Kabar Utama
Banjir Bandang Terjang Tiga Kecamatan di Sukabumi
Tiga kecamatan yang diterjang banjir adalah Cicurug, Parungkuda, dan Cidahu.
SUKABUMI -- Banjir bandang menerjang 12 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Sukabumi akibat meluapnya Sungai Citarik-Cipeuncit pada Senin (22/9) sore. Sebanyak dua orang meninggal dan satu lainnya belum ditemukan.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan, banjir yang mulai terjadi sekitar pukul 17.00 WIB diakibatkan curah hujan yang tinggi. "(Terjadi) penyumbatan sungai oleh sampah sehingga luapan air sungai Citarik-Cipeuncit mencapai ketinggian air 5-6 meter," kata Marwan saat meninjau lokasi banjir di Kecamatan Cicurug, Selasa (22/9).
Tiga kecamatan yang diterjang banjir adalah Cicurug, Parungkuda, dan Cidahu. Sebanyak 311 unit rumah dan fasilitas terdampak banjir bandang tersebut. Sementara tiga orang hilang, termasuk dua orang yang telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Jumlah rumah terdampak di Cicurug sebanyak 289 unit. Sementara di Kecamatan Parungkuda, terdapat sebanyak enam unit rumah, dua mushala, serta satu jembatan terdampak. Selain itu, jembatan penghubung Kecamatan Parungkuda, Bojonggenteng, dan Cidahu terputus. Sementara di Kecamatan Cidahu, sebanyak 16 rumah dan lima jembatan terdampak.
Ketiga korban yang hanyut terbawa banjir juga berasal dari Kecamatan Cicurug. Pada Selasa pagi, tim SAR gabungan berhasil menemukan dua di antaranya, yaitu Jeje (58) dan Hasyim (70). Keduanya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan dievakuasi ke RSUD Sekarwangi, Kecamatan Cibadak.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jakarta Hendra Sudirman mengatakan, tim rescue dari Pos SAR Sukabumi langsung bergabung dengan tim yang berada di lokasi untuk melakukan pencarian. Jeje ditemukan di daerah Tenjo Jaya Lewuliar, Cicurug, dan Anang ditemukan di daerang Parung. "Sedangkan, korban ketiga atas nama Anang (25) masih dalam pencarian," kata dia.
Marwan mengatakan, pihaknya akan melakukan kajian bersama pihak kepolisian sebagai bahan evaluasi penyebab terjadinya bencana tersebut. Menurut dia, ada banyak penyebab terjadinya banjir tersebut, di antaranya pembangunan rumah di bantaran sungai serta pembuangan sampah dan bahan material ke sungai yang mengakibatkan penyempitan aliran air. "Dorongan air yang sangat kuat hingga kendaraan mobil saja terbawa,'' kata Marwan.
Warga Kampung Nyangkowek, Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug, Linda (48 tahun), yang rumahnya terendam banjir bandang merasa kaget saat air tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya. "Banjir tiba-tiba masuk rumah," kata dia.
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Maman Sulaeman menjelaskan, pihaknya telah melakukan penanganan terkait kejadian banjir bandang ini. "Kami bersama melakukan evakuasi terhadap harta benda masyarakat, termasuk jiwa,'' kata dia.
Maman menuturkan, kurang lebih 500 tenaga relawan baik dari TNI/Polri, BPBD, Basarnas, dan relawan lainnya diterjunkan. Posko logistik dan kesehatan juga telah dibangun. Dua dapur umum yang disiapkan mampu membuat 1.500 nasi bungkus per satu kali masak.
Pada Selasa sore, petugas gabungan masih membersihkan material di lokasi banjir bandang di Kampung Cibuntu, Kecamatan Cicurug. Salah satunya dengan mengerahkan alat berat. ''Petugas gabungan dikerahkan dalam upaya evakuasi,'' ujar Dandim 0607 Kota Sukabumi, Letkol Infantri Danang Prasetyo Wibowo.
