Khazanah
Ke Rabithah Alawiyah, Menag Yaqut Mohon Restu dan Doa
Rabithah Alawiyah mengapresiasi silaturahim Gus Yaqut
JAKARTA — Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas bersilaturahim ke Kantor Rabithah Alawiyah, yakni organisasi para habaib di Indonesia sekaligus untuk menjelaskan berbagai program di kementerian yang dipimpinnya.
"Maaf kami datang agak telat karena baru saja dipanggil oleh Presiden Jokowi di Istana. Tadi Bapak Presiden juga menitipkan salam kepada jajaran pengurus Rabithah Alawiyah dan seluruh anggotanya di Indonesia," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (28/12).
Kedatangan Menteri Yaqut ke kantor Pusat Rabhitah Alawiyah di Jakarta Selatan tersebut disambut oleh Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zen Umar Smith dan sejumlah pengurus. Pada pertemuan tersebut, Menag Yaqut berharap Rabithah Alawiyah terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Sebab, selama ini organisasi tersebut dinilai berperan aktif membantu kemajuan sekaligus kedamaian bangsa.
Untuk itu, Gus Yaqut meminta peran positif tersebut bisa terus dilanjutkan bersama pemerintah dalam rangka mewujudkan kehidupan yang adil dan makmur. "Pertemuan ini sifatnya hanya silaturahim. Alhamdulillah para habaib memberikan restu dan doa agar amanah yang kami emban ini bisa dilaksanakan dengan baik," kata Menag.
Silaturahim ini bukan yang pertama. Sebelumnya Gus Yaqut mendatangi Rembang, Jawa Tengah. Di sana dia mengunjungi Pesantren al-Anwar, Sarang, tempat (alm) KH Maimun Zubair (1928-2019) dulu mendidik santri. Dia juga berziarah ke makam kakeknya, KH Bisri Mustofa (1915-1977), dan makam ayahnya, KH Cholil Bisri (1942-2004).
Adik kandung KH Yahya Cholil Staquf ini juga mengunjungi pamannya, KH Mustofa Bisri atau Gus Mus.
Lihat postingan ini di Instagram
Sementara itu, Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zen Umar bersyukur atas kedatangan Menag Yaqut di kantornya. Ia menyebut Gus Yaqut adalah Menag pertama yang pernah berkunjung langsung ke kantor Rabithah Alawiyah. "Kami sangat terbuka dan organisasi ini sebenarnya diisi oleh beragam profesi dari ustadz, dai, profesional, intelektual hingga pebisnis," ujarnya.
Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zen menjelaskan bahwa pertemuan itu adalah bentuk silaturahim keumatan dan kebangsaan. Menag yang baru menjabat mengutarakan sejumlah hal yang terkait dengan komitmennya untuk memelihara ukhuwah Islamiyyah maupun ukhuwah wathaniyah.
Dalam pertemuan itu dijelaskan pula terkait isu Syiah dan Ahmadiyah yang sempat menjadi perbincangan publik. "Menag memberikan klarifikasi tentang statement afirmasi Ahmadiyah dan Syiah, yang sebenarnya tidak pernah dimaksudkan sebagaimana yang diberitakan," jelas Habin Zen.
Menag, ujar Habib, Zen pun menegaskan komitmennya untuk selalu berjalan seiring seirama dengan Majelis Ulama Indonesia. "Menag akan selalu mempertimbang saran dari MUI sebagai lembaga resmi umat Islam dalam menjalankan kebijakan. Hal ini diutarakan untuk memperkuat komitmennya saat memberi sambutan dalam pertemuan MUI tanggal 24 Desember yang lalu," ujar Habib Zen.
Rabithah pun mengapresiasi langkah Menag yang terbuka dalam menerima masukan serta aktif membuka ruang komunikasi dan silaturahim. Ruang komunikasi itu penting agar pemerintah dan ulama selalu punya ruang untuk saling berdiskusi dalam upaya yang terkait kepentingan keumatan maupun kebangsaan.
"Menag akan terus menjalin komunikasi dan kerja sama dengan ormas-ormas Islam, agar terjalin saling pengertian," ujar Habib Zen.
Yaqut Cholil Quomas adalah satu-satunya menteri yang mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun (sesungguhnya kita milik Allah dan semuanya kembali pada Allah) saat dikabari harus menerima amanah sebagai menteri agama menggantikan Fachrul Razi.
“'Asalamualaikum alhamdulillahi rabbil alamin, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Bapak ibu sekalian ketika pertama kali saya mendapatkan berita saya harus menerima amanah sebagai pembantu bapak presiden dan bapak wakil presiden di kabinet ini sebagai menteri agama, tentu yang saya rasakan adalah kaget,” kata dia di Veranda Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/12).
Pria kelahiran Rembang, 4 Januari 1975 itu, mengaku dalam mimpi yang paling liarnya sekali pun tidak pernah membayangkan akan menjadi menteri agama. Namun, apa pun tugas amanah yang sudah diberikan ini, ia menyatakan bertekad untuk mewakafkan seluruh hidup dan apa yang dimiliki untuk bangsa dan negara.
“Dan kebetulan sekarang mendapatkan kesempatan melalui Kementerian Agama, saya akan melakukan apa yang paling baik untuk bangsa dan negara ini,” kata alumnus Fisip UI itu.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.