Nasional
Akreditasi Sekolah Mulai Didasarkan Kinerja
BAN-SM berencana melakukan akreditasi piloting terhadap 5.012 sekolah dan madrasah.
JAKARTA—Badan Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah (BAN-SM) menyatakan proses akreditasi kin tidak lagi mengutamakan administrasi, tetapi lebih berbasis pada kinerja. Ketua BAN-SM Toni Toharudin menuturkan, perubahan basis akreditasi ini berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan agar akreditasi menjadi lebih efektif.
Menurut Toni, beberapa komponen yang difokuskan dari akreditasi mendatang ialah mutu lulusan, proses pembelajaran, mutu guru, dan manajemen sekolah/madrasah. Sebab, selama ini muncul masalah ketidaksesuaian antara peningkatan akreditasi dengan nilai pendidikan Indonesia.
"Peringkat akreditasi selalu meningkat, baik status akreditasi A maupun B, tapi tidak dibarengi dengan peningkatan di variabel lain. Katakanlah di variabel ujian nasional maupun PISA," kata Toni dalam telekonferensi, Selasa (22/12).
Menurut pemantauan BAN-SM, di satu sisi jumlah sekolah madrasah dengan akreditasi di atas B selalu bertambah setiap kali dilakukan akreditasi. Namun ternyata, akreditasi tersebut tidak beriringan dengan kualitas pendidikan.
Salah satu yang menyebabkan hal ini terjadi, Toni menjelaskan adalah sistem akreditasi yang cenderung mengutamakan pemenuhan administratif. Hal ini memunculkan pertanyaan terkait dengan validitas instrumen akreditasi.
"Kita melakukan diskusi dengan berbagai expert dari perguruan tinggi dan praktisi. Kami juga melakukan benchmarking ke lembaga-lembaga akreditasi di internasional sehingga pada ujungnya dari evaluasi tersebut, kita melakukan reformasi manajemen agar akreditasi efektif," kata dia.
BAN-SM berencana melakukan akreditasi piloting terhadap 5.012 sekolah dan madrasah. Akreditasi ini menjadi implementasi instrumen akreditasi yang baru. "Untuk tahun ini kita melakukan akreditasi terhadap 4.811 sekolah madrasah dan 201 satuan pendidikan kerja sama. Kita sebut sebagai piloting," kata anggota BAN-SM, Budi Susetyo.
Ia menjelaskan, meskipun dinamakan piloting nantinya hasil pemantauan ditetapkan sebagai hasil akreditasi. Sekolah dan madrasah yang dipilih, kriterianya yakni pernah diakreditasi dan sertifikatnya sudah habis.
Selain itu sekolah dan madrasah dipilih secara acak. "Mewakili ada sekolah madrasah yang terakreditasi A, B, C, dan ada di daerah perkotaan dan ada yang di daerah di luar dari kota provinsi," ujar Budi.
Akreditasi tahun ini dilakukan secara daring mengingat situasi pandemi masih terjadi di seluruh daerah. Akreditasi juga dilakukan dengan memperhitungkan ketersediaan akses internet di sekolah-sekolah.
Budi menjelaskan pada tahun 2021, akreditasi akan lebih difokuskan pada sekolah-sekolah yang berada di remote area. Untuk tahun ini, dari total sekolah yang sudah diakreditasi, hanya 15 persen yang berada di remote area.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.