Banjir DKI
Sementara, banjir yang melanda Jakarta sejak Selasa (22/9) dini hari belum surut sepenuhnya. Masih terdapat enam rukun tetangga (RT) yang tergenang hingga pukul 15.00 WIB, kemarin. Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Insaf mengatakan, sebanyak lima RT yang masih tergenang berada di Jakarta Barat. Ketinggian air di lima RT itu 10 hingga 30 sentimeter (cm).
Satu sisanya adalah RT di Jakarta Utara. "Ketinggian air 10 - 30 cm," kata Insaf dalam keterangan tertulisnya, Selasa. Adapun tiga kota lainnya, lanjut dia, sudah surut sepenuhnya. Jakarta Pusat surut pukul 08.00 WIB, Jakarta Selatan pukul 09.30 WIB, dan Jakarta Timur pukul 13.45 WIB.
Begitupun ruas jalan, sudah tak ada lagi yang tergenang. Warga yang mengungsi dilaporkan juga sudah tidak ada lagi. Sebelumnya, sejak Selasa dini hari, banjir merendam 49 RT yang tersebar di kelima kota administratif Jakarta. Terdapat pula 15 warga yang terpaksa mengungsi. Banjir dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi di Jakarta. Ditambah pula dengan adanya air kiriman dari Bogor melalui Kali Ciliwung.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, wilayah Jabodetabek bakal diguyur hujan selama sepekan ke depan. Hujan juga berpotensi disertai petir dan angin kencang.
"Saat ini wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat umumnya masih harus waspada potensi hujan sedang hingga lebat (selama) sepekan ke depan," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin kepada Republika, Selasa (22/9).
Miming menambahkan, khusus untuk wilayah Jabodetabek, terdapat pula potensi hujan yang disertai kilat/petir dan angin kencang. "Terutama pada siang atau sore hari," ucapnya.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk bersiap-siaga menghadapi banjir. Terutama warga yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung, Sungai Pesanggrahan, dan anak sungai di seluruh Jakarta.
"Dengan memperhatikan prakiraan cuaca dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh faktor cuaca tersebut, BNPB mengimbau agar masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam siaran persnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor juga mencatat 39 titik bencana alam di Kabupaten Bogor pasca hujan lebat pada Senin (21/9) malam. Data tersebut masih berupa data sementara sebab BPBD masih melakukan pendalaman di lapangan.
Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor, Budi Pranowo mengatakan meskipun sejumlah bencana alam seperti tanah longsor, banjir bandang, rumah ambruk, hingga angin puting beliung terjadi, dari 39 titik tersebut tidak terdapat korban jiwa. “Untuk sementara tidak ada korban jiwa,” kata Budi melalui keterangan tertulisnya, Selasa (22/9).
Sejumlah personel dari timnya juga sudah dikerahkan ke beberapa lokasi bencana alam. Salah satunya ke titik bencana paling parah yakni di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan. Pasca dilanda banjir, terjadi kerusakan pada delapan unit rumah.
Budi merincikan, kerusakan tersebut terjadi pada dua unit rumah dengan kerusakan sedang, tiga unit rumah dengan kerusakan ringan, tiga unit rumah dengan kerusakan ringan, tiga unit rumah terdampak, dan dua fasilitas umum terdampak. “Ada enam KK mengungsi ke rumah saudaranya. Dua korban yang sempat terjebak juga sudah dievakuasi Desatana dan aparat setempat,” ujarnya.
Sementara itu, kondisi di beberapa titik bencana juga sudah kondusif. “Tapi ini masih sementara, ya. Kita masih lakukan assesment di lapangan,” tutur Budi.
@republikaonline Detik Detik Mobil Hanyut Tersapu Banjir Bandang di Sukabumi. Update berita terbaru tentang Banjir Sukabumi hanya di Republika.co.id ##Banjir ##Sukabumi ♬ original sound - Republika
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.