
Internasional
Oposisi Rusia Koma di ICU
Oposisi Rusia itu diduga keracunan dari teh yang diminumnya.
MOSKOW -- Politisi oposisi Rusia, Alexei Navalny (44 tahun), Kamis (20/8), dinyatakan dalam kondisi koma di ruang perawatan intensif (ICU) di rumah sakit Omsk. Juru bicaranya menyatakan, ada dugaan Navalny meminum teh yang diracuni saat ia berada di kafe bandara.
Navalny jatuh sakit saat terbang dari Kota Tomsk di Siberia menuju Moskow. Hal ini dituturkan juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, kepada radio Echo Moskvy. Selama perjalanan, Navalny mulai berkeringat. Ia meminta Yarmysh terus mengajaknya bicara untuk mengalihkan perhatian dari kondisi badannya.
Navalny kemudian beranjak dan menuju toilet pesawat. Namun, ia kehilangan kesadarannya dan langsung dalam kondisi koma. Pesawat kemudian melakukan pendaratan darurat di Omsk. Navalny langsung dibawa ke rumah sakit di sana. Saat berita ini ditulis, Navalny dirawat di ruang ICU dalam keadaan koma dan dipasangi ventilator.
Para dokter di ambulans milik rumah sakit tempat Navalny dirawat tetap tutup mulut tentang diagnosis kondisi Navalny. Mereka hanya mengatakan, ada beberapa teori, salah satunya adalah keracunan.

Istri Navalny, Yulia, tiba di rumah sakit pada siang harinya. Namun, menurut Yarmysh, para petugas rumah sakit tidak mengizinkannya menengok suaminya. Mereka beralasan, sang istri tidak membawa surat nikah untuk menunjukkan statusnya sedangkan sang pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri.
"Mereka tidak mengizinkannya (Yulia—Red) masuk karena pasien tidak menyetujui kedatangan pengunjung. Mereka benar-benar mengatakan itu," kata Yarmysh.
Dokter yang merawat Navalny, Yaroslav Ashikhmin, mengatakan kepada media independen Meduza bahwa ia sedang mengupayakan agar Navalny dipindahkan ke klinik di Hanover, Jerman, atau Strasbourg di Prancis.
Juru bicara istana kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan, mereka harus menunggu hasil tes pemeriksaan Navalny. Sementara, kantor berita pemerintah Tass menyebutkan, polisi menampik kemungkinan keracunan yang disengaja. Tass mengutip sebuah sumber di kepolisian yang mengatakan, "Tidak menutup kemungkinan ia (Navalny—Red) sendiri yang meminum atau mengonsumsi sesuatu."
Yarmysh pun mencicit di Twitter, membalas kutipan tersebut. "Tentu saja. Hanya saja tehnya bermasalah. Ini yang akan terjadi pada propaganda pemerintah—berteriak-teriak bahwa tidak ada peracunan yang disengaja, dia (keracunan) secara tidak sengaja, atau dia melakukannya sendiri," cicitnya.
Seperti halnya oposisi di Rusia, Navalny kerap ditahan penegak hukum dan menjadi bulan-bulanan kelompok pendukung penguasa. Pada 2017 Navalny diserang sejumlah orang dengan menyiramkan antiseptik ke wajahnya sehingga merusak salah satu matanya.
Tahun lalu, Navalny dibawa ke rumah sakit dari penjara tempat ia ditahan. Timnya mengatakan, ada kemungkinan Navalny keracunan. Para dokter kemudian mengatakan, ia menderita alergi parah dan kemudian dikembalikan ke penjara keesokan harinya.
Navalny adalah oposisi yang paling terpandang di Rusia. Ia sempat menantang Presiden Vladimir Putin dalam pemilihan presiden (pilpres) 2018. Namun, ia kemudian dilarang mengikuti pilpres.

Para pengamat menilai, Navalny menjadi ancaman tersendiri bagi Kremlin karena tingkat dukungan pada Putin menurun tahun ini ke kisaran 60 persen. Warga frustrasi di tengah pandemi Covid-19 dan merosotnya ekonomi. Menurut pengamat, Abbas Gallyamov, kemampuan Navalny menggiring massa menentang para kandidat dukungan Kremlin menjadi tantangan tersendiri menjelang pemilihan umum parlemen 2021.
Navalny bukan sosok oposisi pertama yang menderita keracunan misterius. Pada 2018 Pyotr Verzilov, anggota kelompok aksi Pussy Riot, sempat dirawat di ICU. Ia diduga keracunan dan akhirnya diterbangkan ke Berlin untuk perawatan.
Aktivis oposisi Vladimir Kara-Murza juga dirawat dua kali dengan gejala keracunan, yaitu 2015 dan 2017. Sedangkan, wartawan terkemuka Anna Politkovskaya dilaporkan keracunan pada 2004. Dua tahun kemudian, dia tewas dibunuh.
Sosok lain adalah Alexander Litvinenko, mantan agen Rusia yang keracunan radioaktif di London pada 2006. Ia akhirnya meninggal dunia.
Siapa Navalny?
Alexei Navalny lahir pada 4 Juni 1976. Putra petinggi militer Rusia ini besar di Obninsk, sekitar 100 kilometer dari Moskow. Ia meraih gelar bidang hukum dan sempat mendapat beasiswa Yale, Amerika Serikat. Ia juga belajar tentang sekuritas dan ekonomi serta sempat memiliki saham di sejumlah perusahaan besar Rusia.
Yayasan yang didirikan Navalny, Foundation for Fighting Corruption, telah mengungkap sejumlah korupsi di kalangan pejabat, termasuk di level tertinggi. Ia kerap mengunggah hasil temuan yayasannya di akun Youtube. Unggahannya ditonton jutaan orang.
Bulan lalu, ia harus menutup yayasannya setelah dililit masalah keuangan akibat kalah dari tuntutan Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha yang dekat dengan istana.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.