Keluarga
Sudahkah Gizi Anak Anda Tercukupi?
Penuhi gizi anak mulai dari anak dalam kandungan hingga berusia dua tahun.
Beberapa penelitian telah menyebutkan, perut merupakan bagian tubuh vital yang bisa mempengaruhi semua bagian tubuh lainnya. Dari perut, bisa berpengaruhi ke jantung bahkan hingga ke otak. Mengapa demikian? Karena perut adalah bagian pertama yang menerima asupan makanan manusia.
Maka, penting bagi orang tua untuk memantau 1.000 hari pertama kehidupan anak. Saat 1.000 hari itu termasuk mulai dari anak dalam kandungan hingga berusia dua tahun. Karena dalam rentang usia itu, pertumbuhan dan perkembangan anak sangat cepat.
“Dalam usia itu banyak hal yang dipelajari oleh anak, akan bermanfaat dan berguna untuk masa depannya. Anak itu bisa bertambah pintar, bertambah besar, bertambah tinggi, dan lainnya. Karena itu, otaknya pun juga berkembang pesat pada usia itu,” ujar Dr Ariani Dewi Widodo dalam live Instagram bersama Buumi Playscape pada Desember lalu.
Maka dari itu, 1.000 hari pertama anak ini juga disebut masa penting atau periode emas. Namun ada masanya anak mulai masuk tahap memperoleh makanan pendamping ASI (Mpasi), yang kerap menimbulkan permasalahan pada pencernaan anak. Apalagi ada anak yang saluran cernanya belum berkembang sempurna, dan sebagian anak lainnya berkembang jauh lebih baik.
Kecepatan perkembangan itu berbeda-beda. Ada anak yang lebih awal saluran cernanya menjadi berfungsi total, ada yang baru di kemudian hari. Jika di masa pertumbuhan penting ini saluran cerna anak terganggu terus-terusan, maka penyerapan nutrisi pasti tidak optimal. “Ya karena saluran cerna itu gunanya untuk mencerna dan menyerap, jadi akibatnya anak tidak bisa dapat nutrisi yang dibutuhkan. Nah pasti pengaruh ke proses pertumbuhannya yang terganggu,” kata dia.
Nutrisi yang diserap itu akan membentuk perkembangan sel, sintesis DNA, metabolisme, enzim, terutama yang berperan dalam fungsi utama tubuh. Karena itu, pastinya semua orang tua ingin memberi makan anak mereka agar diserap dengan baik. Pencernaan yang baik pasti mendukung nutrisi baik yang diberikan bisa terserap dengan baik juga dan memberikan manfaat.
Gangguan pencernaan pada anak seperti diare, sembelit, atau yang lainnya, mungkin dianggap tidak terlalu masalah bagi sebagian orang tua karena itu bagian dari proses pertumbuhan. Namun, orang tua juga harus memahami gangguan pencernaan seperti apa yang membahayakan, karena akan berpengaruh pada diri si anak itu sendiri.
Gangguan pencernaan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertama, karena makanan tidak terserap dengan baik sehingga nutrisi jadi terbuang. Ada penelitian yang menyebut hubungan dua arah antara otak dan saluran cerna. “Kalau anak alami gangguan pencernaan, secara alami juga mengganggu proses pertumbuhan, dan proses belajar juga terganggu, bisa jadi susah berkonsentrasi. Karena saluran cerna mempengaruhi mulut, perilaku, dan lainnya,” ungkap Ariani Widodo.
Kunci mengatasi gangguan pencernaan itu adalah dengan memberikan makanan bernutrisi baik. Jadi ketika makanan masuk ke saluran cerna, diserap oleh tubuh, maka anak akan menjadi sehat dan aktif, tumbuh kembangnya pun juga optimal.
Kemudian saat menginjak usia satu tahun, nutrisi mulai dibagi menjadi makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien ini terdiri atas karbohidrat, protein, dan lemak, serta mikronutrien terdiri atas vitamin dan mineral. Asalkan semua terpenuhi dalam jumlah yang cukup, maka akan mencukupi kebutuhan yang diperlukan anak.
“Termasuk zat besi, zinc, omega 3, omega 6, itu semua termasuk dalam kebutuhan anak juga. Lalu bagaimana ketika tumbuh lebih besar di atas usia tiga tahun? Tetap sama asupan yang dibutuhkan, namun kuantitasnya saja yang berbeda,” papar Ariani.
