Kabar Utama
RI-Cina Sepakati Kerja Sama Vaksin
Salah satu kerja sama berupa penyediaan 40 juta dosis vaksin hingga Maret 2021.
SANYA -- Indonesia menyepakati kerja sama vaksin dengan sejumlah perusahaan farmasi Cina, Kamis (20/8). Hal itu disepakati di sela pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dengan Menlu Cina Wang Yi serta beberapa pihak terkait di Sanya, Provinsi Hainan, Cina.
RI melalui Biofarma melakukan kesepakatan dengan tiga perusahaan farmasi Cina, yakni Sinovac, Sinofarm dan CanSino. "Ada dua yang ditandatangani untuk ketersediaan vaksin hingga 40 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021," ujar Menlu Retno dalam pengarahan media secara daring, Kamis (20/8) malam.
Sementara itu, dokumen kedua yang ditandatangani oleh Sinovac dan Biofarma adalah MoU untuk komitmen vaksin 2021. Ini berarti, Sinovac akan memberikan prioritas kepada Biofarma untuk ketersediaan vaksin setelah Maret 2021 hingga akhir tahun 2021. "Ini adalah kerja sama yang cukup panjang antara Biofarma dan Sinovac," ujar Retno.
Erick Thohir yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) meyakini Indonesia memiliki ketahanan kesehatan. Kunjungannya bersama Menlu ke Cina, menurutnya, untuk memastikan transformasi industri kesehatan RI.
"Biofarma bekerja sama dengan Sinovac adalah sebuah kerja sama yang win-win, artinya menang-menang, bahwa Biofarma tidak hanya tukang jahit saja,” ujar Erick.
DIa menjelaskan,kerja sama ini adalah bentuk kerja sama yang saling menularkan pengetahuan dan teknologi mengenai perkembangan masing-masing penelitian. Dalam pertemuan dengan Sinovac maupun CanSino, Erick memastikan adanya transfer teknologi, bukan sekadar membeli.
"Ini yang saya bawa kita semua agar bisa segera bangkit dari Covid-19 sesuai dengan timeline yang sudah dipastikan oleh ibu Menlu tadi. Bagaimana imunisasi massal untuk bangsa RI bangsa Indonesia bisa segera awal tahun depan," kata Erick.
Setelah melakukan kunjungan ke Cina, kedua menteri akan mengunjungi UEA untuk kerja sama vaksin dan kerja sama bilateral lainnya.
Bio Farma dan Sinovac saat ini sedang melakukan uji klinis tahap tiga vaksin Covid-19.Produksi massal vaksin ditargetkan bisa dilakukan pada Januari 2021.
Selain vaksin yang sedang disiapkan oleh Bio Farma dan Sinovac, Indonesia juga melakukan riset secara mandiri yang dipimpin oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Di luar dua proyek tersebut, masih ada kerja sama lain yang dijalin antara perusahaan farmasi nasional dan luar negeri. Antara lain, Kalbe Farma dengan Genexine asal Korea Selatan. Vaksin yang ditargetkan masuk uji klinis tahap kedua pada akhir 2020 ini berjuluk 'GX-19'.
Selain itu, ada juga Kimia Farma yang bekerja sama dengan Group42, perusahaan riset berbasis di Abu Dhabi. Riset vaksin bersama Group42 ini juga menggandeng Sinopharm, sebuah pabrikan produk farmasi asal Cina.
Sambil menunggu produksi massal vaksin, pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 merilis daftar obat-obatan legal yang direkomendasikan lima asosiasi dokter di Indonesia dalam penanganan Covid-19. Kelima asosiasi dokter ini sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk merumuskan daftar obat yang diberikan kepada pasien Covid-19. Selanjutnya, masing-masing fasilitas kesehatan bisa menyesuaikan dengan ketersediaan obat yang dimiliki.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemberian obat ini dibagi sesuai dengan tingkat keparahan gejala yang dialami oleh pasien positif Covid-19. Untuk pasien dengan gejala ringan, maka pasien diminta untuk melakukan isolasi mandiri dan diberikan vitamin C.
Selain itu, pasien bergejala ringan juga diberikan antivirus yang memiliki potensi untuk menyembuhkan Covid-19. Jenis antivirus yang telah mendapat persetujuan dari 5 asosiasi dokter di Tanah Air, antara lain remdesivir, favipiravir, lopinavir, ritonavir, dan oseltamivir.
"Juga obat-obat lain untuk turunkan gejala seperti paracetamol untuk pasien yang alami demam lebih dari 38 derajat celcius," ujar Wiku menjelaskan.
Sedangkan untuk pasien Covid-19 dengan gejala sedang, jenis obat yang direkomendasikan adalah klorokuin, azytromycin, dan beberapa antikoagulan apabila ada potensi kemungkinan terjadinya penggumpalan darah.
Selanjutnya untuk pasien dengan gejala berat atau kritis, tenaga medis akan memberikan kortikosteroid dan antibiotik spektrum luas yang disesuaikan dengan perkembangan klinis pasien.
"Kami sampaikan ini dengan maksud agar seluruh tenaga kesehatan di Indonesia dapat memilih pengobatan terbaik," kata Wiku. Namun. Wiku memberi catatan kepada masyarakat umum bahwa obat-obatan yang tersebut merupakan jenis terbatas yang penggunaannya harus berdasarkan rekomendasi dan resep dokter.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.