Petugas kesehatan beraktivitas saat pelaksanaan Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Selasa (25/8). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Nasional

Riset Vaksin Dikebut

Pengembangan vaksin Merah Putih sudah sekitar 40 persen.

BANDUNG -- Tim penelitian uji klinis vaksin Covid-19, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran mempercepat uji klinis vaksin kepada relawan dengan harapan pada Oktober mendatang sudah menghasilkan laporan. Selanjutnya pada Januari 2021 vaksin Covid-19 ditargetkan bisa diproduksi secara massal. 

"Kita akan melakukan percepatan dengan menambah frekuensi pemeriksaan daripada sukarelawan. Yang tadinya dalam satu tempat penelitian itu dimulai jam 11.00 WIB tapi kita minta dua kali jam 11.00-15.00 WIB, jadi kita dua kali lipat jadi selesainya lebih cepat," ujar Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19, Prof Kusnandi Rusmil di Puskesmas Garuda, Selasa (25/8).

Sebelum-sebelumnya, ia menjelaskan uji vaksin dilakukan kepada 20-25 relawan perhari di satu titik lokasi. Namun, saat ini ditambah menjadi 50 orang relawan perhari. Sehingga katanya Oktober mendatang dapat menghasilkan laporan dan akhir tahun dapat produksi vaksin Covid-19. 

"Jadi 50 orang perhari, diharapkan Oktober sudah bisa bikin laporan sehingga pada akhir tahun ini kita bisa produksi vaksin," katanya. 

Menurutnya, percepatan uji klinis vaksin dilakukan karena saat ini obat Covid-19 belum ditemukan, banyak masyarakat yang terpapar virus tersebut. Ia menegaskan, uji klinis vaksin tetap berjalan hingga Maret 2021 mendatang namun dipercepat difokuskan kepada 540 relawan tahap pertama. 

"Tetap jalan sampai akhir Maret (penelitian) tapi pada awalnya 540 dulu relawan," katanya. Ia menambahkan, sebanyak 110 telah divaksin Covid-19 dan akan bertambah menjadi 220 orang yang telah terdaftar akan disuntik. 

Pasca penyuntikan terhadap belasan relawan, menurutnya, tidak terdapat keluhan yang dirasakan relawan. "Kayaknya happy-happy aja jalan-jalan kemana-mana, tidak ada keluhan malah saya telepon biasa saja malah lagi jalan-jalan tapi itu tetap dipantau semuanya," katanya.

Ia pun menyambut positif Gubernur Jabar, Kapolda Jabar dan Pangdam III Siliwangi yang mendaftarkan diri menjadi relawan uji klinis. Menurutnya, para petinggi jabar tersebut memberikan contoh kepada masyarakat bahwa vaksin diperlukan agar terhindar dari covid-19. 

"Positif saya, saya senang sekali kenapa, karena memberi contoh pada masyarakat Jawa Barat bahwa vaksin ini memang sewajarnya harus ada sehingga masyarat Jabar sehat semuanya tidak ada yang kena Covid," katanya.

Kusnandi melanjutkan apabila uji klinis berhasil maka produksi vaksin akan dilakukan PT Biofarma dengan menggunakan bahan baku yang dibuat sendiri. "Tentu akan di pilih bahan dasarnya yang ada disini (Indonesia). Vaksin Merah Putih juga sama dari virus yang dimatikan juga," katanya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta, sebagian besar vaksin Covid-19 diproduksi di dalam negeri. Vaksin yang dimaksud yakni hasil komitmen Indonesia dengan Cina dan Uni Emirat Arab terkait pengadaan sebanyak 290 juta dosis vaksin untuk periode 2020-2021.

“Insya Allah ini kita sudah mendapat komitmen dari UEA dan Cina, total 290 juta vaksin, yang kita harapkan insya Allah sebagian besar diproduksi di Indonesia, sebagian diproduksi di luar negeri. Saya harap insya Allah nanti Januari sudah mulai kita vaksinasi,” ujar Presiden Jokowi saat kunjungan kerja ke Aceh, Selasa (25/8).

Komitmen pengadaan vaksin yang dimaksud presiden, rinciannya adalah sebanyak 20-30 juta vaksin untuk tahun 2020 ini. Sementara untuk kebutuhan pada kuartal pertama tahun 2021, pemerintah Indonesia bersama Cina dan UEA telah meneken komitmen pengadaan 80-130 juta vaksin. Sedangkan untuk kuartal kedua hingga keempat tahun 2021, pasokan yang sudah diamankan sebanyak 210 juta vaksin.

