Hikmah
Berdoa pada Masa Wabah
Pada masa wabah, berdoa dan meminta pertolongan kepada-Nya mutlak harus dilakukan.
Oleh FAUZI BAHREISY
OLEH FAUZI BAHREISY
Imam Muslim meriwayatkan dari Umar Ibnu al-Khattab RA bahwa pada hari Perang Badar, Rasulullah SAW melihat kepada kaum musyrikin yang berjumlah 1.000 orang, sementara jumlah sahabat beliau (pasukan Islam) hanya sekitar 319 orang. Maka, Nabi SAW menghadap ke kiblat sambil mengangkat kedua tangan beliau dan berdoa:
“Ya Allah, penuhilah apa yang Engkau janjikan padaku, penuhilah apa yang Engkau janjikan padaku! Ya Allah, jika Engkau membinasakan kelompok umat Islam ini, Engkau tidak disembah lagi di bumi.”
Beliau terus berdoa sambil menengadahkan tangan sehingga serban beliau terjatuh dari bahu. Abu Bakar RA yang melihatnya segera mengambil serban tersebut kemudian meletakkannya di bahu Muhammad SAW lalu berdiri dan berkata, “Cukuplah permohonanmu kepada Tuhanmu karena sesungguhnya Dia akan memenuhi janji-Nya untukmu.”
Itulah potongan sejarah yang sangat penting dalam sejarah dakwah Nabi SAW. Allah mengabadikan peristiwa penting dan bersejarah tersebut dengan firman-Nya, "(Ingatlah wahai Muhammad), ketika kamu memohon pertolongan (melakukan istighatsah) kepada Tuhanmu lalu Dia mengabulkan permohonanmu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Kemenangan itu tidak lain hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS al-Anfal: 9-10).
Di sini kita memahami urgensi istighatsah. Istighatsah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat pada saat yang sangat sulit melahirkan pertolongan yang nyata. Pertama, Allah mendatangkan pertolongan-Nya. Kedua, Allah membangkitkan optimisme lewat busyra atau kabar gembira. Ketiga, Allah mendatangkan ketenangan (ithmi’nan).
Saat ini kita berada dalam kondisi sulit dan rumit, bahkan kondisi yang amat mengkhawatirkan. Wabah Covid-19 yang berlangsung selama beberapa bulan telah memakan banyak korban jiwa.
Maka, dalam kondisi semacam ini, istighastah dalam pengertian berdoa dan meminta pertolongan kepada-Nya mutlak harus dilakukan. Ikhtiar, upaya antisipatif, perencanaan, dan berbagai upaya manusiawi yang telah dan terus dilakukan harus dibarengi dengan doa dan munajat pada-Nya.
Dia yang Mahakuat dan Mahakuasa. Dia yang Maha Menentukan. Dia pula yang Maha Memberikan Jalan Keluar.
Sehebat apa pun upaya manusia tidak akan pernah berhasil tanpa ketentuan dan pertolongan-Nya. Maka, saatnya berdoa, mengiba, dan memohon dengan penuh kesungguhan kepada Allah SWT. Niscaya, Dia segera memberikan pertolongan-Nya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.