Kabar Utama
Ekonomi Syariah Kian Bergairah
Bakal ada transformasi besar di keuangan syariah dari 21 bank pada 2021.
JAKARTA -- Ekonomi syariah di Indonesia terbukti memiliki daya tahan di tengah pandemi Covid-19 yang berdampak ke berbagai sektor. Aset industri keuangan syariah tetap tumbuh. Begitu pula dengan penghimpunan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf). Berkaca dari kinerja pada tahun ini, sejumlah kalangan optimistis ekonomi syariah pada 2021 bakal semakin cerah dan bergairah.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, tahun 2020 merupakan momentum untuk membangun ekonomi syariah yang semakin berdaya tahan pada masa depan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menggabungkan tiga kekuatan bank syariah terbesar di Indonesia, yaitu PT Bank BRI Syariah (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri Syariah, dan PT Bank BNI Syariah.
"Ini adalah saat yang tepat untuk memperkuat ekonomi syariah Tanah Air. Semoga pandemi ini bisa jadi momentum untuk kita akselerasi ekonomi syariah yang berdaya tahan ke depannya," katanya dalam Republika Webinar Outlook Ekonomi Syariah 2021, Rabu (2/12).
Proses merger tiga bank syariah telah dimulai sejak 12 Oktober lalu. Proses penggabungan ditargetkan rampung pada kuartal I 2021. Dalam proses merger ini, BRI Syariah bertindak sebagai entitas yang menerima penggabungan. Aset bank hasil merger diperkirakan mencapai sekitar Rp 220 triliun-Rp 225 triliun.
Prospek ekonomi syariah semakin cerah karena berbagai pemangku kepentingan telah memastikan dukungannya untuk membuat ekonomi syariah sebagai arus baru dari ekonomi nasional. Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat mengatakan, ekonomi syariah harus terus dikembangkan karena terbukti memiliki daya tahan meski di tengah krisis.
Setelah masuk pada masa resesi pertama dalam 17 tahun terakhir, kata dia, performa dari industri halal serta keuangan komersial dan sosial syariah masih tetap baik. Pertumbuhan aset perbankan syariah bahkan lebih tinggi daripada perbankan konvensional. Pengumpulan ziswaf pun disebutnya tetap deras. "Meski tetap terkena imbas, ekonomi syariah masih tetap berdaya tahan," katanya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset industri jasa keuangan per Agustus 2020 tumbuh 21,34 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (yoy). Aset perbankan syariah sebesar Rp 550,63 triliun, industri keuangan non-bank syariah Rp 111,81 triliun, dan pasar modal syariah Rp 1.016,50 triliun.
Menurut dia, terjaganya kinerja industri keuangan sayriah dipengaruhi ketentuan syariah yang mengedepankan prinsip kehati-hatian, stabilitas, dan keberlanjutan. Ia menegaskan, KNEKS telah mengeluarkan berbagai inisiatif yang merupakan rencana implementasi berdasarkan turunan dari Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah (Meksi). Setidaknya ada total 47 inisiatif strategis pada lima segmen atau fokus utama KNEKS.
Sebanyak 11 inisiatif berkaitan dengan pengembangan ekonomi syariah dan industri halal, 8 inisiatif produk, pendalaman pasar, dan pengembangan infrastruktur sistem keuangan syariah, 11 inisiatif untuk keuangan inklusif, dana sosial keagamaan, dan keuangan mikro syariah. Kemudian, sebanyak 10 inisiatif mengenai hubungan eksternal, promosi, dan hukum, lalu 7 inisiatif strategis dalam pendidikan dan riset ekonomi dan keuangan syariah.
Pakar ekonomi syariah Adiwarman Karim mengatakan, perkembangan ekonomi syariah pada 2021 diproyeksikan positif. Kata dia, ada sejumlah momentum yang akan membuat kondisi ekonomi lebih ramah bagi Muslim. "Perubahan geopolitik dunia akan berdampak pada Indonesia, khususnya ke sektor ekonomi syariah," katanya.
Ia menjelaskan, pada Februari 2021 akan terjadi perubahan geopolitik dunia karena Presiden Amerika Serikat Joe Biden resmi menduduki Gedung Putih. Adiwarman mengatakan, AS kemungkinan besar akan mengisi kembali kekuasaan di Indo-Pasifik yang sempat ditinggalkan pada masa kepemimpinan Donald Trump dan diisi Cina.
Di sisi lain, Cina tidak akan serta-merta mengembalikan kekuasaan ke tangan AS. Oleh karena itu, Cina akan mengedepankan strategi yang sama, yaitu lebih merangkul Islam.
Selanjutnya, ia menyebut bakal ada transformasi besar di sektor keuangan syariah dari 21 bank pada tahun depan. Transformasi tersebut termasuk merger, konversi, hingga spin-off. "Semua aksi tersebut akan mengakselerasi penguatan industri agar lebih berdaya saing," katanya.
Menurut dia, outlook perbankan syariah 2021 akan menampilkan wajah industri perbankan yang secara signifikan berbeda. Berbagai inisiatif dilakukan pada saat industri keuangan secara keseluruhan mengalami fase konsolidasi.
