Inovasi
Penguasaan Teknologi Masih Jadi Tantangan
Penguasaan teknologi pembelajaran jarak jauh di setiap wilayah amat bervariasi.
Tahun ini ada hal berbeda yang dirasakan dunia pendidikan di Indonesia. Yakni, kini semua proses belajar-mengajar dilakukan sepenuhnya mellaui perantara teknologi.
Tentu ada berbagai tantangan yang dialami oleh guru dan pelajar, karena sebelumnya terbiasa bertatap muka. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Jufri menceritakan tantangan yang dirasakan oleh guru-guru di Sulawesi Selatan selama PJJ.
Sulawesi Selatan memiliki 24 kota kabupaten. Di 24 kota kabupaten tersebut, terdapat 17 ribu guru PNS dan 11.565 non PNS. Untuk kota-kota dan kabupaten, kata Jufri, memiliki kondisi geografis yang tidak sama. Selain itu, masih ada pula, lebih kurang 230 pulau yang termasuk kategori remote area dan wilayah-wilayah ini hampir keseluruhannya belum terjangkau jaringan internet yang memadai.
“Jadi kalau ditanya seperti apa pembelajaran teman-teman di Sulawesi Selatan, khususnya di masa pandemi ini kondisinya memang sangat variatif,” kata Jufri dalam acara peluncuran Zenius untuk Guru (ZuG), pekan lalu.
Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan tetap mengikuti anjuran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim, bahwa selama belajar di rumah ini, anak-anak tidak memaknai sebagai masa liburan. Namun di rumah, mereka tetap bisa belajar dengan suasana yang menyenangkan.
“Dengan kondisi seperti saya gambarkan tadi, kami memberikan keleluasaan pada masing-masing kepala sekolah untuk membuat kreasi-kreasi tertentu, untuk bisa memastikan proses belajar bisa terus berlangsung,” ujarnya.
Jufri melanjutkan, khusus untuk wilayah-wilayah yang tidak tersentuh dengan internet yang maksimal, mereka melakukan beberapa alternatif, pola guru keliling atau guru kunjung. Tetapi, langkah ini juga mempunyai problematika tersendiri, yaitu jarak satu siswa dengan rumah siswa lainnya sangat berjauhan
Kemudian, ada pula penggunaan modul dan cara-cara lain, misalnya dibuat posko di perbatasan. Lalu, anak-anak dan guru datang ke perbatasan pada hari-hari tertentu.
Mereka mengerjakan soal-soal. Dua atau tiga hari berikutnya, mereka bertemu lagi di titik yang disepakati. “Kami berkomitemen membantu para guru memecahkan beragam kendala semasa pembelajaran jarak jauh (PJJ), salah satunya dengan menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk Zenius,” ujarnya.
Bantu Adaptasi
Bertepatan dengan Hari Guru Nasional 2020, aplikasi belajar Zenius mengumumkan peluncuran “Zenius untuk Guru” (ZuG), sebuah sistem manajemen pembelajaran gratis yang dibuat oleh guru, untuk guru. Platform ini sudah bisa digunakan oleh guru se-Indonesia secara gratis oleh guru segala mata pelajaran, pada segala jenjang pendidikan untuk memudahkan pengelolaan aktivitas pembelajaran.
Chief of Teachers’ Initiative Zenius Education, Amanda P Witdarmono menjelaskan, Zenius Guru hadir sebagai platform co-creation untuk membantu guru melakukan pengajaran secara spesifik. Termasuk dalam, membagikan materi pelajaran, memilah dan menugaskan soal, serta mendapatkan analisis hasil pekerjaan siswa.
“Dengan sistem manajemen pembelajaran yang bisa diakses gratis, kami berharap guru-guru bisa memiliki waktu yang lebih banyak untuk melakukan hal yang mereka kuasai, yaitu meningkatkan interaksi pembelajaran yang berkualitas dengan siswa. Sehingga siswa memiliki keterampilan literasi dan numerasi yang tinggi,” ujar Amanda.
Sebelum peluncuran, Zenius telah membuka akses ZuG ke lebih dari 6 ribu guru di Indonesia untuk mendapatkan masukan dan menyempurnakan platform ini lebih jauh. ZuG juga memungkinkan para guru menciptakan kelas virtual untuk membagikan penilaian ke siswa-siswa yang ada di kelas, serta menyusun penilaian dengan pilihan soal dari bank soal Zenius atau membuat soal sendiri.
Kemudian, guru yang menggunakan ZuG bisa juga membagikan penilaian. Siswa-siswa guru tersebut dapat mengerjakan soal dan melihat pembahasan soal.
Kemudian, ZuG akan memungkinkan guru mengevaluasi penilaian, yakni pekerjaan siswa dinilai segera dan hasil penilaian kelas dapat diunduh. Dalam waktu dekat, ZuG juga akan segera terhubung dengan fitur kelas digital di platform E-Panrita, portal belajar daring yang dikembangkan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.
Guru-guru di Sulawesi Selatan sebagian besar masih menganggap inovasi pembelajaran berbasis TI sebagai pelengkap saja. Tapi, mau tidak mau, mereka kini terus beradaptasi dengan teknologi.Muhammad Jufri, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
Mulai Memahami Teknologi
Guru Fisika SMA Gajah Mada Bandar Lampung, Ervina Septiani, merasa bersyukur platform co-creation untuk guru seperti ZuG hadir di masa-masa sulit ini. Ia telah menggunakan ZuG sejak September 2020.
Menurut Ervina, ZuG sangat membantu, karena dalam PJJ ini ia harus membuat video pembelajaran dan penilaian secara bersamaan. Ini membutuhkan waktu yang lebih lama baginya.
Saat PJJ ini, ia sebagai guru fisika juga mengalami kesulitan di penilaian di simbol-simbol dan persamaan matematika. Namun dengan adanya ZuG, Ervina dengan mudah mengonversi dan mengkreasikan soal-soal yang ia buat.
Chief of Teachers’ Initiative Zenius Education, Amanda P Witdarmono mengungkapkan, terkait penggunaan teknologi di kalangan guru, saat ini trennya terus meningkat. “Jadi memang semua adaptasi ya dengan PJJ ini. Banyak juga yang hanya menggunakan WA grup untuk melakukan pembelajaran, tetapi semuanya pelan-pelan beradaptasi,” ujar Amanda.
Sisi lain, saat pandemi Covid-19 nanti dinyatakan mulai makin landai dan membaik, serta bisa melakukan kegiatan secara tatap muka, seperti janji Mendikbud RI di awal Januari nanti, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Muhammad Jufri meyakini, pembelajaran berbasis digital ini tentu tidak akan berhenti.
Bahkan bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan guru. Contohnya, dimungkinkan terjadi komunitas belajar, di mana siswa yang ada di kelas tertentu di SMK tertentu, bisa saja belajar dengan waktu yang bersamaan di SMK lain pada bidang keahlian yang sama.
Pameran Edukasi Virtual
Selang sembilan bulan masa pandemi Covid-19 berjalan, kini beragam aktivitas di bidang ekonomi mulai kembali bangkit. Namun berbeda dari sebelumnya, seluruh kegiatan operasional dilakukan dengan menerapkan standar protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.
Dunia pendidikan pun tidak lepas dari kenormalan baru. Integrasi teknologi di bidang pendidikan, sekarang juga diterapkan dalam pameran pendidikan. Konsep pameran virtual menjadi inovasi di tengah kenormalan baru bagi pengelola sekolah dan lembaga pendidikan dalam memasarkan produk lembaga pendidikannya.
Seperti yang akan dihelat oleh PT Aku Pintar Indonesia yakni ‘Satu Klik, Aku Pintar Virtual Edu-Expo (VEE) 2021’ yang akan diselenggarakan pada 6-7 Februari 2021. Mengusung tema ‘Energizing Dreams: Pemanfaatan Teknologi Sebagai Solusi Akselerasi Pendidikan di Indonesia’.
Pameran virtual ini akan mempertemukan produk pendidikan dari berbagai lembaga pendidikan dan perusahaan dengan calon peserta didik serta orang tua secara mudah, aman, dan gratis. Menurut CEO Aku Pintar, Lutvianto Pebri Handoko, VEE Aku Pintar mengoptimalisasikan penerapan teknologi agar informasi seputar dunia pendidikan tetap dapat diakses di masa pandemi
“Acara ini akan memberikan pengunjung pengalaman baru, seakan benar-benar berada di dalam sebuah pameran pendidikan konvensional. Pengunjung tetap dapat menikmati semua program dan mengaskes informasi yang ada di pameran secara gratis dari laptop ataupun smartphone-nya,” jelas Pebri.
Selama dua hari, VEE dari Aku Pintar akan diisi oleh kegiatan talkshow, konsultasi pendidikan serta permainan. Untuk mengakses semua kegiatan tersebut, pengunjung cukup meng-klik ruang-ruang pada laman pameran ‘Satu Klik, Aku Pintar Virtual Edu-Expo 2021’.
Misalnya, untuk menonton talkshow, pengunjung bisa memilih thumbnail ruang audiotorium, kemudian akan di-hyperlink-kan live streaming yang menayangkan program talkshow.
Sementara untuk akses informasi mengenai universitas, pengunjung bisa meng-klik booth-booth dari 75 universitas terkemuka atau lembaga pendidikan yang ambil bagian di pameran virtual ini. Khusus untuk booth universitas dan lembaga pendidikan, pengunjung juga bisa mengunduh brosur serta melakukan konsultasi pendidikan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.