan. Nurcahyo menuturkan, CVR ini untuk mendukung data KNKT yang diperoleh dari FDR. Ia berharap,dapat memberikan laporan awal pada 30 hari setelah kecelakaan pesawat tersebut. KNKT memastikan akan mempublikasikan laporan tersebut kepada masyarakat.
Nurcahyo mengaku KNKT sudah berhasil mengunduh data yang ada di dalam flight data recorder (FDR). Pesawat dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak tersebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu setelah hilang kontak pada 9 Januari 2021.
"Kami sudah mengunduh data FDR dan kami sampaikan data FDR sudah bisa kami dapatkan," kata Nurcahyo Utomo di Jakarta, Selasa (19/1).
Dia menjelaskan data yang sudah berhasil diunduh dari FDR tersebut total sebanyak 370 parameter. Durasi data penerbangan yang didapatkan sebanyak 27 jam. "27 jam ini atau 18 penerbangan termasuk penerbangan yang mengalami kecelakaan," tutur Nurcahyo.
Saat ini, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan tim gabungan masih melakukan operasi SAR. Selain mencari korban, Basarnas dan tim gabungan juga masih mencari satu kotak hitam lagi yakni cockpit voice recorder (CVR).
Sementara, Badan SAR Nasional mengatakan cuaca buruk di sekitar Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta menghambat proses pencarian korban, puing termasuk CVR Sriwijaya Air SJ-182 pada hari ke-11 operasi SAR.
"Untuk hari ini kondisi cuaca sangat-sangat tidak bersahabat, sangat tidak menguntungkan untuk dilakukan penyelaman," kata Direktur Operasi SAR Brigadir Jenderal TNI (Mar) Rasman di JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta, Selasa.
Rasman menjelaskan data terakhir yang diterima Basarnas, tinggi gelombang laut di perairan Kepulauan Seribu mencapai kisaran 1,5 hingga 2,5 meter. Sedangkan kecepatan angin mencapai 31 knot. "Artinya ini sangat riskan apabila dilaksanakan penyelaman karena berbahaya bagi rekan-rekan kami," katanya.
Untuk itu, tim akan menunggu cuaca membaik sebelum memutuskan untuk menyelam. Pada operasi SAR hari ke-11 sebanyak 300 penyelam disiapkan untuk membantu mencari korban, puing pesawat dan CVR Sriwijaya Air SJ-182.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.