

News
Warga Mengungsi
Warga memilih tinggal di posko pengungsian karena aman dari kabut asap.
PEKANBARU - Kabut asap yang tak kunjung lenyap membuat warga di daerah terdampak menderita. Pekatnya kabut asap dan memburuknya kualitas udara sangat berdampak pada kesehatan anak-anak.
Sejumlah warga Provinsi Riau mulai mengungsi ke posko kesehatan.
Selain untuk mencari tempat yang aman dari kabut asap bagi anak-anak mereka, posko kesehatan diserbu agar cepat mendapatkan penanganan medis jika suatu waktu terjadi hal yang tak diinginkan.
Warga Kabupaten Kampar, Khairul (37 tahun), mengatakan, ia sangat merisaukan kondisi tiga orang anaknya yang terpapar kabut asap selama sebulan terakhir. Satu dari buah hati Khairul bernama Yunma masih berusia dua bulan.

"Kasihan ini Yunma kalau di rumah susah tidur. Mungkin karena pernapasannya terganggu. Setiap malam nangis," kata Khairul saat berbin cang dengan Republikadi pos ko peng ungsian dan kesehatan di kantor DPW PKS Riau, di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Ahad (15/9). Hingga kemarin, ada 246 KK yang mengungsi ke posko tersebut.
Anak sulung dan anak kedua Khairul yang duduk di kelas 4 SD dan kelas 2 SD juga sempat mengalami se sak napas begitu pulang dari sekolah beberapa hari lalu. Saat itu, sekolah belum diliburkan. Mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di luar ruangan.
Khairul sudah memboyong istri dan ketiga anaknya ke posko karena rumah mereka di Kampar tidak aman lagi untuk anak-anak. Anak-anak Khai rul setiap hari meng alami batuk-batuk. Ia berang kat ke Pe kanbaru se telah me nge tahui informasi adanya pos ko kesehatan dan pengungsian.
Setibanya di posko, ia me meriksakan kondisi kesehatan putra-putranya ke tim dokter. Setelah itu, mereka memutuskan menetap sementara di posko karena terdapat tempat ber istirahat bagi anak-anak dan orang dewasa.
"Kalau di rumah, ya, saya merasa tidak aman. Berbahaya untuk anak- anak."Khoirul
"Kalau di rumah, ya, saya merasa tidak aman. Berbahaya untuk anak- anak," ujar Khairul.
Cerita yang sama diungkapkan pasangan suami-istri Mimi (35) dan Joko (35). Pasangan ini berasal dari Bukit Raya, Pekanbaru. Mimi dan Joko memiliki empat orang anak.
Paling besar kelas satu SD, satu di antaranya masih bayi.
Saat masih tinggal di rumahnya di Bukit Raya, keempat anak Mimi dan Joko serentak sakit. Anak-anak mereka mengeluhkan batuk-ba tuk.
Pasangan muda ini kemudian mencari akal untuk mengeluarkan anak-anaknya dari kondisi ini. "Saya lihat di media sosial ada posko pengungsian. Saya bilang ke suami agar kita semua ke sini," katanya.
Setibanya di posko pada Jumat (13/9) malam WIB, keempat buah hati Mimi dan Joko diberi perawatan oleh tim medis. Mimi dan Joko semakin tenang karena semua ruangan di posko kesehatan terjaga dari serangan kabut asap. Ia juga tak mengkhawatirkan obat-obatan untuk anak- anaknya apabila sakit pernapasannya kambuh.
Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Riau Darusman me ngatakan, Pemerintah Pro vinsi Riau telah membuka posko dan rumah singgah untuk melayani korban bencana kabut asap sejak Sabtu (14/9). "Sudah ada 15 orang yang datang berobat membawa anak-anaknya," kata Darusman kepada Republika, Ahad.
Di posko dan rumah singgah ini, Pempov Riau menyediakan tempat menginap, obat-obatan, fasilitas oksigen, dan makanan ringan. Pemprov juga akan mengusahakan agar korban bencana kabut asap yang mengungsi ke posko dapat memperoleh makanan berat. Posko dan rumah singgah dibuat dengan memanfaatkan fasilitas pemda, antara lain rumah dinas pejabat, aula Dinas Sosial, aula Dinas Kesehatan, hingga aula kantor Dinas Perhubungan.
Keberadaan posko dan rumah singgah ini sedikit terlambat. Saat Republikamenginjakkan kaki di Pekanbaru pada Jumat, belum ada informasi mengenai adanya posko yang didirikan oleh pihak pemprov.
Semen tara, sudah banyak korban yang mengeluhkan kondisi kesehatan akibat kabut asap.
Pusat Pengendali Pembangunan Ekoregion (P3E) Sumatra bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutan an Provinsi Riau mengumumkan, angka indeks standar pencemar udara (ISPU) di Kota Pekanbaru dalam kondisi tidak sehat. ISPU di Pekanbaru berada di level yang sangat tinggi, yakni 269 atau sudah masuk dalam zona merah.
"Pekanbaru tidak sehat hingga sangat tidak sehat," kata Kepala P3E Sumatra Amral Fery, kemarin. Data ISPU yang diberikan P3E ini dihimpun pada hari Sabtu hingga pu kul 15.00 WIB. Sementara itu, ja rak pandang hanya berkisar 1-2,2 km.
Kemarin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)Letjen TNI Doni Monardo meninjau pemadaman karhutla di Riau. Panglima TNI, Kapolri, dan Kepala BNPB menggunakan helikopter TNI AU dari Lanud Pekanbaru untuk menembus Desa Kerumutan, Pelalawan, Riau, salah satu titik lokasi pemadaman.Rombongan mendarat di lapang an bola Desa Kerumutan, Pelalawan, Riau, untuk meninjau karhutla. (ed: satria kartika yudha) Baca Selengkapnya';