Safari
Berlibur ke Jarak Terdekat
Saat ini muncul tren berlibur ke daerah-daerah di sekitar perkotaan.
Berlibur di masa pandemi tentu perlu pertimbangan tersendiri karena Covid-19 masih mengancam semua orang. Meminimalisasi bepergian jadi salah satu pemutus rantai pandemi.
Hanya, berada di rumah terus-menerus membuat stres dan jenuh. Kondisi itulah yang kerap membuat kita mencari cara untuk pergi berlibur sejenak dengan aman dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Karena itulah, saat ini muncul tren berlibur ke daerah-daerah di sekitar perkotaan. Misalnya, beberapa lokasi terdekat jadi populer dikunjungi, seperti hiking ke gunung Pancar, Sentul, Kabupaten Bogor.
Penginapan dekat perkotaan juga mulai banyak dipesan. Destinasi jarak dekat ini, menurut VP Marketing Accommodation Traveloka Shirley Lesmana dapat mempercepat bangkitnya kembali sektor pariwisata di daerah-daerah tersebut.
Menurut Shirley, dari survei internal perusahaan teknologi layanan perjalanan digital ini, ada tiga hal yang mendorong masyarakat percaya untuk kembali berwisata. "Pertama adalah penerapan protokol kesehatan agar masyarakat perlu merasa aman sebelum akhirnya mereka keluar rumah," jelas Shirley dalam konferensi pers Traveloka Epic Sale, beberapa waktu lalu.
Hal kedua, tambah dia, adalah promosi harga, menimbang ekonomi masyarakat yang sulit, dan daya belinya menurun. Lalu yang ketiga adalah fleksibilitas booking. Pelancong saat ini lebih menginginkan fleksibilitas booking sesuai dengan minat dan preferensinya.
Shirley mengamati perilaku masyarakat dalam berwisata juga berubah yang cenderung ke destinasi berjarak dekat atau staycation. Inilah, menurut dia, membuat destinasi-destinasi wisata jarak dekat pulih dengan cepat.
Pencarian untuk staycation juga meningkat dua kali lipat di kuartal tiga pada 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Jadi, animo masyarakat pada staycation cenderung tinggi. Kondisi ini jadi peluang untuk mengeskplorasi daerah di dekatnya yang tadinya belum berkembang. Kita melihat tren orang- orang akhirnya menemukan hidden gem di lokasi dekat tempat tinggalnya."
Dia mencontohkan saat Traveloka menggelar Traveloka Epic Sale, November lalu. Sambutan masyarakat dinilai positif. Traffic pengguna Traveloka meningkat 2,5 kali lipat menjadi 5,8 juta kunjungan di periode pandemi. Rekor transaksi meningkat hingga 13 kali lipat transaksi untuk unit bisnis Akomodasi.
"Behavior masyarakat sekarang ini, mereka ingin mendapatkan promo tinggi, tapi dengan kepastian penerapan protokol kesehatan. Nggak hanya murah, tapi mereka memastikan dapat merasa aman mulai dari naik transportasi sampai menginap di hotel, dan menikmati atraksi," ungkap dia.
VP of Market Management Traveloka Accommodation John Safenson mengajak masyarakat untuk berwisata di dalam negeri dulu, contohnya di Pulau Jawa atau Bali. Selain staycation, wisatawan juga dapat melakukan road trip antarkota, antarprovinsi, bahkan antarpulau.
John memprediksi, tren ini tetap banyak diminati. "Prediksi tahun depan masih dalam negeri. Jadi banyak orang masih melakukan perjalanan dalam negeri, karena belum tahu kapan Covid- 19 ini berakhirnya."
Jalan-jalan di Sekitar Rumah
Masyarakat tetap butuh hiburan dan berlibur di masa pandemi ini, walau dengan berbagai pembatasan sesuai protokol kesehatan. Karena itu, banyak orang memanfaatkan jalan-jalan di sekitar kota untuk hiburan
Apalagi, berbagai pusat perekonomian dan bisnis tetap bergeliat di sana, bahkan memfasilitasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rekreasinya.
Sudirman Central Business District ASRI pun berbenah dengan membangun Ashta. Anak perusahaan Agung Sedayu Group ini memperkenalkan Ashta sebagai ruang untuk gaya hidup, di samping resindensi. Dengan mengusung Embrace The Newness ASHTA menyuguhkan penawaran bagi masyarakat untuk gaya hidupnya.
"Ashta hadir sebagai sebuah destinasi di tengah ibu kota untuk mereka yang mencari hal baru, membutuhkan tempat yang nyaman dalam membina hubungan dengan komunitasnya, dan juga ingin mengembangkan diri," ujar David Hilman Chief Operating Officer ASRI, dalam pernyataannya, beberapa waktu lalu.
Di tempat tersebut, jelasnya, tersedia tempat kebugaran Level Gym asal Singapura. Tempat tersebut menyediakan pendidikan dan pelatihan, latihan kebugaran dan pelayan rehabilitasi bagi para anggotanya.
Tak hanya itu, Ashta juga memberi peluang bagi penggemar Signature Fox Kitsune Biscuit untuk berkunjung. Maison Kitsune beriringan dengan Caf Kitsune, jenama busana asal Prancis yang kental dengan karakter negaranya dan Jepang. Maison Kitsune menghadirkan desain apik dan pas bagi komunitas Instagram di Jakarta.
Jenama-jenama lain yang memperkaya ASHTA adalah FLIX Cinema, The Gourmet by Ranch Market, Arabica, Locus, Ground Zero by Common Ground, Bakerman, The Tasting Room, Bukanagara, Nagara Coffee, Yuukatsu, Goobne, Susuru, Lakon, Masshiro, dan banyak lagi lainnya.
Mereka, kata David, menawarkan konsep yang berbeda untuk tempat yang pernah jadi tuan rumah Brightspot Market dan Urban Sneakers Society 2019 itu.
"Kami ingin merayakan kehidupan. Semangat tinggi dan gairah para seniman, musisi, retailer, desainer, pelaku kecantikan, pebisnis kuliner, hingga penggiat kesehatan akan sama- sama berdiri dan mendukung Ashta," tambah Deputy GM Leasing ASRI, Jessa Setiabudi.
Ke depannya, lanjut dia, Ashta akan menghadirkan art workshop setiap pekannya. Gelaran itu berkolaborasi dengan pihak terkait dan para seniman. Di saat pembukaannya, bulan lalu, Ashta berkolaborasi dengan beberapa seniman muda untuk Wall of Art.
"Ada pula Taste Up atau promo khusus pemegang kartu akses Ashta. Kami menerima situasi tahun ini sebagai peluang untuk menemukan hal baru untuk bangkit kembali," ucap David.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.