Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menunjukan buku pantun spontan keenam ciptaannya, di Padang, Sumatera Barat, Minggu (20/8). Iwan Prayitno menciptakan 18 ribu pantun spontan yang terangkum dalam enam buku serta mendapatkan rekor dunia dan Museum Re | ANTARA FOTO

Hiwar

Irwan Prayitno: Tidak akan Banyak yang Hadir Secara Fisik

Pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri menjelang pelaksanaan MTQ di Sumatra Barat.

Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung menjadi tantangan tersendiri menjelang pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Nasional ke-28 akan berlangsung di Sumatra Barat 12-21 November mendatang. Untuk mengulas ini, wartawan Republika, Andrian Saputra, mewawancarai Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno belum lama ini. Berikut kutipannya.

Apa persiapan Provinsi Sumbar untuk menyiapkan MTQ Nasional ke-28?

Ini adalah suatu kegiatan nasional, sebetulnya milik Kementerian Agama, dan kebetulan kita terpilih ditunjuk untuk menjadi tuan rumah 2020 pada saat tahun 2018 MTQ di Medan. Waktu itu menteri agamanya Pak Lukman Hakim menyerahkan SK dan kepercayaan kepada kita.

Waktu itu enggak ada terpikir ada Covid. Saat ini, dengan adanya Covid, kita double persiapan. Persiapan normal seperti yang sudah seperti biasa, itu menyiapkan tempat hotel, menyiapkan venue-venue dan lain sebagainya, juri juga dan pesertanya se-Indonesia dan harus menyiapkan protokol kesehatan Covid.

photo
Peserta mengikuti lomba MTQ ke-28 tingkat Kota Jayapura, Papua, Rabu (6/8/20). Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-28 tingkat Kota Jayapura tahun 1441 Hijriah/2020 Masehi terpusat di Distrik Muaratami dengan peserta sebanyak 117 qari dan qariah se-Kota Jayapura yang berlangsung 6 hingga 8 Agustus 2020 - (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)

Di mana saja lokasi MTQ akan dilaksanakan?

Kalau lokasi ada 12, itu sudah fiks beres. Ada masjid raya, Masjid Nurul Iman, Universitas Negeri Padang, Universitas Andalas, UIN Imam Bonjol, dan ada masjid-masjid yang besar-besar di Padang khususnya yang bisa dipakai. Jadi, ada 12 titik dan itu sudah bisa mengover semua kegiatan MTQ nanti.

Apa saja cabang yang akan diperlombakan?

Ada delapan. Dari qiraat, kemudian bacaan, hafalan, kemudian ada syahril, fahmil, karya ilmiah, khot, itu semuanya diperlombakan. Kita juga sudah siapkan dari dua tahun yang lalu, mudah-mudahan sebagai tuan rumah bisa lima besar.

Seperti apa mekanisme protokol kesehatan yang diberlakukan Pemprov Sumbar?

Seluruh peserta diperkirakan 1.969 peserta se-Indonesia. Mereka dua hari menjelang berangkat sudah mendapatkan hasil negatif swab PCR, harus itu wajib. Sebab, kita ingin mengamankan semua, jangan sampai muncul klaster baru. Kita yang di daerah seluruh pelayan di hotel, di restoran, panita di tempat venue kita swab semua.

Kita pastikan semuanya negatif, termasuk juga juri dan tim-tim yang lainnya kita harus pastikan. Setelah itu, setiap venue yang akan dihadiri ada protokol kesehatan seperti biasa, tempat cuci tangan, hand sanitizer, pengukur panas dengan thermo gun, dokter kita siapkan, ada ambulans juga dan physical dan social distancing juga kita siapkan.

Semua kita atur, termasuk juga jam-jamnya. Dua belas tempat itu satu hari bisa dari pagi sampai malam dan saya pastikan itu tidak akan banyak yang hadir secara fisik karena sudah diatur sedemikian rupa, jadi yang hadir pasti yang ikut berlomba sama juri.

Yang lainnya silakan menonton di virtual. Kita menggunakan TI dari pendaftaran, nanti proses penilaian dan penentuan pun pakai TI. Untuk menampilkan mereka ketika berlomba juga dengan TI sehingga dapat mengurangi pertemuan orang dengan orang.

Apa yang membedakan pelaksanaan MTQ tahun ini dengan sebelum-sebelumnya?

Konsekuensi dari pandemi ini banyak yang tidak diikuti acara-acaranya. Contoh dulu ada pawai sekarang dibatalkan, dulu ada pameran dibatalkan juga. Kemudian, pembukaan biasanya besar-besaran secara fisik meriah, datang gubernur, bupati, sekarang enggak.

Hadirnya presiden pun kemungkinan virtual. Kita tetap di stadion yang kita punya tapi tetap diatur juga. Inilah beda dengan sebelumnya. Bentuk acaranya berubah formatnya, termasuk kehadiran peserta pun tidak sebanyak yang dulu.

Mengapa? Karena provinsi-provinsi juga uangnya habis untuk Covid, kami pun habis untuk Covid. Jadi, sebagian pun mengurangi jumlah delegasi yang berangkat.

Yang penting konten target dari MTQ itu. Menghasilkan qari-qariah yang juara nasional dari situ bisa menjadi modal untuk qari dan qariah mewakili Indonesia untuk tingkat regional atau internasional. Dan itu pasti akan dicapai dalam MTQ ini.

Bagaimana respons masyarakat Sumatra Barat menjelang pelaksanaan MTQ Nasional?

Luar biasa, responsnya sangat postif, bangga sekali dan menyambut dengan gembira karena dia memimpikan meriahnya seperti di tahun 1983. Ini ditunggu-tunggu seperti muruah atau harga diri orang Sumbar dengan hadirnya MTQ di Sumbar sehingga antusias sekali.

Saya lihat contoh venue-venue kan tidak punya pemerintah semua, ada juga masjid-masjid masyarakat yang menawarkan untuk menjadikan tempat, kemudian juga menawarkan home stay untuk para tamu yang datang juga. Mudah-mudahan suasana ini cukup memberikan hiburan juga kepada tamu-tamu bahwa kita sangat welcome dengan hadirnya tamu dari seluruh Indonesia yang datang ke Sumatra Barat.

Adakah kendala yang ditemukan dalam persiapan MTQ?

Sebetulnya kendalanya mungkin anggaran. Sebab, begini anggaran sebetulnya sudah kita anggarkan, ini kan tahun 2020. Pada 2019 kita sudah ketok palu dengan DPRD sudah setuju sekian miliar jumlahnya, tapi karena ada relokasi refocusing yang harus diarahkan anggaran itu ke Covid, jadi terkurangi. Dan cukup terbantu karena ini November ada namanya APBD Perubahan, jadi di perubahan itu kita masih kembali kita kumpulkan uang untuk kita arahkan ke MTQ.

Inilah kendala yang tidak hanya di kita tetapi juga daerah lain sehingga mengurangi delegasi, bahkan konon ada yang batal mengirim karena uang juga enggak ada.

Konsekuensi kedua karena masalah Covid tadi, walaupun sudah kita antisipasi tapi kan harap-harap cemas masih terjadi. Kita kan enggak bisa mengawal 2.000-an orang datang itu dengan ketat mereka mau ke mana. Tapi, mudah-mudahan sudah kita siapkan semua.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat