Khazanah
Saudi Tetapkan Protokol Umrah Baru
Hanya jamaah berusia 18-50 tahun yang diizinkan menunaikan umrah.
JAKARTA -- Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengumumkan aturan atau protokol baru untuk pelaksanaan ibadah umrah. Protokol ini diterbitkan menjelang dimulainya penyelenggaraan umrah tahap ketiga pada 1 November mendatang. Pada tahap ini, Arab Saudi mengizinkan jamaah dari luar negeri melaksanakan ibadah umrah di Tanah Suci.
Protokol baru tersebut menyebut, jamaah umrah dari luar negeri yang diizinkan melaksanakan ibadah umrah di Tanah Suci adalah yang berusia 18 tahun sampai 50 tahun. Selain itu, sebagaimana dilansir laman argaam.com, Senin (26/10), para peziarah harus tetap berada di lokasi karantina selama tiga hari setelah kedatangan mereka di Arab Saudi.
Para jamaah juga harus bebas Covid-19 yang dibuktikan dengan hasil tes PCR negatif. Surat keterangan bebas Covid-19 tersebut dikeluarkan oleh laboratorium terpercaya di negara masing-masing, tidak lebih dari 72 jam sejak pengambilan sampel hingga saat pemberangkatan ke Arab Saudi.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi juga mewajibkan jamaah sudah mendapatkan izin untuk menunaikan ibadah umrah serta kunjungan ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi melalui aplikasi Eatmarna.
Konfirmasi pemesanan tiket untuk penerbangan pulang ke negara masing-masing juga harus dimiliki, sesuai dengan program umrah yang diikuti jamaah. Peraturan lain yang ditetapkan Arab Saudi adalah terkait reservasi akomodasi. Setiap pemesanan akomodasi harus mencakup setidaknya tiga kali makan selama periode tiga hari masa karantina.
Nantinya, para jamaah dari luar negeri akan dibagi dalam kelompok-kelompok beranggotakan minimal 50 jamaah.
Nantinya, para jamaah dari luar negeri akan dibagi dalam kelompok-kelompok beranggotakan minimal 50 jamaah. Seorang pemandu akan ditunjuk untuk setiap kelompok.
Menjelang dibukanya umrah untuk jamaah dari luar negeri, maskapai Saudi Arabian Airlines juga telah mengumumkan pembukaan kembali 33 rute penerbangan internasional. Sebagian besar rute tersebut adalah ke negara-negara yang dinilai telah berhasil menekan penyebaran Covid-19.
Ahmed Bajaifer, seorang investor di perusahaan umrah memperkirakan, sebanyak 10 ribu jamaah dari luar negeri akan tiba setiap pekan di Arab Saudi. Ia yakin, perusahaan-perusahaan umrah Arab Saudi dapat dengan mudah menangani jamaah dengan jumlah tersebut sambil menerapkan langkah-langkah pencegahan Covid-19.
Sebelumnya, Konsul Jenderal RI di Jeddah, Eko Hartono menilai, Pemerintah Arab Saudi sudah cukup siap menyambut jamaah umrah dari luar negeri. Meski demikian, pihaknya belum mendapat informasi mengenai negara-negara mana saja yang akan mendapatkan izin mengirim jamaah umrah di masa pandemi ini.
"Untuk umrah 1 November belum ada informasi resmi. Tapi beberapa waktu lalu otoritas penerbangan sipil Saudi mengeluarkan daftar tujuan Saudi Airlines, per 1 November. Di situ Jakarta sudah termasuk, selain Manila dan Kuala Lumpur untuk Asia Tenggara," kata Eko saat dihubungi Republika, Ahad (25/10).
Beberapa waktu lalu otoritas penerbangan sipil Saudi mengeluarkan daftar tujuan Saudi Airlines, per 1 November. Di situ Jakarta sudah termasuk.EKO HARTONO, Konsul Jenderal RI di Jeddah
Jika melihat pelaksanaan ibadah umrah tahap pertama dan kedua selama Oktober ini, ia menilai, persiapan Saudi bisa dibilang mumpuni. Untuk umrah lokal, berjalan dengan bagus dan lancar.
Setiap jamaah yang hendak memasuki Masjidil Haram diharuskan mendaftar di aplikasi milik Kementerian Haji dan Umrah, Eatmarna. Aplikasi ini berguna untuk mendata dan melakukan pelacakan jika dibutuhkan.
Sementara, Konsul Haji KJRI, Endang Jumali menyebut, pihaknya tidak terlibat secara langsung dalam proses persiapan teknis umrah tahap ketiga. KJRI hanya bisa memantau persiapan dari jarak jauh.
Hingga saat ini, kata dia, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Saudi perihal negara mana saja yang akan diizinkan memberangkatkan jamaah umrahnya. Meski demikian, pengumuman seputar protokol kesehatan umrah di masa pandemi sudah diedarkan.
"Untuk persiapan saya kira Arab Saudi sudah oke, bahkan dari edaran yang baru, mereka sudah menetapkan kriteria hotel yang dapat digunakan," kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.