Hikmah
Ibu adalah Sekolah
Ibu adalah sekolah. Jika kau siapkan ia dengan baik, kau telah menyiapkan generasi harapan.
Oleh Muhammad Kosim
OLEH MUHAMMAD KOSIM
Ibu adalah sekolah. Jika kau siapkan ia dengan baik, kau telah menyiapkan generasi harapan. Ibu adalah taman. Jika kau tata dan kau rawat, ia akan menjadi indah menghijau hamparan. Ibu adalah guru para pendidik ulung yang pengaruhnya tersebar di segala peradaban (Syair Hafizh Ibrahim).
“Ibu adalah sekolah (al-ummu madrasah)” menegaskan bahwa ibu memberikan pengalaman belajar untuk mendidik karakter anak-anaknya. Perannya yang tidak bisa digantikan ayah: mengandung, melahirkan dan menyusui, meneguhkan kemuliaan ibu.
Ketika seorang ibu mengandung, sesungguhnya telah terjadi pendidikan karakter. Ibu dituntut untuk memelihara fisiknya agar tetap sehat, dengan memakan makanan yang bergizi lagi menyehatkan sehingga berdampak positif bagi janinnya.
Secara psikis, si ibu hendaknya menjaga mentalnya agar tetap sehat. Maka ibu harus memakan makanan yang halal, banyak berzikir dan membaca Alquran, shalat sunah, dan meningkatkan ibadah sunah lainnya serta meninggalkan larangan Allah SWT. Aktivitas ini mendidik anak dalam kandungan agar tetap pada fitrahnya dan kelak berakhlak mulia.
Ibu juga yang melahirkan. Proses bersalin antara hidup dan mati yang dilalui ibu mengajarkan pada anak sejumlah sifat mulia yang harus dimiliki dalam hidup ini, seperti ikhtiar, ikhlas, syukur, dan tawakal. Rasa sakit itu segera sirna saat mendengar tangisan bayinya serta kumandang azan yang mengajarkan pendidikan tauhid.
Ibu pula yang menyusui anak-anaknya. Air susu yang dikonsumsi turut memengaruhi fisik dan karakter anak. Maka ibu harus menjadi sekolah ideal dengan mengonsumsi makanan halal dan tayib untuk menghasilkan ASI yang berkualitas.
Di samping itu, ibu menjadi guru utama bagi anak-anaknya. Sentuhan tangannya yang menyejukkan, nasihatnya yang menggetarkan jiwa, perhatian dan kasih sayangnya, hingga doa untuk kebaikan anaknya merupakan rutinitas ibu dalam mendidik buah hatinya.
Karena itu, jika ingin melahirkan generasi yang berkarakter, siapkanlah calon ibu yang salehah untuk dinikahi pria saleh. Sabdanya: "Dinikahi perempuan itu karena empat hal, yaitu kekayaan, keturunan, kecantikan, agamanya. Maka, pilihlah yang mempunyai agama yang kuat, niscaya kamu akan beruntung." (HR Bukhari dan Muslim).
Musthafa al-‘Adawy dalam kitab Fiqh Tarbiyah menegaskan, “Seorang istri yang salehah, ketika membawa anak-anaknya bertamasya akan membawa mereka mengunjungi orang-orang yang saleh seperti dirinya. Dengan demikian, kesalehan anak-anaknya akan bertambah pula.”
Wallahu a’lam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.