Seandainya tidak ada pandemi, kata dia, dapat diduga kuat ke-21 bank syariah akan menunda inisiatifnya dan memilih mengejar pertumbuhan aset dan laba. "Ini salah satu hikmah pandemi Covid-19," katanya.
Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Anwar Bashori menyampaikan, “State of Global Islamic Economy Report 2020/2021” telah menempatkan Indonesia di posisi keempat, naik dari posisi kelima pada tahun sebelumnya. "Peningkatan signifikan terjadi di sektor makanan halal, pariwisata halal, fashion Muslim, farmasi dan kosmetik, juga media dan rekreasi," kata Anwar.
Potensi ekonomi syariah RI disebutnya masih sangat besar. Sebab, Indonesia adalah negara dengan PDB terbesar di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan porsi 14,8 persen, diikuti Arab Saudi sebesar 11,3 persen. Sementara itu, 80 persen dari PDB Indonesia diproyeksikan sebagai PDB halal.
Generasi Milenial Jadi Kunci
Ketua Pemuda Dewan Masjid Indonesia (DMI) Arief Rosyid mengatakan, perlu adanya simbiosis mutualisme antara ekonomi syariah dan generasi muda yang akan jadi penerus bangsa pada masa depan. Ia menilai, generasi milenial merupakan kunci dari pengembangan ekonomi syariah Indonesia.
"Kita harus bangun kesadaran yang masif terhadap milenial akan ekonomi syariah. Ini agar kita tidak hanya jadi pasar, tetapi juga pelaku," katanya dalam ‘Webinar Republika: Outlook Ekonomi Syariah 2021’, Rabu (2/12).
Ia berharap pengarusutamaan ekonomi syariah lebih banyak melibatkan generasi muda. Arief mengatakan, penduduk milenial mencapai 140 juta orang yang mewakili 62,98 persen penduduk Indonesia.
Porsi milenial mencapai 33,75 persen dan 29,23 persen adalah generasi sentenial atau generasi Z. Selain itu, 87 persen penduduk Indonesia adalah Muslim yang menempati 12,5 persen populasi Muslim dunia.
Berdasarkan The Future of World Religion and PEW Research Center, kata dia, populasi Muslim 2050 akan mencapai 29,7 persen. Global Islamic Economy Report 2018-2019 oleh Thomson Reuters juga menyebutkan, ekonomi Islam tumbuh stabil karena didorong populasi milenial Muslim yang terus meningkat, dan diperkirakan akan mencapai tiga miliar jiwa pada 2060.
Pada 2018, total pengeluaran oleh milenial Muslim bahkan telah mencapai lebih dari 2,1 triliun dolar AS. Sementara itu, studi lain yang dilakukan oleh Alvarez & Marsal Middle East mengatakan, nasabah milenial akan memberikan kontribusi sebesar 65 persen dari total pendapatan bank pada 2030.
"Rencana merger bank syariah BUMN, juga inisiatif lain tentu akan membesarkan potensi penetrasi pada milenial," katanya.
Ia menambahkan, bank syariah juga semakin mengarah pada digital yang paling disukai generasi milenial. Ia mencontohkan, Bank Syariah Mandiri telah mencatat transaksi digital yang mencapai 55 juta transaksi atau naik 29,15 persen hingga Juni 2020.
Nilai-nilai yang dibawa oleh bank syariah pun dianggap relevan dengan perkembangan tren minat dari milenial. Ini karena bank syariah lebih memperhatikan sisi sosial dan keberlanjutan dalam keuangan, juga transaksi. "Tren bank 5.0 yang mengedepankan teknologi untuk kemaslahatan sudah berada di dalam jati diri bank syariah," katanya.
Ia mengatakan, DMI memiliki sejumlah inisiatif gerakan untuk turut memajukan ekonomi syariah. Beberapa gerakan itu adalah Milenial Menabung di Bank Syariah, program Ekonomi Islam Butuh Anak Muda, Bangkit dari Masjid, Indonesia Sharia Youth Economic Forum, hingga Muktamar Pemuda Islam. "Diharapkan, berbagai inisiatif dari milenial akan semakin meningkatkan semangat gaya hidup halal," katanya.
Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Anwar Bashori, yang turut menjadi narasumber dalam webinar Republika mengatakan, BI optimistis Indonesia akan menjadi center of excellent dari ekonomi syariah dunia sesuai misi dalam Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (MEKSI) 2024. Optimisme itu didukung oleh berbagai upaya yang telah dan akan terus dilakukan oleh segenap pemangku kepentingan.
Selain itu, menurut dia, pandemi Covid-19 juga membawa akselerasi dan menunjukkan adanya peradaban baru yang harus disikapi baik oleh ekonomi syariah. Menurut dia, pandemi adalah momentum bagi pengembangan ekonomi syariah untuk lebih memberikan maslahat pada masyarakat.
Evolusi kebijakan ekonomi dan keuangan syariah pun terus menunjukkan keberpihakan. Terbaru, keberpihakan ditunjukkan melalui Perpres No 28 Tahun 2020 yang memperluas cakupan kerja Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah.
"BI sendiri mewakafkan cetak biru kebijakan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah BI pada 2017, untuk jadi dasar perumusan MEKSI," katanya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.