Kalau anak alami gangguan pencernaan, secara alami juga mengganggu proses pertumbuhan, dan proses belajar juga terganggu, bisa jadi susah berkonsentrasi.Dr Ariani Dewi Widodo
Nutrisi dan Stimulasi
Makronutrien dan mikronutrien pada dasarnya dibutuhkan semua anak, bahkan orang dewasa, hanya saja memang dalam takaran yang berbeda. Namun seiring bertambahnya usia, akan ada yang berbeda lagi dari segi karbohidrat, protein, dan lainnya. Berikut adalah tahapan 1.000 hari pertama dalam kehidupan anak:
1. Dalam kandungan
Janin mengalami pembentukan otak.
2. Masa tumbuh kembang hingga menjelang dua tahun
Kondisi anak akan terus berkembang sampai memasuki usia dua tahun. Ketika itulah anak akan mengalami pertumbuhan otak dengan pesat dan semua organ tubuhnya akan bersinergi membentuk kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang dengan sempurna.
Pada fase ini, terdapat pembentukan berbagai organ vital, pematangan sistem pencernaan, perkembangan kognitif dan kecerdasan, serta pematangan sistem imun atau daya tahan tubuh. Alhasil, selain genetik, hal yang menentukan tumbuh kembang anak dalam masa 1.000 hari pertama kehidupan adalah asupan nutrisi dan stimulasi dari lingkungan.
3. Memasuki usia dua tahun pertama setelah lahir
Saat itulah berat otak anak hampir mencapai 50 persen. Kombinasi nutrisi dan stimulasi dini pada anak dianggap dapat memengaruhi tatanan sirkuit otak anak karena nutrisi berpengaruh terhadap pematangan dan pembentukan sel otak.
Demikian juga dengan stimulasi lingkungan anak yang dapat mendukung rangkaian sinaps otak, sehingga terbentuklah sirkuit otak yang lebih optimal. Stimulasi harus dilakukan sejak dini dan berulang-ulang, agar pembentukan sinapsis (persatuan secara fungsional antarsel) otak anak makin kuat dan banyak sel pertumbuhannya.
Pencernaan Sehat, Otak Anak Pun Cerdas
Pencernaan seringkali dikatakan sebagai otak kedua terutama bagi anak, karena pencernaan yang sehat dapat memengaruhi perkembangan otak dan juga sebaliknya.
Dr Rita Ramayulis DCN mengatakan keterkaitan keduanya dikenal dengan istilah gut-brain axis. “Secara umum, saluran cerna memengaruhi otak dalam hal mengatur perilaku, emosi, dan logika; sedangkan otak memengaruhi saluran cerna dalam hal penyerapan nutrisi yang dikonsumsi," kata ahli gizi dan penulis buku tentang gizi dalam siaran persnya.
Dia mengatakan, melalui gut-brain axis, saluran cerna akan memengaruhi otak untuk memproduksi neurotransmitter yang berkaitan dengan sosial emosional anak, salah satunya hormon serotonin yang menghasilkan perasaan senang dan nyaman.
Oleh karena itu, interaksi sehat antara sistem pencernaan dan otak tergolong krusial dalam mendukung kebaikan hati buah hati, seperti kecerdasan intelektual dan emosional anak.
Rita melanjutkan, apa yang anak konsumsi dapat memperkuat kesehatan pencernaan, otak, hingga kebesaran hatinya, sehingga dapat memberikan dampak positif yang menyeluruh bagi anak.
Salah satu nutrisi untuk pencernaan sehat yang dapat dikonsumsi anak adalah prebiotik atau makanan bagi bakteri baik. Sebagai contoh, prebiotik dapat ditemukan pada sayur, buah, atau susu pertumbuhan yang diperkaya dengan prebiotik.
Menurut Rita, salah satu nutrisi utama untuk memungkinkan proses gut-brain axis adalah prebiotik yang berperan untuk memberi makan mikrobiota pada saluran cerna seperti bifidobacterial yang menstimulasi pertumbuhan spesies Bifidobacterium dan lactobacillus tertentu, dan mengurangi bakteri patogen.
Mikrobiota ini juga bertugas untuk berkomunikasi dengan otak, termasuk meminta otak untuk mengatur emosi dan perilaku anak. “Prebiotik, seperti FOS:GOS dengan perbandingan 1:9, juga memiliki beberapa manfaat kesehatan lain, di antaranya membantu menjaga daya tahan tubuh dan mengurangi risiko infeksi pada anak,” uja Rita.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.