Museum Karpet Azerbaijan di Baku menjadi tempat terlengkap untuk menyaksikan khazanah tradisi tenun karpet atau permadani khas negeri setempat. | wikipedia

Dunia Islam

Museum Karpet Azerbaijan, Tradisi Lokal yang Mendunia

Karpet khas Azerbaijan telah diakui sebagai salah satu warisan dunia.

OLEH HASANUL RIZQA

 

Azerbaijan merupakan sebuah negara yang terletak di perbatasan Benua Asia dan Eropa, tepatnya sekitar Pegunungan Kaukasus. Antara tahun 1920 dan 1991, negeri yang beribu kota di Baku itu pernah menjadi bagian dari Uni Soviet.

Meskipun mayoritas penduduknya Muslim, Azerbaijan bukanlah sebuah negara Islam. Konstitusinya mengakui bentuk negara republik demokratis yang sekuler.

Sumber kekayaan utamanya adalah pertanian dan minyak bumi. Bahkan, dua pertiga wilayah Azerbaijan diketahui kaya akan minyak dan gas alam. Selain itu, panorama alam dan budaya negeri tersebut menjadi daya tarik bagi para pelancong. Bisnis pariwisata mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit bagi pemerintah dan masyarakat setempat.

Berdasarkan laporan Pew Research Center tahun 2009, identitas Islam di Azerbaijan cenderung didasarkan pada budaya dan etnisitas. Kondisi demikian agaknya dipengaruhi riwayat syiar Islam di tengah penduduk Azerbaijan dalam periode-periode lampau.

photo
Sejumlah pengunjung mengamati beberapa contoh motif permadani tradisional di galeri Museum Karpet Azerbaijan, Baku, beberapa waktu lalu - (AZ CARPET MUSEUM)

Dakwah Islam tercatat masuk untuk pertama kalinya ke kawasan negeri itu pada zaman amirul mukminin Umar bin Khattab. Kemudian, selama pemerintahan Khalifah Ali bin Abu Thalib, mayoritas penduduk setempat telah menerima Islam. Berlanjut pada abad pertengahan, Azerbaijan dipimpin sejumlah dinasti Muslim. Sebut saja, Dinasti Seljuk, Atabegs, Qara Qoyunlu, aq-Qoyunlu, dan Shirvanshah.

Hadirnya Islam tidak mencerabut masyarakat lokal dari kebudayaannya. Salah satu ekspresi tradisi setempat yang paling mengemuka ialah kerajinan karpet atau permadani. Tradisi pembuatan permadani telah mengharumkan nama Azerbaijan ke penjuru dunia.

Menurut situs UNESCO, tenunan khas Azerbaijan mencerminkan sejarah sekaligus identitas kebudayaan masyarakat setempat. Bahkan, seni menenun permadani merupakan tradisi yang paling merakyat di sana.

Karpet atau permadani bukanlah sekadar komoditas yang diproduksi untuk dipakai. Ada nilai estetis yang tinggi terpancar darinya. Permadani berbulu halus yang dihiasi dengan berbagai pola dan simbol menunjukkan budaya Azerbaijan yang diwariskan turun temurun, dari generasi ke generasi. Permadani tidak hanya digelar di lantai, tetapi juga dipajang pada dinding rumah warga atau bahkan istana negara.

 
Karpet atau permadani bukanlah sekadar komoditas yang diproduksi untuk dipakai. Ada nilai estetis yang tinggi terpancar darinya.
 
 

Tempat terbaik untuk menyaksikan keindahan permadani khas negara ini ialah Azrbaycan Milli Xalca Muzeyi (Museum Karpet Azerbaijan). Kompleks wisata edukatif itu berlokasi di tepi Jalan Raya Mikayil Huseynov, Baku.

