Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Kekayaan Dunia Akhirat

Orang beriman berdoa memohon kekayaan dunia dan akhirat.

Oleh BIKI ZULFIKRI RAHMAT

OLEH BIKI ZULFIKRI RAHMAT

“Di antara manusia ada orang yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia, dan tidak ada baginya bagian di akhirat.’ Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.’ Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS al-Baqarah [2]: 200).

Orang yang tak mengenal inti penciptaan dirinya hanya menginginkan kesuksesan duniawi. Mereka memohon kekayaan, harta benda, dan kedudukan untuk kehidupan di dunia ini.

Namun, orang beriman, berdoa memohon dunia dan akhirat karena mereka percaya bahwa kehidupan di akhirat sama pastinya dan sama posisinya dengan kehidupan di dunia. Sebab, dia mampu menempatkan keberlimpahan harta kekayaan di dunia secara proporsional, tidak diperbudaknya hingga tidak pelit berbagi kebahagiaan dengan sesama.

Tak heran bila Rasulullah SAW mewanti-wanti pentingnya mempersembahkan karya untuk kepentingan ukhrawi. Seluruh amal umat manusia akan sirna dan tertutup ketika manusia meninggal dunia.

Kecuali, amal kebajikan yang berdimensi sosial, seperti mendirikan dan mewakafkan instansi kemanusiaan; ilmu yang memiliki manfaat untuk seluruh semesta alam, baik bagi sesama makhluk-Nya maupun terhadap lain jenis makhluk-Nya; dan anak-anak yang memiliki kekuatan spiritual, emosional, sosial, dan intelektual ketika menjalani kehidupan di muka bumi.

Dengan tiga warisan amal kebajikan inilah, kematian seseorang akan mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki.

Sebetulnya, kita tidak dilarang oleh-Nya untuk memohon kesehatan, kekayaan, ilmu, dan kebahagiaan duniawi. Namun, semua permohonan sejatinya dipusatkan untuk mencari ridha Allah. Memohon kekayaan, misalnya, digunakan di jalan Allah. Nabi Sulaiman AS adalah salah satu contoh manusia sukses dunia dan akhirat.

Nabi Sulaiman AS berdoa memohon kekayaan demi tujuan mulia, yakni digunakan di jalan Allah, untuk menyeru manusia kepada agama Allah, dan agar dirinya sibuk berzikir. Pernyataannya diabadikan di dalam Alquran sebagai berikut, “Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik karena ingat kepada Tuhanku.” (QS Shad: 32).

Nabi Sulaiman AS pun mendapatkan kekayaan di dunia dan pahala di akhirat. Beliau ialah figur teladan. Dia seorang nabi yang kaya raya, saleh, peduli kepada sesama, dan tidak melupakan Tuhan dalam kehidupannya.

Pada posisi inilah kehidupan di dunia dan akhirat menjadi tempat superindah untuk dijalani bagi manusia yang menyadari dan menemukan tujuan inti diciptakannya di muka bumi.

Sebagai manusia beragama, kehadiran dirinya memberikan manfaat kebajikan di dunia untuk kesuksesan di akhirat, seperti yang diinformasikan dalam Alquran, “Dan Kami berikan kepadanya kebaikan (kesuksesan) di dunia, dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang-orang yang saleh.” (QS al-Israa [17]:122).

Wallahu a'lam bishshawwab.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat