Uswah
Brigjen TNI Tetty Melina: Jilbab Bukan Penghalang
Meski di kantor berstatus sebagai jenderal, Tetty tetap menghormati peran suami sebagai imam.
Langkahnya berderap khas tentara. Dengan seragam loreng hijau TNI AD, jenderal bintang satu itu memasuki ruangan. Tim Republika pun dipersilakan duduk.
Terdengar lamat-lamat suara murotal dari meja kerjanya. Tak lama berselang, azan Zhuhur berkumandang. Wawancara pun ditunda sebentar. Brigjen TNI Tetty Melina harus bergegas menunaikan shalat Zhuhur.
Tetty belum lama mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat. Pada Jumat (24/7), dia dilantik oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa bersama 19 perwira tinggi lainnya.
Prestasi Tetty memang mentereng. Dia sempat mengemban tugas sebagai kepala hukum Kodam III/SIliwangi, komandan pendidikan Korps Wanita TNI AD di Lembang, serta ketua Sekolah Tinggi Hukum Militer yang bertugas mendidik para perwira untuk mengambil gelar sarjana dan magister hukum. Saat ini, Tetty memegang amanah sebagai direktur hukum TNI Angkatan Darat.
Seusai menunaikan shalat Zhuhur, Tetty memulai perbincangannya dengan Republika tentang bagaimana dia bisa meraih karier hingga seperti sekarang. Lulusan Seskoad angkatan 2008 ini menjelaskan, ketertarikannya untuk terjun ke dunia militer tak lepas dari rekam jejak keluarga.
Ayahnya, Sersan Parlagutan Lubis, adalah veteran dan pejuang kemerdekaan. Almarhum tercatat sebagai veteran dan pejuang kemerdekaan dalam kesatuan Heiho (tentara pembantu yang diisi orang Indonesia).
“Ayah saya veteran RI. Pangkat terakhirnya sersan. Jadi, dari sana juga mungkin saya berkeinginan mengabdi di dunia militer,” ujar dia di kantor Ditkumad, Jakarta, Senin (24/8).
BRIGJEN TNI TETTY MELINA
Tak hanya punya darah tentara, Tetty sudah tertarik dengan dunia hukum semasa kuliah. Dia memutuskan untuk mengambil studi di Fakultas Hukum Universita Jambi.
Selepas lulus kuliah, Tetty memutuskan untuk melamar menjadi tentara. Dia lantas mengikuti Sekolah Perwira Wajib Militer (sekarang Sepa PK TNI) dan lulus dengan pangkat letnan.
Hingga kini, Tetty telah melaksanakan dinas militer selama 28 tahun. Dalam rentang waktu tersebut, dia berharap pengabdiannya kepada negara dapat membantu memperkokoh kesatuan dan persatuan Indonesia.
Tetty menjelaskan, prajurit merupakan alat negara yang punya peran mulia bagi bangsa. Terlebih, sistem pertahanan Indonesia menganut sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata), yakni dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Persatuan dan kesatuan bangsa pun perlu diperjuangkan dalam keseharian. Dengan demikian, dia berharap Indonesia menjadi negara yang adil dan makmur yang tetap pada haluan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 (UUD 45).
Bagi Tetty, segenap tantangan selama menempuh karier di dunia militer merupakan sesuatu yang pasti ditemui. Tetty pun menjalaninya dengan tekad yang kuat. Karena itu, selama menjalani pendidikan, Tetty tak pernah menghilangkan mimpinya untuk mengabdi di dunia militer.
Tetty menyadari dunia militer adalah ladang pengabdian baginya kepada negara. Setiap tugas negara akan dijalani dengan sekuat tenaga sesuai dengan sumpah prajurit dan Sapta Marga yang diucapkan sejak memasuki kesatuan TNI.
Jenderal berjilbab dan ibu dua anak
Menjadi perempuan berjilbab dengan pangkat sebagai brigadir jenderal TNI AD merupakan prestasi bagi Tetty. Dia menegaskan, jilbab bukanlah hal yang perlu dianggap sebagai penghalang karier di dunia militer.
Menurut dia, selama ada kemauan, usaha, dan tekad yang kuat, seseorang akan meraih cita-citanya. “Fotografer saya, anak-anak buah saya, ada juga yang berjilbab. Jadi, jilbab tak sama sekali menjadi penghalang karier di dunia militer,” kata Tetty.
Di sisi lain, Tetty juga menceritakan pengalamannya dalam mengatur ritme karier dan keluarga. Ibu dari dua orang anak ini mengaku sangat mensyukuri perannya sebagai ibu di rumah dan memiliki rekan hidup seperti suaminya yang saling mengisi satu sama lain.
Dia pun menegaskan, pentingnya berbagi peran di rumah. Meski di kantor dia berstatus sebagai jenderal, Tetty tetap menghormati peran suami sebagai imam dalam keluarga.
“Rumah itu kan iman. Artinya, kita juga perlu menjadi teladan bagi anak-anak kita. Menanamkan keimanan agar menimbulkan keharmonisan dalam hidup,” ujarnya.
Profil
Nama lengkap: Tetty Melina
Tempat, tanggal, lahir: Padang Sidempuan, 23 Mei 1966
Riwayat pendidikan umum: S1 Hukum (1991), S2 Magister Hukum (2005), S3 bidang Hukum (2018).
Pendidikan militer: Sepa Wamil (1992), Sussarcab Um (1992), Sekalihpa (1998), Selapa Kum (2001), Seskoad (2008), Sesko TNI (2018).
Riwayat tanda jasa: bintang K. E. P Nararya, S. L Kesetiaan VII Tahun, S. L XVI Tahun, S. L Kesetiaan XXIV Tahun, S. L Dwidja Sistha, Sl. L Sistha Ulangan I
Riwayat jabatan: Kadepbandukkum Pusdikkum (2010), Waka Kumdam III (2011), Kakumdam III (2013), Danpusdik Kowad (2015), Pamen Denmabesad (2018).
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.