Dibangun sejak 1967, museum tersebut awalnya menjadi bagian dari kompleks Masjid Juma. Namun, dalam beberapa puluh tahun terakhir, pemerintah setempat memindahkan museum itu ke lokasi baru, tepatnya pada sebuah gedung baru yang tampak lebih modern. Bagaimanapun, tempatnya masih cukup berdekatan dengan masjid kuno tersebut.

photo
Museum Karpet Azerbaijan di Baku menjadi destinasi wisata sejarah-edukatif pilihan - (AZ CARPET MUSEUM)

Museum Karpet Azerbaijan mengadakan pameran untuk pertama kalinya pada 26 April 1972. Waktu itu, pihak pengelola juga mengupayakan penggalangan dana untuk membeli berbagai hasta karya lokal untuk ditampilkan di galeri. Prosesnya berlangsung hingga era 1980-an.

Tak sedikit mahakarya para pakar permadani Azerbaijan yang menjadi koleksi museum tersebut. Alhasil, inilah tempat di mana aneka rupa motif permadani produk masyarakat Azerbaijan di sepanjang sejarah dipamerkan.

photo
Koleksi karpet atau permadani tradisional di Museum Karpet Azerbaijan mencapai ribuan buah. Salah satunya ialah permadani corak Azeri shadda ini yang berasal dari abad ke-19 - (wikipedia)

Sejak 2010, UNESCO mengakui karpet dan permadani khas Azerbaijan sebagai salah satu karya agung warisan dunia tak benda. Memang, kerajinan lokal Azerbaijan memiliki keunikan, seperti yang ditunjukkan dalam galeri museum tersebut. Biasanya, tiap model karpet atau permadani merepresentasikan corak budaya dari kota-kota negara berhawa sejuk itu.

Sebagai contoh, permadani khas Baku umumnya menampilkan motif dengan warna-warni yang cerah, seperti kombinasi biru, merah dan kuning. Corak yang jamak dijumpai berbentuk kotak atau floral, tumbuh-tumbuhan. Selain itu, corak yang menyerupai kobaran api juga cukup dominan dalam berbagai permadani tipe tersebut.

 
Corak yang jamak dijumpai berbentuk kotak atau floral, tumbuh-tumbuhan.
 
 

Sementara itu, permadani khas Nachivan menunjukkan pola-pola yang seakan-akan berkisah. Sebab, tampak ada bentuk orang, burung, dan rumah di sana. Adapun permadani motif khas Tabriz diketahui sebagai yang paling tua. Sebab, usia tradisi kerajinan setempat bisa ditelusuri hingga abad ke-11. Umumnya, motif-motif hiasan yang disuguhkan pada permukaannya merupakan bentuk pohon atau floris.

Koleksi Museum Karpet Azerbaijan tidak hanya melulu permadani. Di dalamnya, ada pula galeri yang menampilkan koleksi puluhan ribu artefak bersejarah. Di antaranya adalah keramik, hasil kriya perak, perhiasan, dan kain tenun. Usianya merentang jauh sejak abad ke-14, meskipun umumnya berasal dari masa antara abad ke-17 dan 20.

photo
Salah satu ruang galeri di Museum Karpet Azerbaijan, Baku - (AZ CARPET MUSEUM)

Fungsi museum ini menampilkan jejak-jejak masa lalu dan kekayaan tradisi Azerbaijan. Bagaimanapun, gaya bangunannya jauh dari kesan kuno. Arsitekturnya cenderung kekinian atau bahkan pascamodern.

Museum Karpet Azerbaijan buka setiap hari, kecuali Senin. Para pengunjung dapat mengantre di loket sejak pukul 10.00 pagi. Kecuali akhir pekan, tempat wisata ini tutup pada pukul 18.00 petang.

Dalam masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, kunjungan dibatasi agar tidak menimbulkan kerumunan. Sebagai bentuk inovasi, pihak pengelola juga menyediakan virtual tour agar warga tetap dapat berkunjung sekalipun dari rumah masing-masing.

photo
Salah satu motif permadani khas Azerbaijan yang ditampilkan di galeri Museum Karpet Azerbaijan - (wikipedia)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat