Khazanah
Semoga Jamaah Umrah Berangkat ke Tanah Suci
Walau terkesan ribet, yang penting umrah bisa diselenggarakan meski di masa pandemi.
JAKARTA – Kalangan asosiasi penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) menyambut positif keputusan pemerintah Arab Saudi yang mencabut larangan sementara penerbangan internasional ke negara tersebut. Sekretaris Jendral Himpunan Penyelanggara Umrah dan Haji (Himpuh) Firman Taufik mengatakan, pencabutan larangan tersebut membuat para calon jamaah umrah dapat segera diberangkatkan ke Tanah Suci.
Sebelumnya, keberangkatan mereka sempat tertunda akibat penangguhan penerbangan internasional dari Kerajaan. “Insya Allah (dapat diberangkatkan ke Tanah Suci –Red). Mereka ini eks-keberangkatan pada 27 Desember 2020 lalu yang tertunda. Ada 40 orang,” ujar Firman saat dihubungi Republika, Ahad (3/1).
Para calon jamaah umrah yang seharusnya berangkat pada masa penangguhan tersebut akan dijadwalkan ulang. Dengan demikian, mereka dapat bertolak ke Arab Saudi pada Ahad (10/1) mendatang. Sementara itu, kelompok berikutnya akan diberangkatkan pada 19 Januari 2021.
Untuk mengantisipasi adanya jamaah yang mengidap Covid-19, menurut Firman, pihaknya selalu mengikuti prosedur tetap (protap) yang diberikan Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Setiap calon jamaah diminta untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari sebelum jadwal keberangkatan. Mereka juga harus melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) agar terdeteksi bebas Covid-19.
Selama di Arab Saudi pun, seluruh jamaah diarahkan untuk selalu mengikuti berbagai protokol kesehatan (prokes), seperti yang ditetapkan peraturan setempat. Begitu pula ketika mereka kembali ke Tanah Air, harus melakukan karantina yang diikuti dengan tes PCR. Kondisi kesehatan mereka akan terus dipantau 14 hari pascakepulangan.
“Walau mungkin saja terkesan ribet, tapi yang penting umrah bisa diselenggarakan meski di masa pandemi,” kata dia.
Ketua Umum Syarikat Penyelenggara Umrah dan Haji (Sapuhi) Syam Resfiadi mengatakan, pihaknya siap kembali menyelenggarakan perjalanan umrah pascapembukaan kembali penerbangan internasional ke Arab Saudi. Menurut dia, keputusan Kerajaan tentunya disambut gembira para calon jamaah umrah yang sempat tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci.
“Artinya, jika dibuka dan boleh untuk umrah dengan prokes seperti sebelumnya, maka akan mungkin ada sedikit keberangkatan, yakni calon jamaah yang tertunda (keberangkatannya) pada akhir Desember 2020,” ucap Syam, kemarin.
Ia memastikan, Sapuhi akan selalu mematuhi peraturan terkait perjalanan umrah di masa pandemi yang telah ditetapkan, baik oleh pemerintah Indonesia maupun Arab Saudi. Ia berharap, penyelenggaraan umrah yang sukses akan menaikkan citra Indonesia di mata pemerintah Kerajaan. Sebab, seperti diketahui hingga kini Saudi belum memastikan kontrak haji dengan Indonesia untuk tahun 2021 ini.
“Sampai saat ini, kontrak Haji 2021 belum dibuka oleh Arab Saudi. Jadi, kemungkinan belum siap juga haji pada tahun ini, khususnya jika jatah vaksin belum sampai ke rakyat umum,” kata Syam.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Puskes Haji Kemenkes) Eka Jusuf Singka mengingatkan seluruh biro umrah untuk tidak memberangkatkan calon jamaah yang memiliki riwayat penyakit komorbid. Ini karena orang dengan penyakit tersebut rawan terpapar Covid-19.
"Biro umrah harus punya tanggung jawab terhadap keselamatan jamaahnya. Kriteria jamaah itu yang paling penting. Jadi kalau jamaahnya punya penyakit komorbid, jangan dipaksakan. Itu yang selalu saya minta kepada pengelola umrah," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (3/1).
Eka menjelaskan, orang yang memiliki penyakit komorbid seperti jantung dan hipertensi rentan terpapar virus corona. "Orang-orang yang punya penyakit ini, sudah banyak sekali buktinya, mereka jadi berat (penyakitnya), bahkan meninggal dunia. Nah persoalannya, jamaah ini banyak yang punya penyakit ini," tutur dia.
Karena itu, Eka mengatakan, pihaknya akan terus memberi perhatian kepada seluruh calon jamaah umrah untuk memperhatikan kondisi kesehatannya. Bahkan, dia menyarankan agar orang yang memiliki penyakit tersebut mengurungkan niatnya untuk sementara untuk melaksanakan ibadah umrah.
"Karena ini bukan perjalanan singkat, tetapi perjalanan panjang sampai 10 jam. Untuk biro umrah, lakukan persiapan kesehatan calon jamaah. Juga lakukan sosialisasi, harus bagaimana nanti pada saat karantina nanti di sana (Saudi)," ujarnya.
Eka juga meminta biro umrah untuk memastikan kepatuhan jamaah umrah dalam menjalankan protokol kesehatan. Menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan harus terus disosialisasikan oleh biro umrah agar jamaah umrah Indonesia berangkat dan pulang dalam keadaan sehat.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebelumnya, Kerajaan Arab Saudi menerapkan larangan sementara penerbangan internasional ke negara tersebut sejak 21 Desember 2020 hingga sepekan lamanya. Pelarangan itu kemudian diperpanjang pada 28 Desember 2020 sehingga berlaku tujuh hari berikutnya. Otoritas setempat menyatakan, langkah demikian diambil sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran varian baru Covid-19 yang telah terdeteksi di sejumlah negara.
Pada Ahad (3/1), Kerajaan dikabarkan telah mencabut larangan tersebut. Alhasil, orang-orang nonwarga Arab Saudi dari mancanegara, termasuk para calon jamaah umrah, dapat kembali memasuki negara itu melalui berbagai jurusan.
“Masuk ke Kerajaan melalui udara, darat, dan laut dapat dibuka kembali sejak Ahad (3/1) pagi pukul 11.00 (waktu Arab Saudi),” demikian bunyi keterangan pers Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, seperti dilansir Arab News, kemarin.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.