Nasional
Kasus Harian dan Kematian Catat Rekor
Keterisian ruang isolasi dan perawatan sudah mencapai batas kritis yang ditetapkan WHO.
JAKARTA -- Tren penambahan kasus harian Covid-19 kembali memecahkan rekor pada Jumat (27/11). Pemerintah merilis penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 5.828 orang dalam 24 jam terakhir sekaligus menjadi yang tertinggi sejak kasus Covid-19 pertama kali diumumkan pemerintah pada awal Maret lalu.
Selain penambahan kasus harian, angka kematian akibat Covid-19 mencatatkan rekor tertinggi. Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan kasus kematian bertambah cukup tinggi hari ini, yakni 169 orang. Jumlah kumulatif pasien yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 mencapai 16.521 orang.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, lonjakan ini merupakan cerminan dari penularan infeksi Covid-19 yang masih cukup tinggi di tengah masyarakat. Rekor yang terjadi kemarin merupakan akumulasi dari berbagai kejadian, termasuk dampak libur panjang dan sejumlah kejadian kerumunan yang terjadi dalam rentang dua pekan terakhir.
“Pola kenaikan kasus dari suatu event penting seperti libur panjang biasanya terjadi 10-14 hari setelahnya. Jadi, bisa saja setelah itu bertumpuk event lainnya. Tetap perhatikan pola tren kasus ini dan harus dikaitkan kasus daerah secara spesifik, bukan data nasional semata,” kata Wiku saat dikonfirmasi, Jumat (27/11).
Jika dilihat lebih perinci, peningkatan kasus harian dalam beberapa hari terakhir sejalan dengan penambahan kapasitas pemeriksaan. Sejak Rabu (25/11), jumlah orang yang dites selalu di atas 35 ribu orang dalam sehari. Bahkan, rekor tertinggi tercatat pada Rabu dengan 43.720 orang diperiksa dalam sehari.
Dari penambahan kasus pada Jumat (27/11), DKI Jakarta menyumbang angka tertinggi, yakni 1.436 kasus baru. Menyusul kemudian ada Jawa Tengah dengan 963 kasus baru, Jawa Barat dengan 699 kasus, Jawa Timur dengan 428 kasus, dan Riau dengan 261 kasus. Sedangkan angka kematian, Jateng tercatat paling banyak dengan 51 kematian, disusul Jatim dengan 39 kematian.
“Intinya, angka yang tisnggi pasti terkait dengan penularan yang tinggi. Masyarakat tetap perlu waspada. Patuhi protokol kesehatan dengan ketat,” kata Wiku.
Di sisi lain, jumlah kesembuhan juga terus meningkat. Hari ini dilaporkan ada 3.807 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Dengan demikian, angka kumulatif pasien sembuh menjadi 437.456 orang.
Batas kritis
Bertambahnya jumlah kasus positif harian berimbas terhadap kenaikan keterisian rumah sakit di berbagai daerah. Di Kota Tasikmalaya, dari total 667 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, 254 orang di antaranya masih terus menjalani isolasi. Sementara, ketersediaan ruang isolasi di sejumlah fasilitas kesehatan memiliki batasan.
Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Dudang Erawan Suseno mengatakan, tingkat keterisian ruang isolasi per Jumat (27/11) hampir habis. Di sisi lain, setiap harinya pasien terkonfirmasi Covid-19 masih terus berdatangan. “Sampai hari ini (Jumat), tingkat keterisiannya 98 persen,” kata dia.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, keterisian ruang isolasi dan perawatan pasien positif Covid-19 di berbagai rumah sakit di Jawa Barat saat ini rata-rata mencapai 65 persen. Menurut dia, angka tersebut sudah mencapai batas kritis yang ditetapkan WHO.
“Rumah sakit masih memadai, walaupun memang dalam teori WHO sudah mencapai titik kritis. Titik kritis itu ada di 65 persen. Kita sudah berada di titik itu,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Menurut Emil, kalau angka keterisian rumah sakit di setiap kabupaten dan kota telah mencapai 65 persen bahkan lebih, itulah saatnya pemerintah daerah (pemda) menyediakan tempat perawatan alternatif lainnya. “Itulah momen para kepala daerah menambahi ruang-ruang isolasi sehingga persentasenya turun,” ujar dia.
Ketua Divisi Manajemen Fasyankes Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Jabar, Marion Siagian, mengatakan, penambahan fasilitas dilakukan berbagai cara. Salah satunya dengan alih fungsi tempat tidur dan fasilitas pendukung lainnya yang sudah ada menjadi khusus untuk penanganan Covid-19.
Kendati demikian, kata dia, semua itu harus disertai kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.