Olahraga
Laga Boxing Day Jadi Hantu Leicester City
Leicester maupun MU membidik poin penuh untuk tetap bersaing di papan atas.
LEICESTER -- Laga Boxing Day, satu pertandingan sehari sebelum atau sesudah hari Natal, selalu menjadi ‘hantu’ bagi Leicester City. Sejak kembali berkiprah di pentas Liga Primer Inggris pada 2014, the Foxes menelan lima kekalahan dari enam partisipasi terakhir di laga Boxing Day.
Pada musim lalu, Leicester dibungkam tamunya, Liverpool, 0-4, dalam laga bertajuk serupa. Setahun berselang, tepat pada hari yang sama, pascakekalahan memalukan dari Liverpool, the Foxes bakal kembali melakoni laga Boxing Day di Stadion King Power. Kali ini, juara Liga Primer Inggris musim 2015/2016 itu akan menerima lawatan Manchester United (MU) pada pekan ke-15 Liga Primer Inggris, Sabtu (26/12) malam WIB.
Leicester pun menghadapi situasi yang kurang lebih sama seperti pada musim lalu menjelang laga Boxing Day pada musim ini, terutama posisi di klasemen sementara Liga Primer. The Foxes kini sedang bertengger di peringkat kedua klasemen. Sukses mengemas 27 poin dari 14 laga, the Foxes hanya terpaut empat poin dari Liverpool yang kokoh di puncak klasemen sementara.
Sementara United, yang berada di peringkat ketiga, terus mengintai Leicester dengan selisih satu poin. Dengan begitu, torehan tiga poin dalam laga Boxing Day menjadi torehan wajib bagi the Foxes guna menjauh dari kejaran United di papan klasemen. Terlebih, dengan selisih poin yang tipis antara peringkat kedua dan peringkat ketujuh, yang hanya terpaut tiga poin, kegagalan memetik poin dalam laga ini bisa langsung membawa the Foxes terlempar dari empat besar klasemen.
Leicester memiliki sedikit keuntungan dibanding tamunya. The Foxes memiliki masa pemulihan dan istirahat yang lebih panjang ketimbang United menjelang laga ini. Telah tersingkir di putaran ketiga Piala Liga, the Foxes memiliki masa jeda selama enam hari dari laga terakhirnya, tepatnya saat membekuk Tottenham Hotspur, 2-0, akhir pekan lalu.
Sementara, United masih harus tampil pada babak perempat final Piala Liga kontra Everton, tengah pekan ini. Peringkat ketiga Liga Primer musim lalu itu akhirnya hanya memiliki waktu istirahat selama tiga hari dari laga terakhirnya menjelang lawatan ke kandang the Foxes. Keuntungan ini pun diakui langsung oleh pelatih Leicester, Brendan Rodgers.
''Jeda antarpertandingan yang lebih panjang ini memberikan kami kesempatan memulihkan kondisi sejumlah pemain. Ini tentu saja membantu kami untuk bisa tampil lebih segar pada laga akhir pekan,'' ujar Rodgers seperti dilansir laman resmi klub, Rabu (23/12).
Salah satu pemain Leicester yang bisa memanfaatkan jeda antarpertandingan guna memulih kondisinya ini adalah Jamie Vardy. Stiker yang telah mencetak 13 gol dalam semua ajang pada musim ini tersebut sempat ditarik keluar pada pengujung laga saat the Foxes membungkam Spurs. Striker asal Inggris itu sempat dikhawatirkan absen pada laga kontra MU akibat mengalami cedera.
Namun, Rodgers menegaskan, Vardy kemungkinan besar sudah bisa merumput pada laga kontra United. Bahkan, mantan pelatih Liverpool itu mengungkapkan, tidak akan mengubah terlalu banyak susunan pemain seperti saat membungkam Spurs.
Di sisi lain, terlepas dari pendeknya masa pemulihan pemain, pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer menyatakan kemenangan besar atas Leeds United, 6-2, akhir pekan lalu, telah mendongkrak kepercayaan diri anak-anak asuhnya. Kemenangan atas the Whites itu pun memperpanjang rekor apik United di pentas Liga Primer. United sukses mencatatkan rekor tak terkalahkan dalam tujuh laga terakhir, termasuk torehan kemenangan beruntun pada dua laga terakhir.
Rentetan hasil apik ini pun mengantarkan MU ke peringkat ketiga, dengan masih mengantongi satu laga sisa. United sepertinya sudah melupakan kekecewaan tersingkir dari babak penyisihan grup Liga Champions. Solskjaer pun memastikan, timnya hanya fokus untuk bisa meningkatkan performa.
Kami masih berada di pertengahan musim. Kami tak ingin hanya fokus pada posisi kami di papan klasemen.OLE GUNNAR SOLSKJAER, Pelatih MU
Selain laju impresif pada tujuh laga terakhir Liga Primer, United juga memiliki modal lain dalam lawatan ke markas the Foxes, terutama dalam hal rekor performa laga tandang. United memetik kemenangan pada 10 laga tandang terakhir di pentas Liga Primer. Bahkan, dalam enam laga tandang terakhir, MU berhasil mencetak setidaknya tiga gol pada setiap laga.
Sebutan The Foxes
Leicester City F.C. adalah sebuah tim sepak bola Inggris berbasis di Leicester. Leicester Dikenal juga dengan sebutan The Foxes. Klub ini memainkan pertandingan kandangnya di Stadion King Power yang berkapsitas 32.000 penonton.
Mereka bermain di Liga Premier, setelah promosi sebagai juara Football League Championship di 2013-14, kembali ke papan atas sepak bola Inggris setelah satu dekade dan akhirnya menjadi juara di musim 2015-16, atau dua musim setelah promosi.
Leicester dipastikan keluar sebagai juara untuk kali pertama dalam sejarahnya setelah raihan poinnya tak mampu dikejar Arsenal maupun Tottenham diposisi kedua dan ketiga.
Seragam mereka berwarna biru dan celana putih. Klub ini kini berlaga di Liga Utama Inggris. Tim ini didirikan tahun 1884, dengan nama klub Leicester Fosse, yang bermain di sebuah lapangan dekat Fosse Road. Mereka pindah ke jalan Filbert pada tahun 1891, dan mulai masuk ke Football League pada tahun 1894 dan mengadopsi nama Leicester City pada tahun 1919. Mereka pindah ke Stadion Walkers pada tahun 2002, yang berganti nama menjadi Stadion King Power setelah perubahan kepemilikan di 2011.
Leicester memenangkan Premier League 2015-16, juara untuk kali pertama dalam sejarah mereka di kompetisi teratas liga inggris. Sebelum ini, capaian prestasi tertinggi yang pernah mereka raih adalah duduk di tempat kedua di Divisi Satu tahun 1928-29. Klub ini total mengkoleksi tujuh gelar lapis kedua. (6 Divisi II dan satu Championship), serta satu gelar League One.
Mereka juga telah memenangkan Piala Liga tiga kali dan telah Piala FA runner-up empat kali, sebuah rekor tampil di final tanpa memenangkan kompetisi. Pemain andalan mereka seperti Kante, Jamie Vardy, Riyad Mahrez, dan Kasper Schmeicel lah yang berhasil membawa The Foxes mengukir sejarah dengan menjadi juara Liga Inggris untuk pertama kalinya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.