Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Memaknai Doa

Setiap Muslim dianjurkan untuk selalu memanjatkan doa.

Oleh ALDI BINTANG HANAFIAH

OLEH ALDI BINTANG HANAFIAH

Doa termasuk jenis ibadah yang sangat mulia. Setiap Muslim dianjurkan untuk selalu memanjatkan doa agar semua keinginannya dikabulkan oleh Allah SWT. Doa merupakan ibadah yang paling ringan. Berdoa dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun.

Allah SWT berfirman, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu dalam kebenaran. (QS al-Baqarah: 186).

Di ayat lain, Allah SWT juga berfirman, “Dan Tuhanmu berfirman, berdoalah kepada-Ku, niscaya akan keperkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina,” (QS al-Mukmin: 60).

Dari kedua firman tersebut, Allah SWT menyuruh hambanya untuk berdoa dan berjanji akan mengabulkannya. Kita sebagai manusia, makhluk yang paling lemah dan mempunyai banyak dosa, sudah selayaknya tidak menyombongkan diri untuk tidak berdoa kepada Allah SWT.

Meskipun kedua ayat di atas memerintahkan manusia untuk berdoa kepada Allah, terkadang masih banyak yang salah memaknai. Doa dijadikan sebagai “opium” atau candu untuk menghindari kesulitan.

Ali Syariati, sang revolusioner asal Iran, mengungkapkan, “Doa bagi mereka adalah kelemahan yang berkedok ketakutan, eskapisme, sebuah sikap yang menghindar dari kenyataan, kepahlawanan yang pudar, kemalasan yang sok aktif, dan bentuk-bentuk lain dari kekerdilan. Doa adalah pengelabuhan yang mengecoh orang.”

Sangat jelas gambaran tersebut bahwa doa belum menyentuh esensi. Sering kali, orang yang gigih berdoa cenderung menjauhi pemikiran, pekerjaan, spekulasi, dan berbagai tindakan “riskan” lain yang mestinya dijalankan dalam kehidupan individual ataupun sosial. Jelasnya, doa adalah kelemahan dan kelambanan yang memaksa seseorang meminta dari Tuhan apa yang seharusnya diusahakan dan dilakukannya sendiri dengan tekun.

Makna doa yang dijelaskan oleh Syariati adalah doa tidak dapat ditempatkan setara dengan tindakan yang wajib. Ia, dalam pandangan Islam, berada pada peringkat setelah tugas dan daya upaya yang sudah dilakukan secara terus-menerus dan sabar. Nabi dan para sahabat merupakan pribadi yang tak pernah memutus rantai doa. Akan tetapi, bagaimana kandungan doa beliau?

Beliau SAW berdoa setelah mempersiapkan segala kebutuhan untuk berperang. Beliau membangkitkan semangat rakyat, mengumpulkan kekuatan, merapatkan barisan, memikirkan strategi, kemudian berdoa. Lalu, beliau kalahkan semua musuh. Beliau tidak pernah berdoa, “Ya Allah! dengan kemahadigdayaan-Mu, hancurkan mereka semua.”

Padahal, mudah bagi Nabi untuk meminta kepada Allah menghancurkan semua musuh tanpa melalui peperangan. Akan tetapi, beliau hadapi dengan keberanian dan sungguh-sungguh, lalu kemudian meminta petunjuk kepada Allah SWT. Seperti itulah seharusnya doa yang kita maknai. Doa tidak dijadikan sebagai candu yang membuat lemah, membunuh kesadaran dan keberanian.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat