Kabar Utama
Muhammadiyah Perkuat Kontribusi untuk Bangsa
Solusi Muhammadiyah selama pandemi adalah beragam upaya penanggulangan wabah.
JAKARTA -- Milad Persyarikatan Muhammadiyah ke-108 tahun mengangkat tema "Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri". Sejalan dengan tema tersebut, gerakan Muhammadiyah saat ini berfokus untuk berkontribusi dalam penanganan Covid-19 di Tanah Air.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad mengatakan, Muhammadiyah melalui berbagai amal usaha yang dimiliki terus berupaya agar pandemi Covid-19 tidak terlalu berdampak negatif dan luas terhadap masyarakat Indonesia. Ia menjelaskan, Muhammadiyah telah menyiapkan 75 rumah sakit, tenaga dokter, hingga memberikan santunan sosial, untuk membantu menanggulangi pandemi Covid-19.
"Oleh karena itu perjuangan untuk hadapi pandemi tetap akan Muhammadiyah lakukan. Dan Muhammadiyah dengan sangat antusias terus mengawal perlawanan terhadap Covid-19," kata Dadang kepada Republika, Selasa (17/11).
Dadang mengatakan, Muhammadiyah cukup prihatin melihat ketidaktaatan berbaga kelompok terhadap protokol kesehatan. Ia berharap semua pihak menaati protokol kesehatan demi kebaikan bersama.
Terkait tantangan yang dihadapi, ia menilai persyarikatan ini sedang menghadapi tantangan yang lebih luas di era 4.0 maupun 5.0. Ia mengatakan, era ini merupakan era yang sangat berbeda dengan era yang lalu. Oleh karena itu, Muhammadiyah bersiap-siap untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di sektor muamalah keduniawian.
Ia pun mengingatkan kepada semua anggota Muhammadiyah untuk bisa mengantisipasi, beradaptasi, dan melakukan langkah-langkah inovasi untuk menghadapi perubahan itu. "Terhadap sesama warga negara Indonesia, mari kita jadikan negara ini negara yang maju, aman, damai dan tidak ada lagi unsur politik dan permusuhan. Kita juga harus fokus membangun supaya menjadi Indonesia berkemajuan," ujarnya.
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto menilai, ada beberapa tantangan dakwah Muhammadiyah di masa pandemi Covid-19. Dia mengatakan, salah satunya adalah nalar singkat dan laku yang pendek dari sebagian umat yang menganggap remeh pandemi ini. "Tantangan selanjutnya adalah kesejahteraan umat di era pandemi dan pasca-pandemi," kata dia.
Ia menyampaikan hal tersebut menyusul akan diperingatinya milad ke-108 Persyarikatan Muhammadiyah pada Rabu (18/11). Sunanto mengatakan, Muhammadiyah sejak awal, baik sebelum ataupun saat masa pandemi, udah berjuang tak kenal waktu untuk kemanusiaan, kesehatan, dan kesejahteraan umat Indonesia. "Bayangkan, sudah 108 tahun tetap bertahan, bahkan kian berkemajuan," ungkapnya.
Sunanto menambahkan, Pemuda Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi otonom tulang punggung penggerak Muhammadiyah, berharap Persyarikatan Muhammadiyah bisa mengikuti zaman dan menjadi semangat zaman. Diperlukan cara baru dalam berorganisasi untuk lebih maju. "Seperti penguatan teknologi dan ekonomi digital di tubuh persyarikatan supaya maju dan tumbuh," imbuhnya.
"Mengapa Muhammadiyah mengambil tema peneguhan gerakan keagamaan, secara konstruktif kita mengamati bahwa masyarakat Indonesia semakin hari kecenderungan untuk beragama dengan lebih baik itu semakin tinggi," ujar dia.
Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Najih Djuang Prastiyo mengatakan, tantangan dakwah Muhammadiyah di masa pandemi saat ini adalah bagaimana mengoptimalkan peran media daring. Di usianya yang ke 108 tahun, kata dia, Muhammadiyah dihadapkan dengan tantangan maraknya informasi di media sosial yang banyak menimbulkan gesekan.
"Tantangan dakwah Muhammadiyah di era pandemi saya rasa adalah upaya mengoptimalkan peran media daring dalam menarasikan Islam berkemajuan,” katanya kepada Republika, kemarin.
Najih mengatakan, moderasi Islam di tengah ruang media saat ini banyak berisi narasi negatif, narasi pertentangan, dan narasi yang membenturkan. Selain itu, media sosial penuh narasi Islam 'marah-marah' yang pada akhirnya akan merugikan Islam sebagai agama yang ramah.
Muhammadiyah, kata Najih, perlu mengerahkan energinya untuk mengisi ruang media daring dengan konten yang positif, Islam yang ramah, Islam yang rahmatan lil 'alamin, serta Islam yang membawa energi kemajuan bagi bangsa dan negara.
Ia mengatakan, IMM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah memiliki harapan agar Muhammadiyah memberikan ruang keterbukaan bagi kader-kader muda. Tujuannya untuk mengaktualisasikan diri yang tidak hanya di dalam tubuh Muhammadiyah, namun juga bagi kepentingan yang lebih luas, seperti dalam hal kemanusiaan, bangsa, dan agama.
"Lebih konkretnya mungkin Muhammadiyah harus memulai dan berani mendorong kader muda untuk ikut tampil bagi kehidupan yang lebih luas," katanya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Nasyiatul 'Aisyiyah Diyah Puspitarini mengatakan, ada tiga hal yang ditekankan dalam tema milad Muhammadiyah tahun ini, yaitu meneguhkan nilai keagamaan, solusi di masa pandemi, dan masalah negeri. Ia menjelaskan, Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan tertua memang memiliki corak dakwah yang berbeda, yaitu amar ma'ruf nahi munkar dan tajdid (pembaruan atau berkemajuan).
"Muhammadiyah pun tidak bisa dikatakan sebagai lembaga keagamaan saja, karena misi Muhammadiyah bukan sebatas berdakwah saja tapi juga pendidikan, gerakan sosial, gerakan keumatan dan kenegaraan," jelas Diyah.
Ia mengatakan, solusi yang ditawarkan Muhammadiyah selama pandemi adalah beragam upaya pencegahan dan penanggulangan wabah. Caranya dengan mengerahkan seluruh tenaga medis maupun aktivis dan akademik untuk membantu sosialisasi pencegahan ataupun rehabilitasi.
Selama pandemi melanda Indonesia, kata dia, Muhammadiyah sudah menggelontorkan dana hampir Rp 200 miliar. Selain itu, seluruh elemen Muhammadiyah terjun untuk membantu pencegahan dan penanganan Covid-19.
Selama pandemi melanda Indonesia, kata dia, Muhammadiyah sudah menggelontorkan dana hampir Rp 200 miliar.
"Demi menjaga keselamatan dan kemaslahatan umat selama pandemi, Muhammadiyah juga menyampaikan dalil yang sifatnya adalah tarjih atau kondisional dengan situasi yang kita hadapi saat ini, sehingga penyebaran wabah dapat dihentikan," ujarnya.
Dia berharap Muhammadiyah dapat terus membantu dan berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan negeri, baik selama pandemi maupun ketika pandemi berakhir. Diyah juga berharap kondisi Indonesia dapat kembali normal seperti sedia kala.
"Dengan segala kemampuan yang ada, muhammadiyah sudah sepatutnya membantu dan berkontribusi untuk menyelesaikan masalah negeri sehingga kita bisa kembali hidup normal," ujarnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.