Pekerja memasang tanda dilarang dududk di markas Persib Bandung, Stadion Gelora Bandung Lautan Api di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/7). | ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI

Kisah Dalam Negeri

Surat Polisi Buyarkan Rencana Klub

Penundaan diklaim membuat perekonomian klub terpuruk.

Saat Kompetisi Liga 1 2020 bergulir, Persib Bandung sedianya bukan klub yang diunggulkan betul. Namun, tiga pertandingan berjalan, harapan mulai tampak. Tak sekali pun Maung Bandung kalah.

Selepas mengalahkan PSS Sleman pada 15 Maret, mereka memuncaki klasemen mengungguli juara bertahan Bali United. Kemudian, datanglah pandemi memutus kompetisi.

Tak heran, ketika Liga 1 dijadwalkan kembali bergulir pada 1 Oktober, seantero tim bersemangat melanjutkan momentum. Rencananya mereka akan meladeni klub kuat PSM Makassar di Yogyakarta yang dipilih menjadi lokasi pertandingan untuk memenuhi protokol kesehatan masa pandemi.

"Kami sudah menyiapkan program pada 1 Oktober untuk pergi ke Yogyakarta. Kami sudah menyiapkan fisik, pemain tampak dalam kondisi yang bagus dan secara mental juga kami sudah siap menghadapi lawan," kata pelatih Persib Robert Rene Alberts dalam wawancara daring, Rabu (30/9).

Apa mau dikata, kepolisian tak memberikan izin keramaian untuk kompetisi. Pemberitahuan dari kepolisian itu mendadak terlepas persiapan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI sudah jauh-jauh hari diumumkan.

"Kami harus mengatur ulang pola pikir kami dan kami mengambil waktu libur beberapa hari sehingga semua bisa tenang," kata Robert. “Kami juga berharap suporter bisa mengerti situasi ini dan tetap mendukung tim dari jauh," ia melanjutkan.

Persib sedianya masih beruntung karena belum berangkat. Tak seperti tim Juku Eja, julukan PSM Makassar, yang sudah di Yogyakarta sejak 27 September lalu. Foto-foto di akun Instagram resmi klub menunjukkan para bintang seperti Zulkifli Syukur, Rizky Pellu, dan Ronny Beroperay telah mulai berlatih pada 28 September di lapangan Denhanud 474 di Bantul.

"Karena tim sudah telanjur di sini, manajemen memutuskan PSM Makassar tetap di Yogyakarta sampai nanti pelaksanaan liga dimulai," kata media officer PSM Sulaiman Karim. Ia mengatakan, tim tidak ingin repot bolak-balik Makassar-Yogyakarta yang justru bisa mengganggu persiapan. 

Berbeda dari pelatihnya, pemain belakang Persib Bandung, Victor Igbonefo, tidak bisa menutup kekecewaan atas kabar penundaan secara mendadak pada Selasa (29/9). "Bagi saya, ini sedikit mengecewakan karena kami sudah melakukan persiapan dan kami juga sudah bersiap untuk memainkan laga pertama pada akhir pekan ini," kata Igbonefo.

Pemain naturalisasi ini menyadari situasi pandemi di Indonesia. Akan tetapi, dia berharap Indonesia bisa seperti di Thailand dan Malaysia yang sudah bisa kembali menjalankan kompetisi.

Di Eropa, sejumlah negara dengan angka penularan yang lebih tinggi dari Indonesia, seperti Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, juga sudah sejak dua bulan lalu memulai kompetisi tanpa penonton.

Igbonefo meyakini, protokol kesehatan yang sudah dirancang pengelola liga dan klub sudah optimal. ”Jika tim dan individu bisa disiplin, saya rasa itu cukup untuk tetap bermain di kompetisi," kata Igbonefo.

Ditengok dari skalanya, Liga 1 memang tergolong akbar. Sebanyak 18 klub berlaga dengan 522 pemain, 62 di antaranya pemain asing. Rata-rata penonton Liga 1 di stadion, menurut Fox Sport Asia, adalah yang tertinggi di ASEAN. Di antaranya Persija (24.303 penonton), PSS (18.909), Bali Utd (16.945), Persebaya (16.479), dan Persib (15.071).

