CEO Rumah Zakat Nur Efendi memberikan sambutan pada pembukaan perdagangan sekaligus dalam rangka launching wakaf saham oleh rumah zakat dan MNC Sekuritas di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (21/1). Rumah zakat bersama MNC sekuritas melakuka | Republika/Prayogi

Khazanah

IWN Harus Ukur Kinerja Wakaf 

Kehadiran IWN diharapkan menyelesaikan berbagai permasalahan seputar wakaf.

 JAKARTA -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyambut baik Indeks Wakaf Nasional (IWN) sebagai sebuah indikator untuk mengamati kondisi perwakafan di Tanah Air. Ketua BWI Imam Teguh Saptono mengatakan, pihaknya mendukung penelitian kolaboratif kampus-kampus nasional terkait IWN selama parameter yang digunakan sudah dinilai menyeluruh. 

“Kami menyambut baik adanya indikator IWN, sejauh parameter yang digunakan mencerminkan pengukuran yang komprehensif dan sesuai dengan parameter kunci keberhasilan wakaf,” kata Imam Saptono saat dihubungi Republika, Senin (28/12).

Ia berharap IWN nantinya dapat mengukur kinerja berbagai unsur perwakafan. Beberapa di antaranya adalah aspek wakif dan nazir. Selain itu, ia menambahkan, patut diperhatikan pula aspek kinerja pengembangan aset serta penyaluran wakaf. Terakhir, dampak wakaf bagi masyarakat juga harus dijadikan sebagai salah satu pertimbangan.

Sejauh ini, Imam menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk menentukan indeks literasi wakaf nasional. Kemenag sendiri telah memiliki Sistem Informasi Wakaf (Siwak) yang menampilkan inventaris aset wakaf. Karena itu, ia berharap keberadaan IWN dapat menjadi alat untuk mengukur efektivitas program-program wakaf

“Bekerja sama dengan Kemenag dan Baznas, kami melakukan pengukuran indeks literasi wakaf nasional. Hasilnya, misalnya, pada 2020 ini (literasi) wakaf nasional tergolong rendah, jauh di bawah literasi zakat,” ucap dia.

Penelitian tentang IWN merupakan salah satu riset kolaborasi Indonesia (RKI) yang terlaksana atas kerja sama empat kampus, yakni IPB University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Airlangga. Menurut dosen IPB University dari Departemen Ekonomi Syariah Dr Irfan Syauqi Beik, IWN digagas karena belum adanya indikator yang menjadi acuan kondisi perwakafan di Tanah Air.

Kehadiran IWN pun diharapkan dapat turut menyelesaikan berbagai permasalahan seputar wakaf, seperti kurangnya profesionalisme nazir, minimnya dukungan anggaran negara, serta sedikitnya data perkembangan wakaf antarwilayah dan waktu.

“Untuk meningkatkan kinerja, kita perlu alat ukur atau measurement standar yang bisa dijadikan sebagai referensi sekaligus sebagai alat untuk menilai aspek pertanggungjawaban, akuntabilitas, dan transparansi yang ujungnya nanti akan meningkatkan kepercayaan publik,” ujar Irfan dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (27/12).

Gagasan IWN ini, kata dia, juga terinspirasi dari pertumbuhan yang terjadi dalam gerakan zakat. Dalam kurun empat tahun (2015-2019), pengumpulan zakat melonjak hampir tiga kali lipat. Hal itu disebabkan desain sistem kelembagaan zakat yang sudah didasarkan pada measurement standar, yakni Indeks Zakat Nasional (IZN). Karena itu, kelembagaan wakaf pun memerlukan standar pengukuran yang serupa. 

“Ini (IWN) bisa memperkuat literasi wakaf dan penguatan keilmuan wakaf sebagai dasar penguatan kelembagaan nazir wakaf serta mendorong penguatan database wakaf nasional,” ujar dia menjelaskan.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh wakaf tazakka (wakaftazakka)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat