Jawa Barat
27 Orang Masih Hilang Longsor Cimanggung
Sebanyak 900 orang dari berbagai unsur terlibat dalam proses pencarian korban longsor Sumedang.
SUMEDANG -- Sebuah bangunan pendidikan Taman Kanak-anak (TK) di lokasi longsor Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terpaksa diruntuhkan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah akses pencarian korban. Bangunan terletak di pinggir akses ke permukiman yang kini telah tertimbun tanah longsoran.
Kepala Kantor Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Bandung Deden Ridwansyah mengatakan proses pencarian korban menghadapi dua kendala. Yakni faktor cuaca dan akses alat berat. "Kendalanya cuaca dan akses karena material di sana, alat berat sudah masuk ke sasaran karena ada penumpukan di belakang," kata Deden di lokasi longsor, Senin (11/1).
Sejak Senin siang, alat berat memang sudah melakukan pengerukan tanah di sekitar bangunan itu. Kemudian material tanah yang dikeruk alat berat, dibawa menggunakan truk ke tempat pembuangan. Selama pengerukan tanah itu, petugas SAR juga melakukan pencarian korban longsor.
Deden berharap longsor susulan tidak kembali terjadi. Pasalnya, tanah longsor bisa berpotensi menutupi jalan akses satu-satunya ke lokasi tersebut, selain juga ancaman keselamatan.
"Sehingga kendalanya akses alat berat. Kemudian mundur dan melakukan pembersihan material yang sudah dilewati itu untuk kita geser ke tempat pembuangan," kata Deden.
Proses pencarian itu bakal dilakukan selama satu pekan. Kemudian pencarian akan diperpanjang apabila berstatus tanggap darurat. "Kita akan perpanjang terus kalau tanggap darurat 14 hari. Kita akan ikuti prosedur itu, mudah-mudahan semakin cepat semakin baik," kata dia.
Deden mengaku, pihaknya bakal terus melanjutkan proses pencarian korban karena diperkirakan masih ada 27 orang hilang yang diduga tertimbun longsoran. Sementara, 13 orang sudah ditemukan dalam keadaan meninggal. Meski begitu, dia mengharapkan proses pencarian itu berakhir secepat mungkin dengan orang yang hilang dapat ditemukan dalam keadaan selamat seluruhnya.
Sebanyak 900 orang dari berbagai unsur terlibat dalam proses pencarian korban longsor hingga hari ketiga di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. "Jadi harapan keluarga korban dan harapan kami, harapan pemerintah, sama," kata dia.
Adapun hujan di kawasan longsor sempat turun pada pukul 12.30 WIB. Hujan yang tak berlangsung lama itu sempat menghentikan sementara proses pencarian karena kerawanan medan longsoran.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo juga berharap kejadian longsor seperti yang terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tidak terulang. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada kawasan dengan kemiringan yaitu menanam pohon.
“Menanam pohon di kemiringan adalah kewajiban karena tanah itu tidak kuat menahan erosi. Curah hujan tinggi akan membuat mudah longsor,” ujar Doni. Saat di lokasi Ahad (10/1) kemarin, Doni melihat pohon sukun dan aren yang masih berdiri kokoh.
Menurutnya, pilihan jenis tanaman yang mempunyai akar kuat, seperti pohon sukun dan pohon aren, akan membantu kekuatan struktur tanah. BNPB akan membantu dalam penyediaan jenis tanaman yang memiliki akar kuat untuk ditanam di kawasan longsor.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait dengan cuaca, sekitar wilayah Kabupaten Sumedang telah terjadi hujan lebat dalam durasi yang cukup singkat. Beberapa wilayah dataran tinggi dengan kemiringan tempat yang cukup signifikan dapat memicu labilnya tanah dan berdampak longsor.
Salah satu wilayah yang menjadi pantauan dalam peringatan dini cuaca ini wilayah Cimanggung. Menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan pada periode Januari hingga Februari 2021, masyarakat diimbau untuk waspada.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.