Pada musim 2018/2019, sebanyak 306 laga dimainkan dengan total 2,87 juta penonton di stadion. LPEM Universitas Indonesia (UI) sempat mencatat, sekitar 24 ribu orang mendapatkan kesempatan kerja dari penyelenggaraan kompetisi sepak bola di Indonesia. Sedangkan, kerugian ekonomi akibat berhentinya kompetisi sepak bola karen pandemi bisa mencapai Rp 2,7 triliun hingga Rp 3 triliun. 

Bisnis terpukul

PSS Sleman yang seharusnya tampil pada laga pembuka melawan Persik Kediri mengeklaim telah mengalami kerugian besar dengan pembatalan lanjutan kompetisi ini. Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS) Marco Gracia Paulo mengatakan, pihaknya sangat terpukul secara bisnis karena penundaan ini. 

"Untuk mengumpulkan tim kembali pun membutuhkan usaha yang luar biasa. Setelah itu harus melakukan negosiasi dengan pemain untuk penyesuaian nilai kontrak dan juga dengan sponsor. Sekarang kita kembali pada ketidakpastian keberlanjutan kompetisi," kata Marco.

Dia mengungkapkan, PSS sudah menyampaikan sejak awal agar PSSI maupun LIB mengantisipasi risiko melanjutkan kompetisi musim 2020. "Kita harus berani bertanya kepada diri sendiri dan menjawabnya. Bagaimana jika kompetisi jadi berjalan pada November 2020 mendatang, lalu tiba-tiba dihentikan pada Desember 2020 atau Januari 2021? Ini yang perlu didiskusikan dan kita wajib memiliki jawaban sebagai antisipasi atas terjadinya kemungkinan tersebut," ujarnya.

Manajer Arema FC Ruddy Widodo berharap penundaan laga Liga 1 Indonesia tidak berlarut lama. Setidaknya penundaan hanya berlangsung satu sampai dua pekan ke depan. "Karena ini kita sudah melaksanakan kontrak ulang dan itu ada ikatan hukumnya antara klub dan pemain. Tanggung jawab klub banyak juga," ungkapnya.

Penundaan jadwal Liga 1 Indonesia, menurut dia, menimbulkan dampak cukup besar untuk Arema FC. Tidak hanya tanggung jawab terhadap sponsor, juga kepada para pemain. Kemudian, keluarga para pemain juga terpengaruh, mengingat beberapa di antaranya sedang menyekolahkan anak dan sebagainya.

Ia membenarkan bahwa kekhawatiran munculnya klaster baru menjadi alasan kuat penundaan jadwal Liga Indonesia. Namun, menurut Ruddy, permasalahan ini sebenarnya telah dibicarakan sedari awal. "Makanya, salah satu punishment-nya itu kalau ada kumpul-kumpul langsung kalah," ucapnya.

Ruddy berharap para stakeholder dan kepolisian segera membangun pola komunikasi yang sesuai. Setidaknya bisa muncul solusi dan jalan tengah atas penundaan Liga 1 Indonesia. "Selanjutnya, kami akan berdiskusi dengan tim pelatih dan pemain terkait program selanjutnya, termasuk menunggu arahan PSSI dan LIB (Liga Indonesia Baru)," ucapnya.

Sekretaris Persebaya Ram Surahman memahami alasan penundaan. Hingga beberapa hari menjelang jadwal lanjutan kompetisi Oktober, Persebaya belum mendapatkan detail panduan protokol kesehatan dari pengelola liga. Sempat ada medical workshop, tetapi itu tidak bisa dijadikan pegangan saat kompetisi dilanjutkan kembali. 

Persebaya juga memiliki pengalaman sejumlah awaknya tertular Covid-19. Persebaya sebelumnya telah merilis bahwa ada enam orang positif terjangkit virus SARS-CoV-2. Dua di antaranya ofisial tim dan empat lainnya adalah pemain. 

Saat ini, Ram menyebut keenamnya telah mendapatkan penanganan medis. Isolasi mandiri sudah dilakukan untuk menyembuhkan mereka. "Senyampang ini ada penundaan, mari kita benahi bersama. Karena apa yang kami alami di Persebaya ini sebagai bukti nyata bahwa Covid-19 ini mengancam," ujarnya.