Kerja sama dengan beberapa negara di luar negeri memang dilakukan pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 secara cepat. Selain vaksin yang sedang disiapkan oleh Bio Farma dan Sinovac dari Cina, Indonesia juga melakukan riset secara mandiri yang dipimpin oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang disebut vaksin Merah Putih.

Di luar dua proyek tersebut, masih ada kerja sama lain yang dijalin antara perusahaan farmasi nasional dan luar negeri. Antara lain, Kalbe Farma dengan Genexine asal Korea Selatan. Vaksin yang ditargetkan masuk uji klinis tahap kedua pada akhir 2020 ini berjuluk ‘GX-19’.

Kemudian ada juga Kimia Farma yang bekerja sama dengan Group42, perusahaan riset berbasis di Abu Dhabi. Riset vaksin bersama Group42 ini juga menggandeng Sinopharm, sebuah pabrikan produk farmasi asal Cina. Selain itu, pemerintah juga masih menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini proses pengembangan vaksin Merah Putih sudah sekitar 40 persen. Proses yang saat ini dilakukan yakni pengembangan antigen dalam bentuk protein N dan protein S.

Protein tersebut akan dikembangkan dan dikloning dalam sel mamalia. Setelah itu, tahapannya adalah melakukan uji coba ke hewan. “Jadi tahapan pertama kita uji coba di hewan, kita harapkan uji coba hewannya sebelum akhir tahun sudah selesai,” kata Bambang.

Selanjutnya, jika sudah berhasil dilakukan uji hewan maka Lembaga Eijkman akan menyerahkan bibit vaksin yang sudah diuji ke hewan tersebut ke Bio Farma. Tahapan selanjutnya adalah uji klinis yang diperkirakan bisa dimulai pada awal tahun 2021.

“Perkiraan kami sekitar pertengahan tahun, sesudah Juli atau Agustus 2021 mudah-mudahan sudah bisa diproduksi massal untuk dilakukan dalam vaksinasi,” kata Bambang.

Berharap akhiri pandemi

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Pangdam/III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto dan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi memulai rangkaian sebagai relawan uji klinis vaksin Covid-19 produksi Sinovac, di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Selasa (25/8). Dalam kunjungan tahap I tersebut, Ridwan Kamil melakukan pengecekan kesehatan fisik.

“Vaksin ini akan hadir dan ending dari pandemi sudah mulai terlihat, mohon doanya, kami juga sudah kelelahan terhadap isu ini. Mohon doanya mudah-mudahan ini lah jalan yang Allah berikan di ujung pandemi dan kita bisa hidup normal, lebih baik dan produktif lagi di 2021,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

photo
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) didampingi istrinya Atalia Praratya (kiri) menunjukkan nomor antrean Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Selasa (25/8). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjalani rangkaian awal Uji Klinis Vaksin Covid-19, yakni pemeriksaan kesehatan dan uji usap (swab test) sebelum menjalani penyuntikan vaksin Covid-19 - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Emil menjelaskan, dalam pemeriksaan tahap I ini, dilakukan prosedur pengetesan swa lagi. Hal ini dilakukan untuk dilihat apakah aman untuk melaksanakan tes kedua atau tiga hari lagi. Yakni, di hari Jumat (27/8). “Dan selama proses ini kami akan diberi dua dosis vaksin secara umum satu kali di tahap kedua dan berikutnya di tahap ketiga,” ujar dia.

Tim penelitian uji klinis vaksin Covid-19, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran, menyatakan, uji klinis vaksin kepada relawan dipercepat dengan harapan pada Oktober mendatang sudah menghasilkan laporan. Selanjutnya pada Januari 2021 vaksin Covid-19 ditargetkan bisa diproduksi secara massal.

“Yang tadinya dalam satu tempat penelitian itu dimulai jam 11.00 WIB, tapi kita minta dua kali jam 11.00-15.00 WIB, jadi kita dua kali lipat jadi selesainya lebih cepat,” ujar Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19, Prof Kusnandi Rusmil di Puskesmas Garuda.

Pascapenyuntikan terhadap belasan relawan, menurutnya, tidak terdapat keluhan yang dirasakan relawan. Kusnandi melanjutkan, apabila uji klinis berhasil maka produksi vaksin akan dilakukan PT Biofarma dengan menggunakan bahan baku yang dibuat sendiri. “Tentu akan dipilih bahan dasarnya yang ada di sini (Indonesia),” ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat