Nasional
Indonesia Temui WHO
Indonesia sampaikan keinginan bergabung dengan COVAX AMC.
JENEWA -- Pemerintah Indonesia bertemu dengan CEO Global Alliance for Vaccines and Immunisation (Gavi) COVAC Facilities Dr Seth Berkley, Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Ghebreyesus; dan Unicef dalam lawatannya ke Jenewa, Swiss. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, selain dirinya, pertemuan itu juga melibatkan Menteri BUMN Erick Thohir dan tim Kementerian Kesehatan.
"Tujuan dari berbagai pertemuan, antara lain, terus menjalin konsultasi dan komunikasi secara intensif dengan berbagai organisasi tersebut dalam pengelolaan Covid-19," kata Retno kepada Republika, Jumat (16/10).
Retno menjelaskan, pengembangan vaksin merupakan proses yang rumit karena selalu ada risiko dan ketidakpastian. Namun, para ahli dunia akan terus berupaya mendapatkan vaksin secara tepat waktu, aman, dan efektif. "Adaptasi dan adjustment perlu terus dilakukan di tengah situasi yang sulit ini," kata dia menjelaskan pembahasan dalam pertemuan tersebut.
Indonesia juga menyampaikan upaya yang telah dilakukan untuk mengamankan komitmen penyediaan vaksin. Indonesia selalu menekankan pentingnya keamanan dan efikasi vaksin.
Kepada Gavi yang merupakan aliansi pengadaan vaksin global, Retno menyampaikan, Presiden Joko Widodo telah menerima surat Gavi. Dalam suratnya, Gavi menyatakan Indonesia layak sebagai official development assistance dalam COVAX Advanced Market Commitment untuk penyediaan vaksin Covid-19. Gavi juga mengharapkan kerja sama dengan Indonesia dalam penanganan Covid-19.
"(Dalam pertemuan) Indonesia telah menyampaikan secara resmi surat yang berisi expression of interest dari Indonesia untuk bergabung dalam COVAX Advanced Market Commitment (AMC)," kata dia.
Indonesia menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan WHO, Gavi, dan Coalition for Epidemic Pereparedness Innovations (CEPI) untuk akses vaksin yang setara dan harga yang terjangkau. Kemudian, mendukung upaya WHO dalam mengoordinasikan respons global menghadapi pandemi.
Menurut Retno, semua detail mengenai penyediaan vaksin multilateral ini masih terus dibahas. Indonesia secara aktif akan terus memantau perkembangan vaksin ini.
Kepada Dirjen WHO, Indonesia kembali menekankan dukungannya terhadap multilateralisme, termasuk terkait masalah vaksin. Delegasi Indonesia juga memberikan update terhadap pengelolaan Covid-19 di Indonesia. "Kami menjelaskan mengenai upaya Indonesia untuk mendapatkan vaksin, bekerja sama dengan beberapa negara," kata dia.
Kemudian, memberikan update mengenai upaya para ahli Indonesia mengembangkan vaksin nasional atau vaksin Merah Putih. Kemudian, menjelaskan mengenai rencana vaksinasi dan sepakat dengan WHO untuk terus melakukan koordinasi dan komunikasi. "Baik dalam persiapan maupun pelaksanaan vaksinasi," kata dia.
Secara keseluruhan, kata dia, perjalanan pemerintah ke Swiss sebagai upaya mengamankan komitmen vaksin. Kemudian, menjalin kerja sama strategis yang sifatnya lebih panjang. "Termasuk dengan organisasi dunia, seperti WHO, Gavi, CEPI," kata dia.
Semua itu memungkinkan dilakukan karena Indonesia memiliki kapasitas untuk itu. Di antaranya, Indonesia memiliki Bio Farma sebagai lembaga yang berkompeten. Membangun kerja sama seperti ini juga untuk menunjukkan komitmen dan kepemimpinan Indonesia dalam mendukung multilateralisme. "Mendukung akses vaksin bagi semua, vaccine for all. Kita akan terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan mereka. Kerja sama adalah kunci," kata Retno.
Senada, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, kunjungan kerja ke Swiss dalam rangka memastikan agar proses vaksinasi Covid berjalan lancar di Indonesia. Erick mengatakan, proses vaksinasi berjalan transparan karena pemerintah telah bertemu dengan WHO dan Global Alliance for Vaccines and Immunisation (Gavi) di Swiss. "Ini penting buat kita jadi bagian dari dunia dan kita juga memastikan kita ingin ada keamanan untuk rakyat Indonesia," kata Erick.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.