Suporter

Penundaan kembali Liga 1 yang dijadwalkan mulai 1 Oktober ini menimbulkan kekecewaan bagi para penggemar. Meski legawa, mereka menyesalkan buruknya komunikasi pengelola liga dengan aparat kepolisian. 

photo
Ribuan Aremania mengangkat syal saat tim kesayangannya berlaga  di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.- (ANTARA FOTO)

Ahmad Ghozali, seorang Aremania alias pendukung Arema FC, memaklumi keputusan penundaan jadwal Liga Indonesia. Ia mengetahui bahwa liga sepak bola di negara-negara lain, bahkan yang penularan Covid-19-nya lebih banyak dari Indonesia sudah dimulai.

Meski begitu, sebagai penonton reguler, ia juga paham karakteristik penonton Indonesia. Menurut dia, di mancanegara penonton cenderung lebih patuh dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Terus bagaimana mayoritas kita di sini? Kesadaran (pentingnya protokol kesehatan) belum 100 persen. Di era new normal, penerapan protokolnya belum (diterapkan seutuhnya)," ucap Ghozali kepada Republika, kemarin.

Melihat situasi di Indonesia, tidak menutup kemungkinan klaster baru dapat muncul dari sepak bola. Apalagi, dia belum bisa memastikan mekanisme penanganan dan penerapan protokol kesehatan Covid-19 di Liga 1. Tak bisa ada jaminan juga penerapan jaga jarak dan sebagainya benar-benar dilaksanakan oleh klub-klub Indonesia.

Di sisi lain, Ghozali tak menampik, kompetisi Liga Indonesia menjadi hiburan cukup menarik bagi masyarakat. "Hiburan rakyat yang sangat murah dan bisa diakses semua kalangan," katanya.

Selain itu, pelaksanaan Liga Indonesia juga dapat membantu perekonomian masyarakat di sekitar stadion. Mereka dapat memproduksi kaus tim, pernak-pernik Arema FC, dan sebagainya. Namun, pandemi Covid-19 membuat para pelaku usaha terpaksa "mengikat pinggang" terlebih dahulu.

photo
Suporter Persija Jakarta, Jakmania bersorak saat mengetahui tim kesayangannya mengalahkan Arema FC dalam pertandingan perebutan juara grup B Piala Gubernur Jatim di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (15/2/2020). - (ANTARA FOTO)

Bagi bobotoh alias pendukung Persib Bandung, yang dipersoalkan adalah mendadaknya pembatalan tanpa peringatan dari kepolisian. "Kita kaget karena sudah bilang mulai tanggal 1, tapi dari pihak keamanan belum diizinkan. Jadi, selama ini pengumuman mulai tanggal 1 atas dasar apa? Karena kita pikir sudah clear semua," kata Sekretaris Umum Viking Persib Bandung, Tobias Ginanjar, saat dihubungi, Rabu (30/9).

Tobias juga menuturkan, tak sedikit suporter yang mengaitkannya dengan hal lain seperti pilkada. "Kok pilkada yang melibatkan keramaian lebih banyak, tapi sepak bola yang sudah diputuskan tanpa penonton masih diragukan? Hal-hal seperti itu yang jadi pertanyaan banyak pihak," katanya.

Sebagai perwakilan suporter, Tobias berkomitmen bahwa suporter tidak akan memaksakan diri untuk datang ke stadion jika kompetisi digelar. "Pihak penyelenggara juga harus berkomitmen untuk bisa melaksanakan kompetisi dengan protokol ketat agar hiburan rakyat ini tidak hilang dan tidak menimbulkan masalah baru seperti munculnya klaster baru," katanya.

Mantan ketua umum the Jakmania, Tauhid Indrasjarief menilai, kebijakan yang diturunkan pihak kepolisian sangat dapat dimaklumi. "Ini ibarat surat cinta, bukti kepolisian masih sayang sama kita. Ancaman Covid-19 masih tinggi, dan mereka khawatir penyebaran makin luas," kata pria yang akrab disapa Bung Ferry saat dihubungi Republika, Selasa (29/9). 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat