Sehat
Jurus Tangani Luka Akut di Rumah
Perawatan luka dan penggantian plester cukup dilakukan dua kali sehari setelah mandi.
Tak ada yang pernah tahu kapan seseorang akan mengalami luka. Namun bila terjadi, luka perlu mendapatkan pertolongan pertama yang tepat agar tidak berkembang menjadi masalah yang lebih besar.
Berdasarkan awal terjadinya luka, luka dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu luka akut dan luka kronis. Luka akut merupakan jenis luka yang sering ditemukan dalam keseharian dan biasanya mengenai individu yang sehat. Beberapa contohnya adalah luka akibat terjatuh, luka tersayat pisau, atau luka bakar ringan. "Misalnya, tiba-tiba terjatuh, terkena percikan minyak panas, itu adalah luka akut," ujar dokter spesialis luka dari RS Pantai Indah Kapuk dr Adisaputra Ramadhinara CWSP FACCWS.
Sedangkan luka kronis merupakan luka yang biasanya terjadi pada individu yang memiliki penyakit penyerta dan berlangsung lama. Misalnya luka pada pasien penyandang diabetes atau gangguan aliran darah.
Luka kronis umumnya membutuhkan masa penyembuhan yang lebih lama dan rumit. Oleh karena itu, luka kronis sebaiknya ditangani oleh tenaga medis profesional di rumah sakit.
Berbeda dengan luka kronis, luka akut umumnya bisa dirawat secara mandiri di rumah. Yang terpenting adalah luka akut ini ditangani dengan cara yang benar.
Menghadapi luka akut merupakan situasi yang cukup sering ditemui oleh aktris dan ibu dari dua anak Putri Titian. Perempuan yang akrab disapa Tian ini mengatakan kedua putranya, Iori dan Iago, sangat aktif bergerak di rumah. Iago misalnya, sedang berada dalam fase belajar berjalan. Saat ini keseimbangan Iago masih belum sempurna sehingga dia kerap terjatuh saat belajar berjalan.
Sang kakak Iori, saat ini sedang menggemari karakter pahlawan super. Tak jarang Iori bermain peran menjadi pahlawan super yang dia sukai sambil melompat ke sana-sini. Iori pun sedang suka bersepeda. "Datang-datang bawa oleh-oleh (luka) sambil menangis," ungkap Tian dalam peluncuran virtual rangkaian produk Hansaplast untuk luka akut berukuran besar.
Sebagai seorang ibu, Tian memilih untuk tidak banyak melarang anak saat beraktivitas. Akan tetapi, Tian juga merasa cukup sulit untuk menghadapi situasi di mana anak akhirnya terluka ketika bermain.
Yang membuat Tian cukup sulit adalah momen untuk membersihkan dan merawat luka pada sang anak. Rasa perih yang timbul dari obat luka tak jarang membuat anaknya menolak dan bahkan histeris ketika akan diobati. "Pertama kali diobatin, drama pasti," jelas Tian.
Akan tetapi, Tian merasa sangat terbantu dengan adanya cairan antiseptik dengan PHMB yang tidak memberikan rasa perih tambahan pada luka sehingga tidak membuat anak takut atau trauma.
Saat merawat luka anak, Tian juga kerap bekerja sama dengan sang suami, Junior Liem. Junior biasanya akan mengambil peran untuk mengalihkan perhatian sang anak, sedangkan Tian berperan dalam merawat luka sang anak. "Papanya ajak ngomong, aku yang obati. Atau papanya ajak nonton, cerita, aku yang ngobatin," ungkap Tian.
Sebelum pandemi, Tian juga selalu membawa kotak P3K setiap kali berpergian bersama anak. Dengan begitu, dia bisa segera memberikan pertolongan pertama dengan cepat bila sang anak terluka. "Setiap ke mana-mana (sebelum pandemi) pasti selalu ada di mobil," papar Tian.
Langkah-langkah Perawatan
Secara umum, ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan untuk merawat luka akut di rumah.
1. Bersihkan luka menggunakan cairan antiseptik.
Pilih cairan antiseptik yang aman untuk jaringan luka seperti cairan antiseptik yang mengandung //polyhexamethylene biguanide// (PHMB). Selain tidak berwarna dan berbau, kandungan PHMB pada cairan antiseptik juga memberikan perasaan nyaman dan tidak menyebabkan rasa perih. Kandungan PHMB juga terbukti efektif dalma menunjang proses penyembuhan luka.
2. Menjaga luka dalam kondisi lembap.
Selama ini banyak orang beranggapan bahwa luka akan lebih cepat sembuh bila dibiarkan terbuka. Padahal, luka yang dibiarkan terbuka akan membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama dan berpotensi membuat luka dimasuki oleh kuman. "Kalau lukanya lembap, sembuhnya bisa sampai dua kali lebih cepat. Itu satu tahap yang tidak boleh disepelekan," jelas dokter spesialis luka dari RS Pantai Indah Kapuk dr Adisaputra Ramadhinara CWSP FACCWS.
Penggunaan plester dapat membantu menjaga kelembapan luka. Oleh karena itu, luka perlu ditutup dengan plester setelah dibersihkan. Selain menjaga kelembapan, plester juga berfungsi untuk mencegah masuknya kuman ke dalam luka.
3. Oleskan pelembap luka
Bila luka tampak kering, sebaiknya oleskan pelembap luka seperti produk salep luka terlebih dahulu sebelum luka ditutup dengan plester. Luka yang kering ditandai dengan adanya warna kehitaman seperti koreng di sekitar luka.
Bila Alami Luka Bakar
Penanganan luka akut dalam bentuk luka bakar yang ringan memerlukan tahap yang sedikit berbeda. Ketika seseorang mengalami luka bakar, misalnya terkena minyak panas, segera alirkan air pada area kulit yang mengalami luka bakar. "Di bawah air mengalir, minimal 15 menit," jelas dokter spesialis luka dari RS Pantai Indah Kapuk dr Adisaputra Ramadhinara CWSP FACCWS.
Cara ini bertujuan untuk membuang panas pada area kulit yang mengalami luka bakar. Dengan begitu, kerusakan jaringan akibat luka bakar bisa diminimalkan.
Tahap selanjutnya tidak berbeda dengan penanganan luka akut lain, yaitu bersihkan area luka bakar dengan cairan antiseptik terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk membunuh kuman-kuman yang mungkin masih ada di permukaan luka.
Bila area luka tampak terlalu basah karena cairan antiseptik, lap secara perlahan dengan kasa steril agar kondisi luka tidak terlalu basah. Bila luka tampak lembap, luka bisa langsung ditutup dengan plester. Namun bila luka tampak kering, tambahkan salep pelembap luka terlebih dahulu sebelum luka ditutup dengan plester. "Pilih (plester) sesuai dengan ukuran lukanya," tambah dr Adisaputra.
Secara umum, perawatan luka dan penggantian plester cukup dilakukan dua kali sehari setelah mandi. Namun bila seseorang yang luka banyak beraktivitas dan membuat plester basah atau kotor, maka perawatan luka dan penggantian plester bisa dilakukan lebih sering.
Akan tetapi, tidak semua luka akut bisa ditangani secara mandiri di rumah saja. Luka akut yang lebih serius, seperti luka bakar derajat 3, luka bakar yang berukuran lebih luas dari satu telapak tangan, atau luka bakar di wajah dan persendian, perlu mendapatkan pertolongan di rumah sakit.
Sebelum dibawa ke rumah sakit, luka bakar tetap perlu mendapatkan pertolongan pertama terlebih dahulu di rumah. Langkah-langkah penaganan luka bakar yang telah dijelaskan sebelumnya juga bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama. "Alirkan air, gunakan spray (cairan antiseptik), dan ditutup dulu. Jangan sampai kena luka bakar buru-buru ke rumah sakit. Lakukan penanganan pertama dulu yang baik di rumah," timpal dr Adisaputra.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.